Chapter 29

2.1K 110 12
                                    

Selamat bermalam jum'at semua hahaha.
Aku lagi rajin update walaupun semakin kesini semakin dikit yg vote hehe.
Maaf kalo berantakan, aku posting lewat ponsel.
Selamat membaca & semoga suka!❤

#Audi POV
-Flashback-
Kala itu aku melihatnya.... melihatnya melamun sambil menatap langit di sore hari. Begitu cantik dirinya yang terkena silauan matahari pada sebagian wajahnya. Siapa namanya? Kenapa dia mampu menggetarkan hatiku seperti ini? Kuakui dia mampu membuatku luluh saat ini juga.... sama seperti Anggra yang kala itu mampu membuatku jatuh cinta begitu dalam terhadapnya.
Kutatap terus menerus wajahnya yang memancarkan keteduhan dari kedua bola matanya... sesekali ia bergumam sambil terus menatap ke langit. Seperti ada sesuatu yang ia pikirkan.
"Woy! Udah lama disini?!"ucapan Ata membuatku mengalihkan pandangan dari gadis itu. Aku tersenyum sekilas lalu menatap gadis itu kembali, "Gak juga sih."
Ata mengikuti arah pandanganku, "Lo liatin Kak Alis?"tanyanya sambil menepuk pundakku pelan. Aku hanya diam dan terus saja tersenyum sambil menatap mata indah gadis itu. Aku ingin memilikinya....
"Lo suka sama kakak gue?"tanyanya lagi sambil menggeser tubuhku agar ia bisa duduk disebelahku. Aku menoleh sekilas ke arahnya, "Ya.... sepertinya. Dia udah punya pacar?"tanyaku penasaran.
"Hm, lagi gak punya... dia masih stuck sama masa lalunya."jawabnya yang membuatku terperangah kaget. Aku kembali melihat ke jendela kamar gadis itu dan dia telah menghilang...
"Gagal move on gitu?"
"Gak juga sih, hm ya gimana ya... susah deh dijelasinnya. Yang pasti dia itu cinta mati sama temen di sekolahnya dulu."ucapan Ata membuatku sedih, apa dia semacam gadis yang kalau sudah cinta ya bakalan cinta mati?
"Kenalin gue sama dia dong."ucapku memohon, ingin sekali berbicara dengan gadis itu walaupun hanya sekilas. Ata berpikir lama sebelum menjawab pertanyaanku, "Kapan-kapan aja ya?"
Aku menautkan kedua alisku bingung, "Kenapa gak sekarang aja?"
"Dia itu lagi gak mau deket sama laki-laki."jawab Ata yang membuatku terperangah.
"Lah, emangnya lo bukan laki?!"
"Selain keluarga, maksud gue."ucap Ata sambil menggaruk kepalanya.
"Terus kapan gue bisa kenalan sama dia?"tanyaku penasaran.
"Kapan-kapan!"ucap Ata sewot.
Namun semua sudah terlambat begitu aku akhirnya bertatap muka dengannya. Ya, gadis itu bernama Allisa Maulidina. Aku melihatnya menangis kala itu, kuakui memang aku laki-laki paling brengsek yang dengan lancangnya merusak kebahagiaan perempuan yang paling aku cintai. Aku yang menyuruh Anggra untuk mencium Galang agar Allisa marah dan segera membatalkan pernikahan mereka. Tak perlu kalian tanya mengapa aku tau bahwa Allisa dan Galang akan melangsungkan pernikahan, aku tau semuanya karena akulah satu-satunya orang yang selalu mencari tau semua hal tentang Allisa tanpa sepengetahuan Ata.
Ini memang konyol, aku dan Anggra memang telah bersahabat sejak kecil karena orangtua kami pun bersahabat. Pada awalnya aku hanya ingin menjaga Anggra dari anak-anak nakal disekitaran kompleks rumah kami dulu namun semakin hari rasa itu tumbuh menjadi cinta. Namun ketika waktu itu aku menyatakan cintaku padanya, ia malah menangis dan berhambur kedalam pelukanku...
"Kakak telat."ucapnya sambil terisak.
"Te-telat?"tanyaku bingung sambil menautkan alis bingung.
"Aku udah jatuh cinta sama orang lain..."lirihnya pelan, kueratkan pelukanku.
"Sama siapa?"tanyaku berusaha tegar. Dia malah semakin menangis dan membuatku mengusap kepalanya pelan.
"Sama Ata."ucapnya setelah meredakan tangisnya. Aku langsung terperangah. "Dan aku baru aja jadian sama dia tadi malam."lanjutnya lagi.
Biarlah aku mengalah, toh suatu hubungan kan tidak ada yang tau kedepannya akan seperti apa. Bisa saja mereka putus, ya kan? Jadi, demi kebaikanku dan juga Anggra, aku berusaha menjadi teman baik untuk Ata, sehingga aku dan Ata bersahabat sampai Anggra putus hubungan dengan Ata. Serius, bukan aku yang membuat mereka putus, tapi memang hubungan mereka yang sudah tidak cocok.
Lalu, beberapa minggu kemudian... Anggra berlari menghampiriku dengan mata yang berbinar senang...
"Kak Audiiiiii."teriaknya sambil menghambur kedalam pelukanku.
"Iya?"tanyaku penasaran dengan sikapnya.
"Aku jadian sama Galang, yang waktu itu nganterin mamanya ke rumahku. Kakak masih inget kan?!"tanyanya antusias. Aku mengangguk pelan, kali ini aku keduluan lagi.
"Secepat itu kamu move on dari Ata?"tanyaku sambil menatap kedua bola matanya.
"Mungkin dengan cara ini, aku bisa melupakan Ata sepenuhnya...."lirihnya pelan. Kukecup keningnya dengan sayang, "Semoga kamu bahagia dengan pacar baru kamu."ucapku tulus.
Namun beberapa bulan kemudian, dia datang dengan ekspresi yang berbeda. Kali ini dia menunjukkan raut sedih, "Kakkkkk, aku sebel sama Galang. Dia selalu aja ngomongin perempuan lain di depan aku...."ucapnya sambil cemberut.
Kuusap kepalanya pelan, "Masa sih? Siapa namanya?"tanyaku pelan.
"Hm, males aku nyebut namanya. Yang pasti aku kesel sama Galang... tapi aku cinta sama dia...."ucapnya sedih, andai dia menyukaiku... kupastikan dia tak akan sedih seperti ini.
"Kalau kamu cinta, perjuangkan cinta kamu sampai dapat. Jangan pernah menyerah. Menyerahlah jika kamu memang merasa lelah untuk mempertahankannya."ucapku sambil memeluknya dan mengelus punggungnya lembut.
"Kalau kakak, gimana.... udah dapet pacar belum?"tanyanya sambil menatap mataku.
Aku menggeleng pelan, "Belum nih. Belum nemu yang seperti kamu."ucapku jujur. Namun dia malah tertawa dan menganggapnya lelucon. Ah yasudahlah......
Namun semenjak aku melihat Allisa di jendela kamarnya sore itu, perasaanku terhadap Anggra langsung lenyap seketika. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama ketika aku melihat gadis itu menatap ke langit dengan wajah yang terkena silauan matahari, sungguh cantik....
Namun baru kuketahui bahwa dia sudah menjalin hubungan dengan lelaki yang bernama Galang—mantan Anggra, you don't know how frustrated I am. Cinta pertama lo jatuh cinta sama Galang, lalu cinta yang lo yakinin bakal jadi cinta terakhir lo pun juga jatuh cinta sama Galang. WHY?!
Kalian boleh bilang aku seorang psikopat, karena aku tidak ingin gadis yang kuyakini sebagai cinta terakhirku direbut lelaki lain. Aku pada akhirnya mau menerima tawaran Anggra untuk berkerja sama menghancurkan hubungan Allisa dengan Galang, itupun terpaksa karena ya... mana ada sih yang rela kalau orang yang disayang malah mau nikah sama orang lain? selagi janur kuning belum melengkung, akan kuambil Allisa kesisiku.
Apasih yang diliat Allisa dari diri seorang Galang yang tidak berteguh pendirian?! Kenapa dia tidak bisa mencintaiku seperti ia mencintai Galang? Memangnya apa sih lebihnya Galang?!
Maaf yang terdalam kuperuntukkan pada Ata—Matahari Dwitya, sahabat baikku.
Maaf kalau apa yang akan kulakukan ini akan membuatmu benci kepadaku... semua kulakukan semata hanya ingin mendapatkan seluruh hati dan jiwa kakakmu. Andai waktu itu kau dengan senang hati mau memperkenalkan Allisa padaku... mungkinkah aku dan Allisa bisa bahagia bersama?
Aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkan apa yang memang seharusnya kuperjuangkan. Aku akan memperjuangkan Allisa sampai mati sekalipun. Aku tidak akan menyerah sampai Allisa mau mencintaiku seperti aku mencintai dirinya.. Aku cinta mati padanya.... cinta mati pada Allisa Maulidina. Seorang gadis cantik si penatap langit senja...
---
#Fathir POV
Aku terus saja menatap keluar pagar rumah, berharap Anggra lekas pulang. Kenapa dia suka sekali berbuat onar, huh? Baru saja Galang menelponku dan bilang bahwa Anggra ternyata masih berniat ingin menghancurkan hubungan Allisa dengannya...
Benar-benar sulit diatur anak itu, kalau mama sama papa tau masalah ini, satu-satunya orang yang akan disalahkan sudah pasti, akulah orangnya... memangnya hanya dia yang merasa sedih, terpuruk dan sebagainya.... akupun juga merasakan hal itu, bagaimana bisa aku tersenyum disaat orang yang kita sayang—Allisa, akan melangsungkan pernikahan dengan seseorang yang tidak lain merupakan sahabatku sendiri, Galang.
Harus dengan cara apalagi aku menasehatinya? Sudah ribuan nasehat kuberikan padanya, namun tak ada satupun yang ia dengar. Maunya apa anak itu? Apa dia ingin melihat kakaknya mati sebelum menemukan jodohnya?!
"Kak, ngapain berdiri disini? Nungguin aku ya?"ucap Anggra yang tiba-tiba sudah berada dibelakangku. Aku menatapnya tajam, "Kamu ini....."jedaku sesaat, "Kamu itu kenapa susah banget dibilangin sih?!"
"Maksud kakak apa sih?"tanyanya tanpa dosa.
"Sudah berapa kali kakak bilang, lupain Galang dan cari laki-laki yang beneran tulus cinta sama kamu!Bukannya mengejar-ngejar lelaki, harga diri kamu kemana hah?!"ucapku kesal, wajah adikku memerah begitu mendengar ucapanku barusan.
"Kakak kenapa tega ngomong gitu sama aku sih?!"ucapnya sambil meneteskan air mata. Jangan harap aku akan luluh dengan air matanya, sudah sering dia menangis namun dia tetap saja melakukan hal yang diluar dugaanku.
"Sudah kakak bilang, JANGAN PERNAH GANGGU HUBUNGAN ALLISA DAN GALANG LAGI!"ucapku keras sambil menggebrak meja didekatku. Anggra terkejut melihatku emosi seperti ini, biar dia kapok!
"Tapi kakak tuh harusnya seneng liat aku hancurin hubungan mereka!"
"Kakak sedih!Kakak merasa gagal mendidik kamu! Dan kakak malu punya adik seperti kamu!"ucapku sambil menatapnya tajam.
"......."
"Kalau kamu masih bertingkah konyol seperti ini, lebih baik kamu keluar dari rumah ini!"teriakku lagi.
"....."
"Kenapa diam? Kamu takut gak bisa beli segala kebutuhan kamu kalau kakak usir dari sini?!"
"Bu-bukannya gitu kak, tapi...."
"Tapi apa?!"
"Tapi aku gak akan pernah nyerah untuk perjuangin cinta aku!"
"Kamu itu kenapa pembangkang sekali?!"
"Kakak gak tau rasanya jatuh cinta...."ucapnya sambil menatapku tajam.
"Siapa bilang? Kakak tau... walaupun kakak cinta sama Allisa, kakak gak akan pernah mau merusak kebahagiaannya walaupun sulit kakak terima, tapi kalau sudah takdirnya dia bersama Galang. Kakak bisa apa?"ucapku sambil berusaha meredakan emosiku.
"Apa itu bisa disebut dengan cinta? Merelakan orang yang kita cintai bahagia bersama orang lain, bukankah itu hanya menyakiti hati diri kita aja?!"
"Bukankah itu yang disebut dengan cinta... merelakan meski tak rela... melepasnya meski tak ingin pisah... tapi bukankah melihat ia bahagia, kita juga akan tersenyum bahagia?"
"......."
"Kakak harap kamu bisa mengerti apa yang kakak maksud. Kakak harap kamu tau bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, kalau kamu merelakan.... akan ada jalan untuk kamu menemukan yang lebih baik dari Galang.... kakak yakin, suatu saat nanti kamu akan menemukan kebahagiaan itu meskipun bukan bersama Galang...."ucapku, lalu meninggalkannya menuju kamar.

Ayooo mana suaranya silent readers? Hehehe.
Aku akan update part berikutnya; minimal 20 votes dan 5 comments.
Yang sukaaa vomment-nya mana nih? Hahaha.
(Salam hangat, rindingdong)❤

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang