Sejak kejadian beberapa tahun yang lalu, aku sudah merelakan orang-orang yang aku sayangi mendapatkan kebahagiaan mereka. Mereka yang dulu pernah singgah begitu lama dihatiku. Mereka yang dulu pernah membuatku tersenyum dan juga terluka. Mereka telah mengajarkanku banyak hal selama ini. Mereka membuatku membuka mata bahwa kita tidak boleh menutup mata pada orang yang mencintai kita walaupun kita tak memiliki perasaan yang sama sepertinya. Kita tidak boleh menutup hati untuk seseorang yang ingin masuk kedalam kehidupan kita. Aku akan lakukan itu, belajar untuk membuka hati pada seseorang yang ingin mengenalku. I'll try!
"Alis, gue seneng banget tadi malem Kak Rangga bilang mau ngelamar gue!"ucap Della antusias.
"Ohya?! Wuah selamat ya, I'm happy to hear that!"ucapku tak kalah senang sambil memeluk tubuhnya.
"Gue gak nyangka dia bakal secepet itu ngelamar gue, bayangin aja gue baru lulus kuliah!"ucapnya dengan mata berbinar-binar.
"Jangankan elo, gue juga gak nyangka tau!"ucapku sambil tertawa bahagia melihat sahabatku bisa mendapatkan kebahagiaannya.
"Lo kapan nyusul sama Galang?"tanyanya sambil menyenggol bahuku. Galang itu teman dekatku di kantor, dia selalu ada disaat aku butuh dia. Namun dia udah punya pacar.
"Hahaha bisa aja, lo mau liat sahabat lo di gorok sama ceweknya?!"
"Jiahaha bercanda, Lis!"ucapnya sambil tertawa puas. Aku mendengus kecil. Sebenernya sih aku seneng kalo Galang bisa jadi pacar aku, tapi sayang dia udah punya pacar yang kutahu sangat ia sayangi sepenuh hatinya. Lah, aku bisa apa?
"Jalan yuk, Lis!"ajak Della antusias. Aku bisa merasakan kebahagiaannya saat ini. Kebahagiaan ketika akan dilamar oleh pria yang disayangi. Aku menganggukan kepala menyetujui ajakannya. Aku ingin membuatnya senang juga.
Della mengajakku ke sebuah pusat perbelanjaan. Dia memintaku memilihkan baju yang akan ia kenakan ketika malam lamaran itu tiba. Dia ingin tampil berbeda untuk Kak Rangga katanya. Dia tidak ingin mengecewakan Kak Rangga.
Aku mencarikan ia pakaian yang akan membuatnya tampil berbeda. Aku memilihkan dress peach selutut untuknya. Dengan kulitnya yang putih seputih susu akan membuatnya tampil cantik dan bersinar di malam lamaran nanti. Dan itu akan membuat Kak Rangga tak akan melepaskan wanita cantik seperti Della.
"Wah pilihan lo emang top banget, Lis!"ucapnya ketika keluar dari kamar ganti dengan dress peach yang melekat indah ditubuhnya. Aku begitu takjub melihatnya.
"Iya dong, gue gitu loh!"ucapku membanggakan diri sambil tersenyum puas.
"Nah sekarang lo yang harus cari dress buat nemenin gue saat malam lamaran itu tiba!"ucapnya sambil menyuruhku untuk mencari dress yang akan kukenakan nanti.
Aku sibuk mencari dress ketika mataku menangkap sosok yang begitu aku kenal. Galang? Ah sudah kuduga, dia pasti sedang bersama pacarnya yang selalu dia elu-elukan itu. Aku mengamati mereka dengan serius. Aku ingin melihat bagaimana Galang memperlakukan pacarnya. Ah aku iri sekali dengan wanita yang berada dalam rangkulan Galang. Tatapan Galang menatapnya penuh kasih. Apakah ada seorang pria yang akan menatapku seperti itu? Daripada iri semakin memenuhi hatiku, lebih baik aku mencari kembali dress yang akan kukenakan saat malam lamaran Della nanti.
"Gimana cantik gak gue?"tanyaku ketika menunjukkan diriku yang berbalut dress berwarna hitam tanpa lengan yang menutupi kaki jenjangku.
"Beautiful as usual!"ucap Della sambil tersenyum. Kami sama-sama tersenyum puas dan tak sabar menanti hari lamaran itu tiba.
Kami makan malam di restoran seafood sebelum pulang. Aku menginap dirumah Della sampai hari lamaran itu tiba. Senyuman itu tak pernah hilang dari wajah Della, sebegitu besarnya efek Kak Rangga bagi Della. Kak Rangga dan Della memang pasangan yang cocok, sama-sama berkepribadian baik. Saat kami sedang asik berbincang, tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggil namaku. Aku menoleh dan terkejut begitu mendapati sosok Galang yang berdiri tepat dibelakangku dengan tangan menggenggam seorang wanita yang tidak lain ialah pacarnya. Kalau dilihat dari jarak sedekat ini, pacarnya cantik banget. Aku mah gak ada apa-apanya. Eh?
"Eh, Galang?! Ngapain lo disini?"tanyaku pura-pura gak tau kalo tadi sempat melihatnya.
"Gue nemenin cewek gue belanja. Kenalin ini Anggra."ucap Galang sambil memperkenalkan pacarnya.
"Alis. Allisa Maulidina."ucapku seraya menjabat tangan wanita itu yang terlihat seperti tidak suka denganku. Tatapannya itu lho....
"Della. Adella Maharani."ucap Della sambil menjabat tangan wanita itu.
Pada akhirnya Galang bersama pacarnya ikut makan bersama kami. Kami asik berbincang hingga tiba-tiba saja Anggra menginjak kakiku.
"Aww!"teriakku kesakitan. Bagaimana tidak, dia menginjakku dengan heels-nya yang kurasa setinggi 5 cm.
"Lo kenapa, Lis?!"tanya Della kaget begitu melihatku berteriak dengan wajah meringis.
"Kaki gue sakit!!!!"teriakku kesakitan. Rasanya seperti ditusuk beribu-ribu jarum sehingga aku tak bisa menahan rasa sakit ini.
"Sayang, kita pulang yuk. Aku udah ngantuk banget...."ucap Anggra manja sambil mengalungkan tangannya di lengan Galang. Itu anak gak merasa bersalah apa ya udah injek kaki gue seenak jidatnya!
"Bentar dulu ya sayang, aku khawatir sama Alis..."ucapnya lembut pada Anggra yang dibalas Anggra dengan tampang kusutnya. Galang pun memeriksa kakiku yang ternyata sudah memerah.
"Ya ampun, kaki lo kenapa bisa kayak gini?!"tanyanya panik.
"Kaki gue diinjek sama cewek lo!"ucapku kesal sambil menatap mata Anggra dengan tatapan 'awas aja lo ya!'
"Bener kamu yang lakuin ini ke Alis?"tanya Galang sambil menatap mata Anggra meminta kepastian dari apa yang aku ucapkan. Anggra tidak menjawab.
"Sayang, udah yuk pulang......"ucap Anggra merajuk.
"Gue antar lo pulang, pasti lo susah jalan dengan keadaan kaki lo yang kayak gini."ucapnya sambil menggendong tubuhku. Della mengikuti kami dengan wajah yang tersenyum senang.
Galang mengantarku sampai dirumah Della. Della terus tersenyum seharian ini. Terlebih ketika Galang menggendongku sampai kamar Della. Dan dia mendengar ketika Galang berkata, "Gue panik waktu lo teriak tadi. Maafin cewek gue ya, gue akan lakuin apapun yang lo mau asal lo mau maafin kelakuan cewek gue...."
Aku tersenyum miris, wanita seperti Anggra kenapa bisa dapetin hati seorang pria seperti Galang? Galang kenapa mau pacaran sama wanita ganas kayak Anggra? huh....
"Cie cie yang digendong sama Galang...."ucap Della sambil mengerlingkan matanya kepadaku.
"Apaan sih, dia Cuma temen!"ucapku sambil menimpuk bantal kearah Della.
"Temen tapi mesra kan?"godanya lagi. Aku mengacuhkannya dan segera memejamkan mataku untuk segera tidur. Masa bodolah dengan cuci muka dan gosok gigi sebelum tidur. Aku benar-benar lelah hari ini.
***
Hai semua aku muncul lagi nih^^ part ini aku bagi 2 karena kepanjangan hehehe :)
Aku share fotonya Allisa(rambut panjang) sama Della(rambut pendek)^^
Aku harap kalian suka sama ceritaku ya! jangan lupa vote dan comment-nya ditunggu selalu^^
(salam hangat, rindingdong)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Romance"Bagaimana aku tidak pingsan di tempat begitu melihat seorang laki-laki yang teramat aku cintai ternyata sudah memiliki kekasih yang tidak lain ialah sahabatku sendiri, Citra. Dan bagaimana aku bisa dengan mudah melupakan Adrian yang telah satu tahu...