Chapter 3

5.2K 204 6
                                    

Kejadian malam itu tidak bisa hilang dari ingatanku. Sungguh. Melihat Adrian menggenggam jemari Citra membuat hatiku sakit. Aku tahu kalau diriku bukanlah siapa-siapa. Aku tahu kalau diriku tak secantik Citra. Aku cukup tahu diri kalau aku hanyalah seorang gadis biasa yang tak menarik. Seharusnya aku tahu bahwa diriku tidak mungkin mendapatkan Adrian. Aku bukanlah gadis yang bisa mengumbar senyum setiap saat, aku gadis yang jutek! Tidak seperti Citra yang selalu mengumbar senyum sehingga semakin terlihat menarik. Namun sejujurnya perasaanku untuk Adrian begitu besar, sulit sekali berpaling ke lain hati. Sekali aku mencintai seseorang akan semakin sulit aku menggantikan posisi orang itu di hatiku. Sungguh, hingga saat ini Adrian masih menetap di hatiku. Citra maafkan aku..... aku mencintai pria yang kamu cintai dan mencintaimu... Maafkan aku yang begitu mencintai Adrian yang sudah menjadi milikmu. Ternyata begitu sulit untuk merelakan orang yang begitu kita cintai kepada orang lain sekalipun pada sahabat sendiri. Aku minta maaf Citra........

Aku terbangun dengan keadaan yang kacau, semalaman aku terus saja megucapkan beribu-ribu maaf untuk Citra walaupun dia tak akan mungkin mendengarnya. Aku bergegas mandi untuk menyegarkan pikiranku. Aku rasa aku harus refreshing!

Kakiku membawaku menuju taman yang berada di komplek rumahku. Suasananya sungguh mengasyikan untuk membaca novel yang baru saja aku dapatkan dari Della, katanya sih sebagai tanda permintaan maaf darinya. Aku begitu suka membaca novel sehingga aku bisa melupakan sejenak masalahku. Terkadang dengan cara inilah aku bisa sedikit menenangkan pikiranku yang suka tidak karuan.

Ketika sedang asyik membaca, aku mendengar seseorang memanggil namaku. Aku penasaran, sudah ku tolehkan kepalaku kekanan dan kekiri namun aku tidak melihat siapa-siapa disini. Akupun melanjutkan kembali kegiatanku yang sempat terganggu tadi.

"Hey! serius banget sampe nggak sadar dipanggilin dari tadi hehe."ucap seorang pria yang membuat mulutku mengaga saking kagetnya. Adrian?!

"Boleh gue duduk disini?"tanyanya dengan SENYUMNYA YANG SELALU AKU SUKA.

"Ehm, iya silahkan..."ucapku gugup.

"Lo hobi banget baca ya?"tanyanya sambil mengusap keringat di keningnya.

"Yap, kalo udah baca gue suka lupa segalanya."ucapku sambil menatap matanya.

"Hahaha, dasar cewek!"ucapnya sambil mengucap-ucap kepalaku. What is he doing?! "Sorry, gue reflek."ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Aku hanya bisa diam, tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan seperti ini darinya. Citra maafkan aku......

"Lo sendirian aja disini?"tanyanya penasaran. "Nggak sama cowok lo?"

"Gue nggak punya pacar."jawabku cepat. MANA MUNGKIN AKU BISA CARI COWOK LAIN KALO DIHATI AKU CUMA ADA KAMU TERUS!

"Sorry, gue kira lo udah punya pacar, abisan gue liat lo jalan sama cowok waktu itu."ucapnya pelan.

"Hah? kapan?"tanyaku kaget. DIMANA? KOK AKU SENDIRI LUPA?

"Seminggu sebelum reuni SMP."ucapnya lagi.

"Dimana liatnya?"

"Di toko buku, mesra gitu. Dikira cowok lo."ucapnya rada kesal. Kesal?

"Ohalah, itu mah Ata, adik gue hehe..."ucapku sambil tertawa. "Kenapa nggak manggil kalo liat?"

"Ya nggak enak aja takut ganggu..."ucapnya terdengar gusar.

"Lagi nggak mesra kali, cuma rangkulan doang. Sama Adik sendiri ini..."ucapku sambil menatap matanya. KAPAN LAGI BISA LIAT MATANYA DARI JARAK SEDEKAT INI....

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang