Chapter 31

2.3K 95 4
                                    

Selamat malam semua! Aku ngetik ini berjam-jam. Ketik hapus ketik hapus. Semoga suka ya!
Happy Reading!

Aku begitu suka menatap ke langit, entah untuk merenung ataupun sekedar untuk dipandang. Menatap langit di malam hari membuatku mengerti bahwa hari ini akan berganti dengan esok hari, berganti dengan semangat yang semakin membara, berganti dengan segala sikap yang lebih baik, namun ada satu hal yang tidak akan terganti... rasa cintaku padamu akan abadi....
Aku semakin mengerti akan sikap Galang, dia sesosok pria yang begitu menyayangiku, walaupun tidak berteguh pendirian. Aku tau kenapa dia bersikap seperti itu, dia hanya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada sehingga ia ingin melakukan semuanya tanpa ia tau resiko yang akan ia hadapi nantinya. Tapi, bukankah mencintai juga harus menerima kekurangannya? Itulah yang aku lakukan saat ini, mencoba menerima sifatnya yang tidak teguh pendirian, mungkin dengan adanya kehadiranku disampingnya... aku bisa membuatnya menjadi pria yang berteguh pendirian.
Suatu pernikahan harus didasari dengan cinta, kepercayaan dan juga kasih sayang untuk saling menguatkan pondasi dalam suatu hubungan yang akan dibangun. Aku akan belajar menjadi seorang istri yang berbakti pada suami. Aku harus selalu mendukugnya di kala susah maupun senang. Aku harus selalu berada disampingnya hingga ajal menjemput salah satu diantara kami. Dan aku sudah menetapkan hatiku hanya untuknya seorang, calon imamku.... Galang Airlangga.
"Lang, kamu udah yakin mau menikahi aku?"tanyaku pada Galang yang sedang menyesap coffe late kesukaannya. Aku takut dia akan menyesal nantinya, terlebih aku tidak begitu bisa memasak.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"tanyanya bingung, sambil meletakkan cangkirnya ke atas meja. Dia menatapku dengan kening berkerut, "Memangnya ada yang mengganjal di hati kamu?"
"A-aku cuma takut kalau kamu akan menyesal nantinya. Kamu kan tau kalau-"ucapanku terputus karena Galang langsung melanjutkan pembicaraanku.
"Karena kamu gak bisa masak kan maksud kamu?"tanyanya sambil melipat tangannya didepan dada. Aku menganggukkan kepala pelan sambil memainkan jemariku diatas meja.
Galang tersenyum manis sambil menatapku dengan matanya yang selalu menghipnotisku, "Aku cinta kamu apa adanya, gak peduli dengan kekurangan yang kamu miliki. Yang terpenting buatku, kamu selalu ada disisiku selamanya..."
Wajahku memerah begitu mendengar setiap kata yang ia ucapkan untukku, benarkah seperti itu? Berarti aku tidak salah memilih pasangan hidup, ya dia memang pria yang tepat untuk kujadikan imam dalam keluargaku nanti.
"Cepat dihabiskan green tea-nya...."ucapnya lagi, lalu meremas jemari yang berada di atas meja. Aku menatap jemari kami yang saling bertaut dan tersenyum tipis. Beginikah rasanya bila sedang bersama seseorang yang mencintai dan kita cintai?
"Lang, aku suka kamu yang seperti ini."ucapku tulus sambil menatap ke kedua bola matanya. Dia tampak terkejut lalu tesenyum sambil menunjukkan lesung pipinya. "Aku suka kamu yang bicara apa adanya. Dan yang pasti, aku suka kamu yang gak ngegombal terus."ucapku lagi sambil tersenyum menunjukkan deretan gigiku yang putih.
"Iya aku tau..."ucapnya, lalu mencium punggung tanganku dengan lembut.
--
Sudah seminggu ini aku tidak boleh ketemu sama Galang, kami sedang dalam masa pingitan. Aku rindu sama pria yang sudah menjungkirbalikkan hatiku, Galang.
Dia lagi ngapain ya sekarang?
Udah makan apa belum?
Dia kangen gak ya sama aku?
Ponselku berdering, kubuka LINE dan tersenyum begitu dia mengirimiku pesan singkat dengan stiker couple yang lagi kissing...
Galang Airlangga : Aku kangen kamu. Kangen cium kamu juga.
Masih mesum ternyata. Aku dengan cepat membalasnya sambil cekikikan.
Allisa Maulidina : Aku gak kangen sama kamu masa....
Tidak lama dia membalas dengan mengirimkan sebuah stiker beruang sambil menangis.
Galang Airlangga : *Nangis guling-gulingan*
Aku tertawa begitu membaca chat darinya, dasar Galang... ini nih yang bikin aku makin sayang sama dia... lucu.
Allisa Maulidina : Aku kangen kamu juga kok. Kamu udah makan?
Galang Airlangga : Udah dong. Mau tau gak aku makan apa?
Allisa Maulidina : Gak ah, aku kan gak kepo kayak kamuuuu.
Galang Airlangga : Aku makan cumi dong. Enak loh, makanya kamu kerumah aku dong.
Allisa Maulidina : Dih, bilang aja mau ketemu sama aku kan?;p
Galang Airlangga : Tau aja kamu. Aku kangen pengen peluk{}
Allisa Maulidina : Sabar.... tiga hari lagi kita ketemu kok... aku peluk balik ya dari sini {}
Galang Airlangga : Hangat dipeluk kamu.
Allisa Maulidina : Lang, jangan ngegombal.
Galang Airlangga : Oke oke...
Tidak kubalas lagi chat darinya, karena rindu ini semakin sesak. Aku rindu kamu Galang. Aku segera membuka jendela kamarku dan menatap langit sore yang hari ini terlihat sangat gelap. Angin bertiup kencang sehingga membuatku segera menutup kembali jendela kamarku. Sepertinya akan turun hujan.
Ponselku berdering kembali, namun kali ini bukanlah Galang melainkan Della. Dia menelponku, hm ya... dia baru pulang honeymoon sama Kak Rangga. Aku segera mengangkat telpon darinya.
"Ya halo..."ucapku membuka suara.
"Alis, gue kangen sama lo!"
"Gue juga kangen sama lo, Del. Gimana honeymoon-nya?"tanyaku penasaran sambil memainkan ujung rambutku.
"Hm, g-gimana ya.... ya gitu deh hehe..."ucapnya terdengar gugup. Kenapa dia jadi seperti ini? Lucunya...
"Gitu ya, mainnya rahasia-rahasiaan sama gue hfft..."ucapku pura-pura ngambek.
"Abisan malu kalo diceritain, ya nanti juga lo ngerasain sendiri sama Galang..."ucapnya yang membuat wajahku langsung merah merona.
"Rencana mau punya anak berapa sama Kak Rangga?"
"Hm, Kak Rangga sih maunya tiga."ucapannya membuatku terkejut. Tiga katanya? Apa Kak Rangga gak kasian sama Della yang bakalan ngerasain sakitnya melahirkan selama tiga kali?!
"Hah tiga?! Seriusan? Te-terus lo mau?!"tanyaku sambil membelalakkan mata karena terkejut.
"Iya serius, gue nolak. Dua aja udah cukup."lirihnya pelan.
"Terus Kak Rangga setuju?"
"Ya... mau gak mau ya dia akhirnya nerima keputusan gue."ucapnya terdengar sedih, apa mereka sedang bertengkar?
"Lo gak lagi bertengkar kan sama suami lo?"
"Gimana ya... hm, gue juga bingung sih sebenernya. Tapi gue rasa dia marah, apa gue iyain aja ya permintaan dia?"tanyanya ragu-ragu.
"Hm, gimana ya... gue juga bingung sih kalau gue ada di posisi lo. Tapi, seorang istri kan harus nurut sama perintah suami...."ucapku sambil memikirkan solusi dari masalah sahabatku ini.
"Iya maka itu gue berniat bilang ke dia kalau gue mau punya anak tiga seperti permintaan dia..."
"Yang terpenting buat gue, lo sama Kak Rangga cepet dikasih momongan."ucapku tulus.
"Amin, thank you Alis...."
--
Dua hari lagi aku akan sah menjadi istri dari seorang Galang Airlangga. Dan sudah hari ini pula dia tidak menghubungiku, aku kan kangen....
Aku segera membuka akun instagram-ku dan mem-post fotoku bersama Galang yang sedang berangkulan sambil tersenyum manis. Tak lupa beserta caption;
Aku. Rindu. Kamu.
Tidak lama banyak sekali notif yang menyukai foto yang baru saja aku post di instagram, tak lupa juga komentar-komentar lucu dari sahabatku;
@citradriansyah : Cie yang lagi kangen. Mau dong dikangenin sama Allisa xoxo...
@dellamaharani : Cie yang lagi kangen sama Audi. Ups Galang maksudnya ._.V
@Langalang : Aku juga kangen kamu, sayang. // @dellamaharani : Del jangan mulai -_-
@Maulidinalis : @Langalang kamu jangan dengerin Della ya '-' // @dellamaharani : Della jangan mulai ya-_- // @citradriansyah gue kangen sama anak lo nih huhu...
@AudiGarelio : @Langalang jangan cemburu lagi sama gue. Gue udah ada yang punya kok haha... *peluk anggra*
@dellamaharani : @Langalang jangan baper ya lang hahaha.... // @AudiGarelio lo pacaran sama Anggra yang mantannya GALANG?!
@Maulidinalis : @dellamaharani della mah, udah ah gue sign out! hff.
@citradriansyah : main sini kerumah, bawain makanan yang banyak tapi haha...
Kumatikan ponselku lalu berbaring di tempat tidur sambil menatap ke langit-langit kamar, apa aku main aja ya kerumah Citra.... bosan juga hanya berdiam diri dirumah. Aku segera mengganti pakaianku dan turun ke lantai bawah sambil menyampirkan tasku dipundak.
"Mau kemana sayang?"tanya mama penasaran.
"Kerumah Citra, Ma....."
"Yaudah tapi jangan pulang malem, inget loh dua hari lagi kamu mau nikah."ucap mama memperingatkanku. Aku mengangguk lalu mencium punggung tangan mama.
"Siap ma, assalamualaikum...."
Sebelum kerumah Citra aku mampir ke toko mainan dan membeli banyak mainan untuk Afarah, dia pasti suka deh sama mainan yang kubeli. Begitu sampai dirumah Citra, yang membukakan pintu untukku Adrian. Dia tersenyum manis sekali, ah senyum yang selalu aku suka sejak dulu.
"Hei Allisa, ayo masuk..."ucapnya sambil membukakan pintu untukku, aku segera mengikutinya ke halaman belakang dan melihat Citra sedang bermain dengan Afarah.
"Tanteeeeee, Afalah kangen sama tante..."ucapnya sambil berlari kedalam pelukanku. "Tante, mau ciummmm."rajuknya manja.
Aku segera mencium kedua pipinya dengan sayang, "Tante bawain kamu mainan loh..."ucapku yang lalu disambut dengan tatapan berbinar dari Afarah.
"Bawain mainan apa tante?"tanyanya penasaran. Aku segera memberikan boneka Jerapah berukuran besar kepadanya. Dia tersenyum senang dan memeluk bonek dariku dengan erat.
"Makasih banyak tante... Afalah sayang tante."ucapnya sambil mencium boneka pemberianku.
Kami berempat makan malam dengan suasana hangat, Adrian dengan telaten menyuapi Afarah makan. Semoga Galang juga bisa seperti Adrian nantinya. Citra makan dengan lahap dan kurasa dia sedang hamil.
"Cit, lo lagi hamil ya?"tanyaku penasaran ketika kami sudah duduk di ruang tamu. Dia mengangguk pelan sambil tersenyum malu.
"Iya hehe..."ucapnya sambil tertawa pelan.
"Usianya berapa bulan?"
"Hm, baru 5 minggu."ucapnya sambil mengusap rambut Afarah dengan sayang.
"Wah selamat ya..."ucapku sambil menariknya kedalam pelukanku.
"Thank you, Alis. Semoga lo cepetan punya anak ya!"ucapnya sambil mengedipkan satu matanya ke arahku.
"Nikah aja belum...."ucapku sambil mencubit lengannya pelan.
"Ya nanti kalau udah nikah sama Galang. Siapa tau aja anak kita bisa besanan nanti."ucapnya sambil tertawa pelan.
"Jangan kumat ah gilanya. Kasian nanti Afarah kalau harus ikutin jejak lo hfft."
Tiba-tiba ponselku berdering dan aku tersenyum begitu melihat siapa yang menelponku. Galang.
"Ya halo...."ucapku sambil tersenyum manis.
"Kamu lagi dimana?"
"Lagi dirumah Citra hehehe...."
"Ngapain disana? Mau ketemu Adrian?!"tanyanya terdengar tidak suka.
"Ih kok ngomongnya gitu sih?"
"Terus ngapain kesana? Udah malem juga, bahaya buat kamu."
"Aku kan pengin ketemu Afarah sekalian silaturahmi..."
"Aku kira kamu mau ketemu Adrian."
"Jangan cemburu, lagipula aku udah mau pulang ini..."
"Tunggu disana, biar aku yang jemput."
"Kita kan lagi dipingit!"
"Pokoknya tunggu disana. Aku kesana sekarang."ucapnya, lalu mematikan sambungan teplon secara sepihak.
Aku kembali ke ruang tamu, begitu kulihat Citra sedang berbincang dengan Adrian. Memang serasi mereka....
"Cit, gue balik ya..."ucapku setelah duduk disebelah Citra.
"Dianter sama Adrian ya?"
"Eh gak usah, Galang mau jemput."
"Bukannya kalian lagi dipingit?"tanya Citra sambil menaikkan satu alisnya.
"Iya emang. Tapi dia ngotot mau jemput gue.."
"Itu tandanya dia sayang sama lo..."ucap Citra sambil terkekeh pelan.
Aku menunggu Galang di teras bersama Citra dan Adrian. Kami berbincang banyak hingga akhirnya orang yang ditunggu pun datang. Dia menunjukkan raut wajah kesal begitu melihat Adrian duduk tidak jauh dariku. Sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lebih baik aku segera mengajaknya pulang.
"Kita pulang dulu ya.."pamitku pada mereka berdua. Galang pun segera membukakan pintu mobilnya untukku.
"Kamu gak dimarahin sama mama ngejemput aku disini?"tanyaku begitu Galang sudah menjalankan mobilnya.
"Enggak."jawabnya singkat dan tanpa menatapku. Apa dia marah?
"Kamu udah makan?"
"Udah."
"Kamu kenapa sih? Kok jawabnya singkat-singkat gitu?"tanyaku sambil menghadapkan tubuhku ke arahnya. Namun dia masih fokus menatap lurus kedepan.
"Kamu masih suka sama dia?"
"Hah? Suka? Sama siapa?"
"Adrian. Kamu masih ada rasa sama dia?"
"Mulai lagi deh... kemarin Audi sekarang Adrian. Kenapa kamu selalu cemburu buta gini?"
"Aku cuma takut kehilangan kamu."ucapnya tanpa mau menatapku.
"Aku cuma sayang sama kamu Galang... kalau aku gak sayang dan cinta sama kamu, mana mau aku nikah sama kamu?"
"Ya siapa tau aja kamu terpaksa karena Adrian udah jadi milik orang lain."ucapnya yang membuat amarahku langsung naik seketika.
"Apasih maksud kamu?! Jadi kamu gak percaya sama aku?!"tanyaku kesal. Dia segera memberhentikan mobilnya dan menatapku kesal. "Lebih baik aku turun disini aja. Aku gak mau nanti malah ngeluarin kata-kata yang bakal bikin kita menyesal nantinya."ucapku, lalu membuka pintu mobil namun gerakanku ditahan olehnya.
"Jujur sama aku... apa kamu masih ada rasa sama dia?"
Aku menghela napas dengan kesal, "Aku. Udah. Gak. Ada. Rasa. Sama. Dia."ucapku dengan memberikan tekanan disetiap kata yang aku ucapkan.
"Oke, aku minta maaf."ucapnya, lalu menarikku kedalam pelukannya. Aku diam dan tidak membalas pelukannya.
"Aku mau pulang sekarang."
Selama perjalanan kami hanya diam, aku malas berbicara dengannya. Aku kangen sama dia tapi dia malah membuat pertengkaran seperti ini. Namun aku tetap membiarkannya menggenggam jemariku.
"Makasih udah nganterin aku."ucapku tanpa menatap matanya. Aku segera membuka pintu mobil namun lagi-lagi ditahan olehnya. "Apa lagi?"tanyaku kesal.
CUP
Dia mencium bibirku kilat, "Maafin aku ya..."ucapnya setelah mencium bibirku lembut. Aku diam dan hanya menatap matanya yang menyiratkan penyesalan.
"Kenapa kamu selalu cemburu buta gitu sih sama Adrian?"tanyaku penasaran.
"Karena dia yang bikin kamu nutup hati untuk laki-laki yang ingin kenal lebih dekat dengan kamu."ucapnya sambil mengelus punggung tanganku.
"Tapi kamu harusnya percaya sama aku...."ucapku sambil menatap matanya.
"Iya, maafin aku ya?"
"Iya."ucapku lalu mengecup pipinya sekilas. "Kamu hati-hati dijalan. Jangan kebut-kebutan. Oke?"
"Oke!"ucapnya sambil tersenyum menunjukkan lesung pipinya.
Begitu aku masuk kedalam rumah, mama menatapku horror. Aku terkekeh pelan sambil meremas ujung bajuku. Pasti mama tau kalau aku dianter sama Galang... mati aku.
"Bagus ya...."
"Hehehe bagus apanya ma?"tanyaku pura-pura tidak tahu.
"Dianter sama Galang dan pulang malam!"
"Dia yang ngotot mau jemput aku dirumah Citra, ma..."ucapku sambil menggigit bibir pelan.
"Kamu tolak dong, kalian kan lagi dalam masa pingitan!"
"Iya iya, Allisa minta maaf ma.... gak lagi-lagi deh."ucapku merasa bersalah.
"Siniin ponsel kamu."ucap mama sambil bertolak pinggang. Aku memberikan ponselku dengan ragu kepada mama.
"Ponsel mama sita sampe hari H!"ucap mama, lalu segera berlalu dari hadapanku.
ADUH MATILAH AKU. Kalau Galang ngirim pesan yang aneh-aneh gimana?! Gimana kalo mama sama papa baca?
Tiba-tiba mama dan papa berteriak bersamaan.
Allisa aku gak bisa tidur kalau gak denger suara kamu......
Duh matilah aku! Itu pasti pesan dari Galang.... huaaaa maluuuuuu.
⭐⭐
Jangan lupa vomment-nya biar makin semangat nulisnya hehe:)
Baca juga yuk karyaku yg lain; This is Love & Kara
salam hangat dariku, rindingdong❤

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang