hey semua, selamat malam. maaf banget aku baru update, karena aku masih berduka... aku harap PART ini gak mengecewakan ya!:) dan pastinya, aku dedikasikan PART ini untuk semua pembaca yang selalu menantikan kelanjutan cerita ini. thank you guys!:) happy reading:) salam hangat dariku, rindingdong:}
******************************
Aku sedang duduk sambil menyesap green tea di sudut café. Aku sengaja duduk di dekat jendela karena aku ingin menikmati pemandangan kala hujan turun. Udara sangat dingin diluar begitu aku keluar dari kantor pukul empat sore tadi dan akhirnya aku memilih tempat ini untuk menghangatkan tubuhku hingga hujan berhenti.
Perkataan Galang, atau lebih tepatnya janji yang Galang ucapkan kala itu masih terngiang di kepala dan juga pikiranku. Aku sangat tau kalau dia begitu mencintaiku, namun dia selalu saja mengingkari apa yang sudah ia janjikan padaku. Ia selalu membuatku menangis, walaupun kebahagiaanku ketika bersamanya namun tangisku juga karena dirinya. Apa aku salah kalau aku memberinya kesempatan kedua? Apa sebaiknya aku mencari sosok pria yang mungkin lebih baik dari Galang? Namun bagaimana aku bisa mencari pengganti Galang jika hatiku selalu saja terpaku pada dirinya...
Andai waktu bisa kuputar kembali...
Inginku mengenalmu lebih dulu ketimbang dirinya...
Andai waktu bisa kuputar kembali...
Inginku bisa mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu...
Andai aku bisa merasakan cinta ini sejak dulu, mungkinkah aku dan Galang akan bahagia hingga saat ini tanpa adanya gangguan dari Anggra? Andai aku lebih dulu mengenal Galang, akankah aku bisa memikat hatinya sejak pertama kali kita bertemu? Jujur saja aku tidak tau dengan pasti kapan Galang mulai menyukaiku, lebih tepatnya mencintaiku....
"Allisa..."kudongakkan kepalaku begitu mendengar ada seseorang yang memanggilku. Aku langsung membuang pandanganku keluar jendela dan tak memperdulikan orang yang baru saja memanggil namaku. Suasana hatiku langsung memburuk seperti cuaca saat ini. Kenapa harus bertemu dengan dirinya disaat hati sedang gundah gulana?
"Forgive me, please?" ucapnya memohon. Aku mengacuhkannya dan terus saja menatap keluar jendela seakan dia tak ada dihadapanku. Aku kembali menyesap green tea-ku yang sudah tidak hangat lagi. Aku meminumnya sampai habis tak bersisa. Aku segera bangkit begitu meletakkan uang lima puluh ribuan di atas meja. Namun tanganku dicekal begitu aku melewati orang itu, ya dia Audi...
"Mau apa lagi sih?!"tanyaku ketus sambil menepis tangannya yang menahan pergelangan tanganku.
"Aku minta maaf soal malam itu. Aku benar-benar menyesal."ucapnya terdengar frustrasi. Aku menatap kedua bola matanya yang menyiratkan penyesalan. Apa benar dia menyesal?
"Kalau kamu mau aku maafin, jangan pernah muncul di hadapan aku lagi. Can you do that?"
Dia menggeleng keras, "Please, jangan seperti ini Allisa... don't you know that I can't live without seeing you?"ucapnya sambil menatap tepat di kedua bola mataku.
"Berhenti mengejarku dan carilah wanita yang bisa mencintai kamu dengan sepenuh hati."ucapku sambil menelusuri setiap sudut wajahnya.
Dia menggeleng lagi, "It is impossible because just you in my heart!"ucapnya sambil menarikku untuk duduk kembali dan ia ikut duduk disebelahku. Jarak kami begitu dekat dan aku bisa merasakan deru napasnya yang memburu karena kuyakin dia sedang menahan amarah.
"Kamu kan tau kalau aku it-"ucapanku terpotong karena dia membungkam mulutku dengan tangannya. Aku tidak terima dan langsung menepis tangannya. "Kamu kan tau kalau aku itu gak cinta sama kamu!"lanjutku begitu Audi tidak membungkam mulutku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Datang Terlambat
Romance"Bagaimana aku tidak pingsan di tempat begitu melihat seorang laki-laki yang teramat aku cintai ternyata sudah memiliki kekasih yang tidak lain ialah sahabatku sendiri, Citra. Dan bagaimana aku bisa dengan mudah melupakan Adrian yang telah satu tahu...