Chapter 7

4.7K 169 6
                                    

Hai guys! Aku muncul lagi nih dengan part baru hihi:))))

Padahal aku baru pulang kuliah, tapi buat kalian apa sih yang enggak? Btw doain aku ya semoga uasnya lancar hihihi:)))))

Buat yang minta part ini secepatnya di post, jangan lupa vote+comment-nya ya!!*-*

Buat kalian semua yang baca juga jangan lupa vote dan comment-nya!*-*

Aku share foto Allisa pake baju hangat*-*

Semoga part ini gak mengecewakan ya:)))

I hope you like this story!:)

Happy reading guys and don't be a silent reader!*-*

(salam hangat, rindingdong)

********

Akibat pesan masuk yang dikirimkan Galang kepadaku tadi malam, aku baru tertidur pukul 3 pagi. Benar-benar gila rasanya ketika membaca isi pesannya. Dia mengigau-kah? Aku memilih untuk tidak membalas pesannya. Mungkin saja pikiran dia sedang kacau. Jadi kubiarkan saja pesan itu yang akhirnya membuat kepalaku dipenuhi tanda tanya besar.

"Alis, bangun!"teriak suara seseorang yang sudah amat kukenal. Siapa lagi kalau bukan Della.

"Apasih... gue masih ngantuk nih!"ucapku tanpa mau membuka mata dan kembali melanjutkan tidur. Namun Della tidak menyerah begitu saja, dia terus mengguncang-guncang tubuhku.

"Bangun sekarang atau muka lo bakal gue siram pake air panas?!"teriaknya lagi. Aku yang mendengar itu langsung terkesiap bangun dari tempat tidur. Dan melihat Della sedang menyeringai. Ih serem.

"Serem banget sih lo!"teriakku kesal padanya, lalu segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan pikiranku di pagi buta ini. Kudengar tawanya menggelegar sebelum aku menutup pintu kamar mandi.

Aku segera membilas tubuhku setelah berendam kurang lebih selama setengah jam. Aku segera memakai baju hangatku, ya aku suka sekali memakai baju hangat disaat musim panas sekalipun. Aku menyisir rambut panjangku dan menjepit poniku agar tidak menutupi mataku. Kakiku sudah sedikit membaik, sudah bisa digerakkan untuk berjalan.

Tidak lama setelahnya, aku mendengar ponselku berbunyi. Galang?

"..................."Aku mengangkatnya tanpa membuka suara terlebih dahulu.

"Soal sms gue kemarin itu lupain aja ya..."ucapnya membuka suara.

"Gue udah lupain kok!"ucapku cepat, seakan sangat bertolak belakang dengan apa yang aku katakan.

"Gue juga gak tau kenapa bisa lakuin itu. Sorry..."ucapnya lagi.

"It's okay!"ucapku sambil tersenyum tipis. Memaklumi sifatnya yang tidak teguh pendirian.

"Gimana kaki lo? udah mendingan?"tanyanya lembut.

"Ya begitulah..."

"Yaudah jangan dibawa gerak terus, nanti gak sembuh-sembuh..."ucapnya menasehati.

"Yayaya...."

"Yaudah gue tutup telponnya ya, bye..."ucap Galang sebelum mengakhiri panggilan telponnya.

Aku menghela napas begitu mendapat telpon dari Galang. Sudah kuduga dia sedang dalam keadaan kacau saat mengirimiku pesan tadi malam. Lagipula Galang sudah memiliki pacar dan tidak mungkin dia memiliki perasaan lebih terhadapku. Aku tidak boleh jatuh kedalam lubang yang sama. Aku tidak boleh mencintai seorang pria yang sudah memiliki pacar. Remember, you can open your heart for someone who loves you!

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang