Strofí (2)

850 62 3
                                    

Jin duduk di salah satu cafe miliknya, sambil menyesap sedikit Gin.

Jin duduk di salah satu cafe miliknya, sambil menyesap sedikit Gin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak ada informasi yang didapat oleh asistennya, dimana V tinggal. Hal ini membuatnya frustasi, dia benar-benar ingin bertemu. Atau paling tidak, bisa melihat wajahnya. Itu sudah lebih dari cukup.

"Aku ingin Voo, jadi hadiah ulang tahunku. Apa itu mustahil, Tuhan?"

Matahari mulai tenggelam, 6 jam lagi menjelang ulang tahunnya. Semua sudah ayahnya persiapkan di hotel, walau sebelumnya ia sempat menolak. Tapi ayahnya tetap keuh-keuh, mengadakan pesta ulang tahunnya di Ballroom Hotel.

Ponselnya berdering, sang ayah memanggilnya.

"Nde, yeoboseo... Wae abeoji?"

"Cepatlah bersiap."

"Hhh... Baiklah..."

Setelah menegak habis Gin-nya, Jin lekas pergi dari sana. Pulang, bersiap untuk pesta yang disediakan ayahnya untuknya.



_

Riuh tepukan tangan menggema di penjuru Ballroom setelah Jin sukses meniup lilinya, ada banyak yang hadir di sini. Kolega bisnis, teman-teman boyband termasuk mantan member bts juga hadir.

Setelah memberi potongan pertama dan kedua untuk ibu dan ayahnya, Jin mempersilakan yang lain menikmati acaranya. Dia pamit sebentar, mencari udara segar. Suga yang melihatnya pergi ke arah kolam renang hotel, mengikutinya.

Jin duduk di bangku santai yang tersedia di sana, kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar. Diambilnya ponsel, membuka galeri ponselnya, yang jelas saja penuh dengan potret pria tampan sekaligus cantik.

Kim Taehyung

Lama ia memperhatikan setiap potret V, senyum tak luntur dari bibirnya. Walau kemudian ia ingat akan sesuatu.

V tidak datang ke pestanya, padahal anggota BTS yang lain ada.

"Hhh..."

"Sudah kuduga."

"Yak! Aish..."

Tanpa rasa bersalah, Suga mengambil bangku yang di samping kanan Jin.

"Kalau kau mencintainya, kenapa menolaknya?"

Jin menunduk, ia juga merutuki kebodohannya.

"Tapi, kau ta..."

"Hm... Aku tahu. Tapi, kenapa tidak mencobanya?"

"Aku tidak pernah tahu, kalau aku juga mencintainya. Aku saat itu sangat yakin..."

"Ya... Aku tahu."

Jin menggeram, sedikit kesal pada mantan Roomatenya itu.

"Dia ada."

"Ha?"

A F ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang