Chapter 24

3.4K 124 8
                                    

Rumah kembali sepi setelah Ata kembali ke Yogyakarta. Aku tidak bisa berbagi cerita dengannya lagi. Aku kembali merasa sendiri, apa memang aku ditakdirkan untuk hidup sendiri? Terlebih sekarang aku sudah berpisah dengan Galang, sebenarnya aku pernah berjanji padanya bahwa apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkan dia....

Apa sebuah janji harus benar-benar ditepati jika semuanya tidak seperti yang diharapkan? Haruskah aku tetap bersamanya yang pada kenyataannya sangat menyakitkan apabila aku masih mempertahankan hubungan kita dulu? Dia yang membuatku mematahkan janji itu, dialah yang membuat kepercayaanku hilang sepenuhnya... Jadi, aku tidak perlu menepati janji itu kan?

Tiba-tiba ponselku berdering menandakan ada LINE masuk. Kubuka ponselku dengan cepat, penasaran dengan isi chat tersebut. Aku langsung menghempaskan tubuhku dengan kesal ke tempat tidur. Kenapa dia masih saja mengejarku? Bukankah sudah kukatakan untuk tidak mengejarku lagi? Dia lebih pantas mendapat perempuan yang lebiiiiiih dari diriku yang masih saja stuck pada masa lalu.

Ponselku kembali berdering, ada chat masuk lagi pada LINE-ku. Audi lagi.

Audi : Allisa :-)

Audi : Lagi apa?

Aduh ini orang, udah di read doang masih aja nge-chat! Aku mengetikkan sebuah pesan dengan malas sambil tersenyum sinis. Apa dia masih berani mengejarku jika aku memperlakukan dia seperti ini?HAHA.

Allisa : Lagi jalan sama 'someone special'. Gak perlu nanya siapa namanya. Bye.

Aku tersenyum puas setelah mengetikkan sebuah pesan untuk dirinya. Aku yakin setelah ini dia bakal menjauh dariku. Aku kembali duduk di jendela kamarku, kembali menatap langit yang sama. Terus memandang langit hingga tidak sadar ada seseorang yang sedang menatapku dari bawah sana. Aku tersenyum sambil berharap dalam hati agar suatu saat nanti aku dipertemukan dengan laki-laki yang tepat untuk bisa menjalani hariku bersamanya, selamanya....

Tiba-tiba ponsel yang berada dalam genggamanku berdering menandakan ada chat masuk di LINE. Audi? Dia lagi? Masih belum menyerah juga? Aku langsung membuka isi chat-nya dan tertegun seraya menatap ke bawah jendela kamarku. Ada seseorang yang sedang tersenyum menatapku, Audi. Sejak kapan ada Audi dibawah sana? Kenapa aku ceroboh sekali?

Aku segera menuruni tangga dengan langkah panjang, aku harus segera menghampiri Audi walaupun aku sangat malu karena ketangkap basah telah membohonginya. Dia langsung menghampiriku dengan senyuman kemenangan di wajahnya, aku membuang pandangan ke arah lain begitu dia meraih kedua tanganku untuk digenggam olehnya.

"Kamu bohong sama aku."lirihnya sambil mengelus kedua tanganku yang berada dalam genggaman tangannya. Aku menepis tangannya dan menatap matanya tajam.

"Emangnya kenapa kalo aku bohongin kamu? masalah?"tanyaku sambil memajukkan wajahku lebih dekat dengannya. Dia hanya tersenyum menanggapi ucapanku.

"Jadi siapa 'someone special' kamu?"tanyanya dengan nada mengejek. Aku mendengus kesal mendengar pertanyaannya. Sudah tau aku berbohong, kenapa dia masih menanyakan hal semacam itu? Haruskah aku bilang kalau 'someone special-ku' itu bantal dan guling?!

"Cih...."desisku kesal sambil menjauhkan wajahku darinya. Namun dia menarik lenganku dan mendekatkan wajahnya padaku. Aku terkejut begitu dia dengan tiba-tiba mencium bibirku kilat. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan bertindak sejauh ini, memangnya siapa dia dengan berani mencium bibirku?!

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang