Nangis

697 59 24
                                    


Seokjin terlihat bingung, wajahnya nampak jelas sedang kelelahan. Dalam dekapannya, istrinya menangis sesegukan. Entah sudah berapa lama dia menangis, tapi belum juga mau berhenti. Ini sudah pukul 1 dini hari, dan istrinya masih terus menangis. Sebenarnya sempat berhenti pada pukul 11 malam. Seokjin yang saat itu sangat lelah memilih tidur sambil memeluk istrinya. Namun tidak berapa lama, sang istri kembali menangis. Ditanya kenapa, hanya gelengan yang didapatnya.

"Voo sayang.. ini sudah hampir 4 jam kamu menangis kalau dijumlahkan dengan yang tadi.. sudah ya? Nanti matamu bengkak, kalau bengkak nanti gak cantik lagi.." bujuknya sambil mengelus pelan surai istrinya.

"Yak! Kau mendoakanku jadi jelek? Habis itu kamu mau cari yang lain? Terus ninggalin aku? Pasti kamu ngomong gitu karena aku gendutan! Iya, kan!? Jahat! Dasar playboy cap tikus! Lepas! Lepasin!"

"Voo... tu-tunggu, buk.. awhs! Voo... ma.. akh!"

Tanpa peduli pada Seokjin yang mengaduh, Taehyung tetap memukul dengan keras dada dan pundak Seokjin. Menendang abstrak. Seokjin masih berusaha menghalau, hingga tendangan maut Taehyung mengenai Mr. P agungnya.

Sakit..

Sangat sakit!

Demi melihat Seokjin yang meringkuk kesakitan karena tendangannya, Taehyung menghentikan serangan. Dia jadi merasa bersalah, tapi masih belum berhenti menangis.

Seokjin harusnya marah, dia harusnya protes! Capek pulang dari kantor, disuguhi sama tangisan Taehyung yang entah apa sebabnya. Kemudian membujuknya hingga pukul 11 malam dan tertidur. Tapi kemudian terbangun lagi karena tangisan Taehyung. Mencoba menenangkannya, malah mendapat bogeman dari sang istri. Dia benar-benar harus marah!

Tapi lagi-lagi dia kalah. Dia kalah kala menatap tepat pada netra cantik yang berlumuran air mata. Ketimbang memikirkan capek dan penatnya, ia lebih khawatir dengan apa sebab dari mengalirnya air mata sang istri. Apa dia berbuat salah? Apa ada yang menyakitinya? Atau apakah dedek bayinya sedang mengerjai mood induknya? Karena hamil muda seperti sekarang ini, tidak menutup kemungkinan Taehyung akan jadi sangat sensitif dan baperan.

Kalau kalian bertanya, kok Taehyung hamil lagi? Kan si kembar masih berumur satu tahun.

Mengertilah, si dominan tidak dapat menahan hasratnya. Postur tubuh Taehyung setelah melahirkan si kembar jadi sangat menggiurkan. Bokongnya yang makin semoQ', dadanya yang mulai membesar karena menyusui si kembar (sebenarnya ada yang suka ikutan nyusu bareng si kembar, sih), jelas makin membuat Taehyung nampak sexyh di mata Seokjin.

"Voo.. jangan begini, aku tidak akan meninggalkanmu." Bujuk Seokjin setelah rasa sakit pada Mr. P-nya mereda.

Dicoba meraih sang istri dan kemudian memeluknya, "kenapa menangis, hm? Ada aku buat salah?" Taehyung menggeleng, ia memperdalam kepalanya di perpotongan leher Seokjin.

"Lalu apa? Apa si kembar mecahin barang lagi? Atau mereka susah diurusin seharian ini? Perlu kusewakan baby sitter untuk membantumu?" Gelengan, itu lagi yang menjadi jawaban untuk semua pertanyaannya tadi. "Apa dedek yang diperut pengen sesuatu?" Lagi-lagi hanya gelengan. Seokjin kehabisan akal. Ia memilih diam, mengelus pelan punggung istrinya. Tak lagi protes saat Taehyung makin kejer nangisnya, bahkan saat Taehyung memuncratkan cairan bening dari hidungnya di piyama Seokjin, ia tak lagi protes.

"Hyung.."

"Hm? Kenapa sayang?" Seokjin melonggarkan sedikit pelukannya, menatap netra Taehyung yang membengkak dan juga merah.

"Apa aku jelek?" Seokjin langsung menggeleng, "siapa yang berani mengatakannya? Kamu tidak jelek, sayang. Kamu sangat cantik, kamu adalah anugerah terindah yang aku dapatkan. Jadi bagiku kamu yang tercantik!" Jelasnya panjang lebar.

A F ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang