Chapter 23

3.1K 124 8
                                    

selamat malam! aku sedih loh part kemarin sangat sedikit yang nge-vote. DISITU KADANG SAYA MERASA SEDIH. Walaupun leherku belum sembuh dan masih susah digerakkin, aku dengan senang hati ngetik part ini berjam-jam, bahkan dari pulang kuliah. aku harap kalian menghargai karyaku dengan memberikan [vote+comment], dengan begitu aku jadi semangat buat udpate part selanjutnya... dan aku sangat-sangat berterima kasih pada readers yang setia memberikan dukungan melalui vote dan juga comment yang selalu buat aku senyum-senyum sendiri bacanya, ALHAMDULILLAH ada yang suka:) aku harap kalian suka dengan part ini:)
Happy reading guys, by rindingdong.

*****************************************************************************************************

Aku merebahkan diriku di tempat tidur setelah membersihkan make-up. Aku kembali memikirkan perkataan Audi tadi, kenapa dia begitu tertarik denganku? Aku harus bisa membuat dia jauh dariku, karena aku tidak ingin melukai perasaannya dengan terus menerus mengejar cintanya padaku. Aku sedang tidak ingin menjalin hubungan dengan laki-laki saat ini dan dia tidak perlu menungguku hingga aku bisa kembali jatuh cinta. Dia pantas mendapat yang lebih dari aku.

Sejujurnya dia laki-laki yang baik dan seandainya dia hadir sebelum Galang mungkin saja aku bisa menerima perasaannya. Namun dia hadir disaat yang tidak tepat, dia hadir di waktu yang salah. Dia hadir disaat aku takut untuk jatuh cinta kembali...

Begitu aku memejamkan mata, kudengar ponselku berdering menandakan ada telpon masuk. Aku mengambil ponselku dengan malas dan tertegun begitu mendapati nama Galang tertera di layar ponselku. Buat apa dia menelponku?

"Ada apa?"tanyaku malas.

"Kok belum tidur?"tanyanya lembut. Sungguh aku begitu merindukan suara ini. Galang, please jangan buat aku luluh lagi sama perhatian kamu....

"Baru mau tidur. Emangnya ada apa telpon jam segini?"tanyaku penasaran.

"Gak ada apa-apa, cuma pengen denger suara kamu."ucapnya lembut. Jantungku rasanya mau copot mendengar gombalannya. Kenapa masih saja seperti ini?

"Jujur sama aku, sebenernya apa yang pengen kamu tanyain ke aku?"tanyaku sambil mengerucutkan bibir, kesal. Aku tahu bahwa dia ingin mengetahui siapa laki-laki yang bersamaku tadi, Audi.

"Siapa laki-laki tadi?"tanyanya penuh penekanan. Aku tersenyum masam, buat apa dia menanyakan hal itu?

"Buat apa kamu menanyakan hal semacam itu sama aku?"tanyaku sambil memutar bola mata, kesal.

"Aku hanya ingin mengetahuinya, gak boleh?"

"Dasar kepo!"ucapku kesal.

"Siapa dia?"nadanya terdengar serius.

"Audi."

"Pacar kamu?"

"Bukan."

"Serius?"

"Terserah kamu."

"Aku gak suka Anggra."

"Bukan urusan aku lagi."

"Aku gak ada hubungan apa-apa sama dia."

"Aku gak peduli."

"Kamu harus percaya sama aku."

"Aku udah gak bisa percaya sama kamu."

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang