"Berjanjilah untuk tidak menyerah"
"Tapi, hyung. Aku takut"
Jin mengelus sayang surai V, mengecup kening, kedua mata dan juga bibir istrinya. "Kamu pasti bisa melewatinya"
V menatap suaminya, ia menarik kepalanya dan kembali mencium suaminya. "Aku pasti akan keluar. Tunggu aku, hyung" Seokjin mengangguk, menyatukan kening mereka. Seakan tidak ingin berpisah.
"Permisi Seokjin-ssi, operasi akan dimulai"
"Baik, dok"
-
Hari ini V harus segera menjalani transplantasi jantung, dikarenakan penyakit gagal jantungnya yang sudah sangat parah. Beruntung dia langsung mendapat pendonor jantungnya.
-
Berjam-jam kemudian
Operasi berhasil, jantung baru V sangat cocok untuknya.
Setelah setengah jam, ia pun sadar. Orang pertama yang dilihatnya adalah ayahnya.
"Ayah.." dengan dibantu sang ayah, ia mendudukkan dirinya.
"Jin hyung?"
Seketika wajah ayahnya terlihat sendu, matanya bahkan berkaca-kaca. "Jin hyungmu.. dia.."
Bagai tertimpa godam, dadanya terasa sesak dan sakit.
"A-apa dia..?"
Ayahnya mengangguk, "tolong sabarlah.."
"Andwe! Jangan katakan kalau Jin hyung yang mendonorkan jantungnya!!" V sudah menangis keras, tangan memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Berharap ia sedang bermimpi. Namun rasa sakit yang rasakannya menjawab segalanya. Ia tidak sedang bermimpi.
"Hey.. jangan memukul dadamu, kamu baru selesai operasi!"
"Biar! Biarkan saja! Aku tidak mau hidup tanpanya! Lebih baik aku mati!"
"Tenanglah dulu, V..!" Ayahnya memeluk erat V yang berontak, menahan tangannya yang masih mencoba memukul dadanya.
"Siapa bilang dia yang mendonorkan jantungnya, hm? Dia sedang di toilet! Pabo!"
End