Chapter 8

4.1K 166 3
                                    

Haiiiiii semua, aku muncul lagi nih*-* Semoga kalian suka sama part yang ini yaaaaaa!!!! Maaf banget kalo feel-nya kurang dapet karena aku ngetik ini dengan pikiran bercabang. Lagi mumet-mumetnya analisis puisi dan sebagainya. Mohon do'anya ya biar tugas aku semuanya cepat kelar! Jadi bisa secepatnya update cerita ini:)))) Aku harap kalian tetep suka dan gak pernah bosen baca ceritaku. Dan aku mohon jangan pelit-pelit ya buat kasih 'vote' dan 'comment-nya'. Itu sangat penting buat aku supaya terus semangat lanjutin cerita ini. Pokoknya jangan bosen-bosen ya baca ceritaku ini. Btw, baca juga ya karya aku yang judulnya 'This Is Love'*-*
Ohya, kalian yang baik hati juga boleh kok rekomendasiin cerita aku ke temen-temen kalian, aku akan sangat berterima kasih sama kalian yang mau bantu aku berbagi cerita ini untuk dibaca semua orang:) Aku share fotonya Allisa yaaa!!!

Sorry, cuap-cuapnya kepanjangan hehehe:)))) I love you guys!!! mumumuaaaach :* Happy Reading Guyssssssssss!!!!! *-*

(Salam hangat, rindingdong)

******

Pagi ini aku bangun lebih awal, menunaikan ibadah sholat shubuh setelah mandi. Aku selalu merasakan ketenangan ketika selesai sholat. Setelahnya aku menguncir rambutku dan memoleskan bedak di wajahku tak lupa mengoleskan lisptick berwarna senada dengan bibirku. Aku segera menuruni tangga, membantu keluarga Della yang bersiap-siap untuk acara lamaran nanti malam. Mulai dari memasak, membersihkan rumah, mendekorasi ruangan semuanya aku kerjakan bersama sanak saudara Della. Aku senang bisa membantu untuk kelancaran acara lamaran nanti malam. Malam spesial untuk Della dan juga Kak Rangga.

Ketika aku sedang mengistirahatkan tubuhku yang penuh dengan keringat di teras, kulihat Galang datang sambil membawa bungkusan besar. Dia tersenyum manis padaku.

"Capek ya?"tanyanya sambil ikut duduk disebelahku.

"Menurut lo?!"tanyaku ketus. Aku tidak ingin mencari masalah dengan berdekatan dengannya.

"Kenapa sih lo jadi jutek sama gue?"

"Gue Cuma gak mau berurusan lagi sama cewek lo."ucapku tanpa menatap matanya.

"Emang harus kayak gini ya?"tanyanya lagi.

"Ya Cuma dengan cara ini yang bikin cewek lo gak nuduh gue cewek kegatelan!"

"Dimata gue lo gak seperti itu kok."

"Iya, tapi enggak di mata yang lain!"

"Plis, jangan giniin gue. Gue gak bisa jauh dari lo!"ucapnya yang membuatku mengerutkan kening bingung.

"Maksud lo apaan sih?!"tanyaku bingung.

"Ya ma-maksud gue....."ucapannya terputus karena Della muncul begitu saja sambil bersiul menggoda.

"Eh ada Galang."ucap Della sambil cengengesan.

"Ini ada titipan dari Bunda."ucap Galang sambil menyodorkan bungkusan yang tadi ia bawa pada Della.

"Apaan nih isinya?"tanya Della penasaran.

"Gak tau, gue Cuma disuruh kasihin ini ke nyokap lo."ucap Galang lagi.

"Oh begitu, bilang Bunda lo, makasih ya!"ucap Della, lalu segera masuk ke dalam meninggalkan kami berdua.

"Yaudah gue balik dulu, sampai ketemu nanti malam!Bye."ucapnya, lalu segera pergi dari hadapanku. Aku hanya bisa diam melihat kepergiannya.

Aku segera masuk ke dalam untuk membantu-bantu menyiapkan segala sesuatunya untuk nanti malam. Kulihat Della sedang senyum-senyum dengan ponsel yang menempel ditelinga kirinya. Pasti lagi telponan sama Kak Rangga.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang