Chapter 2

7.1K 237 9
                                    

Aku harus memikirkan ulang ajakan Kak Rangga. Aku jadi teringat akan perkataan Della bahwa dia tertarik padaku. Aku tidak ingin membuat dia merasa kalau aku memberi harapan untuknya. Aku bukan wanita pemberi harapan palsu. Terlebih ketika aku membaca comment-nya di status twitterku. So, mulai saat ini aku harus bisa menetralkan semuanya. Tidak ada perlakuan manis untuknya, anggap tidak pernah terjadi sesuatu antara kita toh memang tidak ada hal penting yang terjadi antara aku dan Kak Rangga. Allisa kamu harus ingat kalau Adrian yang selalu dan akan terus ada di hati kamu sampai kapanpun! Oke?

Selesai aku bercermin, aku segera melangkah menuju ruang makan sambil menyampirkan tas gemblok di bahu kananku. Kulihat Mama, Ayah dan Adikku sedang asik berbincang sambil mengunyah nasi goreng yang kuyakini buatan mbok Min. Ya Mama tidak bisa memasak dan aku menuruni sifat Mamaku. Aku tidak berani menyalakan kompor. Aku takut kompornya meledak sehingga aku tidak pernah menyentuh bahan-bahan yang ada di dapur dan aku belum pernah mencoba untuk memasak.

"Ngapain kamu bengong disitu?"tanya Ayah padaku sebelum menyesap kopinya. Akhirnya aku segera duduk di sebelah Adikku, Ata. Dia adik laki-lakiku yang hanya terpaut 3 tahun denganku. Dia terkadang menyebalkan.

"Kak nasi gorengnya buruan di makan, entar telat ke kampus lho."ucap Ata setelah meminum susu vanilla kesukaannya sampai habis tak tersisa.

"Bawel deh."gerutuku sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutku.

"Ayah sama Ata berangkat dulu ya, Ma...."ucap Ayah sama mengecup kening Mama. Duhileh so sweet banget.

"Yaudah, Ayah hati-hati di jalan ya. Telpon Mama kalo udah sampe kantor."ucap Mama sambil mencium tangan Ayah.

"Ma aku jalan ya... Assalamualaikum."ucap Ata sambil mencium tangan Mama. "Kak aku jalan, daaahh..."ucapnya lagi sebelum menutup pintu meninggalkan aku dan Mama.

"Alis, kamu masuk kuliah jam berapa? jalan sama siapa?"tanya Mama sambil menuangkan teh manis hangat untukku.

"Jam 10, Ma. Sama Della, nanti dia jemput aku."ucapku sebelum meminum teh manis hangat yang membuat tubuhku merasa hangat.

"Kok udah rapi jam segini?"

"Iya, aku mau ke toko buku beli novel habis itu baru deh ke kampus hehehe."ucapku sambil cengengesan.

"Yaudah yang penting jangan telat ke kampusnya."ucap Mama memperingatkanku.

"Siap, Ma."

Tok....tok......tok.....

"Masuk aja."teriakku dari meja makan. Aku yakin itu pasti Della.

"Alissssss, ada yang mau ikut kita ke toko buku."ucap Della antusias.

"Siapa?"tanyaku penasaran.

"Kak Rangga!!"ucapnya kegirangan.

"Ngapain dia ikut sih?!"tanyaku kesal.

"Ya abisan dia mau ikut masa gue tolak, kan nggak enak."ucapnya sok memelas.

"Gue nggak jadi kesana deh, lo berdua aja. Gue jadi males."ucapku kesal lalu segera berjalan masuk ke kamar.

"Ih Alis lo kenapa gitu banget sih sama dia? emang dia salah apa sama lo?!"teriak Della dari lantai bawah.

"Salahnya adalah dia udah mulai berani buat deketin gue."ucapku asal sambil membanting pintu kamar dengan keras.
Maunya Della apa sih? Dia ingin aku dekat sama Kak Rangga? Kenapa sih jadi ribet begini?!

Aku kesal jadinya.

"Alis, kamu kok nggak keluar? Della masih nungguin tuh dibawah sama cowok."ucap Mama sambil mengetuk pintu kamarku.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang