Chapter 1

15.5K 351 17
                                    

Sudah enam tahun aku memendam perasaan ini hanya untukmu seorang. Untukmu yang tidak pernah tahu akan apa yang kurasakan hingga saat ini. Untukmu seseorang yang selalu membuatku menutup hati untuk pria lain selain dirimu. Sedang apa kau disana? Aku begitu merindukanmu. Mengingatmu membuatku teringat akan masa-masa sewaktu kita masih memakai seragam putih-biru. Kamu yang begitu cuek membuatku semakin penasaran dengan apa yang ada didalam pikiranmu. Adrian, sebuah nama yang sudah tertanam begitu lama di hati dan pikiranku.

#Flashback

"Alis, gue liat PR Matematika lo dong........."ucap seorang pria sambil duduk disebelahku.

"Gue beloman."jawabku singkat sambil menenangkan debar jantungku yang berdegup tidak karuan.

"Coba mana biar gue liat."ucapnya sambil mengangkat lengan kiriku yang menutupi lembaran buku latihan Matematika. OMG! What is he doing?"Ini udah, lo bohongin gue ya?"tanyanya sambil menaikan satu alisnya.

"Maksud gue belom semuanya, Adrian!!!!"jawabku cepat. Namun tidak ada jawaban darinya. "Yaudah gih sana, ngapain masih disini. Hushh...hushh..." ucapku sambil mendorong-dorong tubuhnya agar segera pergi dari mejaku.

#Flashback End

"Melamunin siapa sih anak Mama?" suara lembut Mama membuyarkan lamunanku.

"Melamunin Adrian, Ma."ucapku jujur, Mama tahu kalau aku menyukai Adrian sejak lama.

"Adrian lagi? Memangnya tidak ada pria lain yang dapat menggantikan pria itu di hati kamu?"tanya Mama sambil mengusap kepalaku.

"Sampai saat ini belum, Ma. Dan mungkin sampai seterusnya tetap begini."ucapku lesu sambil menyenderkan kepalaku di pundak Mama.

"Sayangggg, bukannya Mama tidak suka kalau kamu masih memikirkan Adrian, tapi kamu perlu membuka hati kamu untuk pria lain."

"Aku juga tidak mau seperti ini, Ma. Tetapi aku tidak bisa melupakan dia sampai saat ini."ucapku sambil memeluk Mama.

"Baiklah, tapi janji ya kalau kamu sudah menemukan pria yang dapat menggantikan posisi Adrian di hati kamu, kamu akan cerita sama Mama."ucap Mama sambil melepas pelukanku.

"Pasti, Ma..."jawabku mantap untuk meyakinkan Mama.

----------------------------------------------------------------------

"Alis ada temen gue yang tertarik sama lo."ucap Della sambil menyesap orange juice-nya.

"Siapa?"tanyaku acuh.

"Kak Rangga."ucapan temanku membuatku tersedak.

"Kak Rangga?"tanyaku mengulangi ucapannya.

"Iya, Kak Rangga. Dia senior kita, masa lo nggak kenal?"

"Gue nggak kenal."

"Tuh orangnya."ucap Della sambi menunjuk-nunjuk orangnya.

"Ih apasih, Del. Nggak perlu nunjuk-nunjuk segala. Nanti dia kepedean."ucapku sambil memalingkan wajahku kearah lain sebelum dia sadar sedang diperhatikan.

"Dia baik lho orangnya..."

"Lah terus?"

"Ya siapa tau dia bisa gantiin posisi Adrian di hati lo."ucapan Della membuat nafsu makanku hilang saat itu juga. Aku segera pergi meninggalkannya yang masih duduk di bangku kantin.

Dia tidak berhak berbicara seperti itu. Adrian sudah memberikan efek yang begitu besar terhadapku. Aku begitu mencintainya walaupun ia tidak pernah tahu. Sifatnya yang membuatku suka padanya. Adrian... I always love you.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang