hey guys! selamat siang. happy friday! aku harap part yang ini gak mengecewakan ya, semoga kalian dapet feel-nya. jangan lupa vote(klik bintang) + comment-nya. aku share fotonya Allisa :'')
ohya jangan lupa baca ceritaku yang judulnya 'this is love' :)
happy reading guys!
(salam hangat, rindingdong)
******************************
Aku masih memikirkan perkataan Della semalam. Malam dimana aku merasakan sakit hati yang luar biasa. Malam dimana aku menangisi seseorang yang ternyata hanya mempermainkanku. Aku sangat menyesal karena lebih memilih Galang ketimbang Fathir. Kuingat kembali perkataan Della....
Lo yang tabah ya, diluar sana masih banyak cowok yang nunggu lo. Ya seperti Fathir....
Apa Fathir masih menungguku? Apa Fathir masih mencintaiku? Apa Fathir masih berharap bahwa aku bisa kembali lagi dengannya? Aku kembali teringat saat malam dimana aku dihadang oleh kedua preman berbadan besar dengan wajah yang sungguh menyeramkan, disana ada Fathir yang rela menolongku, disana ada wajah khawatir yang tersirat saat menatap mataku. Dia juga mengantarku pulang malam itu. Namun ada satu hal yang masih kubingungkan hingga saat ini, dia mengucapkan kata 'maaf' sebelum melajukan mobilnya dari depan pagar rumahku. Maaf untuk apa?
Aku membuka galeri ponselku yang masih ada fotoku bersama Fathir sewaktu kita masih pacaran, hm... Dia tampan, dia baik dan tentunya dia juga sayang sama aku. Apa yang kurang dari Fathir, Allisa?! Dia juga pria yang teguh pendirian, buktinya dia serius berhubungan denganku. Walaupun kami belum lama pacaran, dia dengan keseriusannya ingin melamarku menjadi istrinya...Aku jadi semakin merasa bersalah telah memutuskan hubungan dengannya, padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Selama kami pacaran, dia selalu menuruti kemauanku. Dia selalu sabar menghadapi emosiku yang naik turun selama PMS-ku datang. Ah, kenapa aku jadi menyesalinya seperti ini? Kenapa aku harus kembali jatuh di lubang yang sama?
Seharusnya aku bisa membuka mata dengan jelas bahwa Fathir mencintaiku dengan tulus. Bukannya memilih Galang yang jelas-jelas hanya mempermainkanku saja... Untungnya aku mengetahuinya sekarang, bagaimana kalau aku baru mengetahui sifat Galang yang suka mempermainkan perasaan perempuan ketika kita sudah menikah nanti? Bisa-bisa langsung kugugat cerai dia, tapi nanti aku jadi janda dong ya? Huah, kepalaku pusing.
Aku membanting ponselku ke tempat tidur dengan kesal dan mengacak-acak rambutku frustrasi. Aku segera membuang pandangan keluar jendela, siang ini seperti siang-siang sebelumnya sangatlah panas, mataku menyipit begitu menatap ke langit. Apa yang sedang dilakukan Galang saat ini? Menemani Anggra shopping? Lalu bilang 'I love you' ke Anggra? Huh, memikirkannya saja sudah membuat kepalaku mau pecah rasanya. Apa Galang selalu bersikap seperti itu pada setiap wanita, huh?
Memikirkan ini semua hanya akan memperparah kondisiku saat ini. Aku sudah tiga hari tidak masuk kerja dan selalu menghindari Mama sama Papa. Aku selalu makan setelah Papa pergi bekerja dan Mama pergi belanja. Jadi aku bisa menyembunyikan rasa sedihku dari mereka. Aku juga tidak tega untuk memberi tau mereka bahwa aku ingin membatalkan pernikahanku dengan Galang. Aku takut mereka akan sangat terpukul dengan keputusanku...
"Allisa, ayo makan siang dulu..."terdengar suara Mama dari luar pintu kamarku. Aku mengabaikannya. Aku takut ketika bertemu dengan Mama nantinya akan diinterogasi habis-habisan. Dan aku belum siap untuk itu. Aku masih butuh sendiri, menenangkan segala pikiran yang berkecamuk dalam kepalaku. Aku juga ingin menyembuhkan luka dihatiku.... Entah sampai kapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Romance"Bagaimana aku tidak pingsan di tempat begitu melihat seorang laki-laki yang teramat aku cintai ternyata sudah memiliki kekasih yang tidak lain ialah sahabatku sendiri, Citra. Dan bagaimana aku bisa dengan mudah melupakan Adrian yang telah satu tahu...