Ah. Vivian mengangguk sedikit.
Itu bisa dimengerti tapi tetap saja, akan sangat menyedihkan karena matahari tidak bisa menerangi ruangan sepenuhnya.
"Tuan masih tidur."
Begitu Kepala Pelayan selesai berbicara, Vivian melihat sekeliling ruangan. Meskipun ruangan khusus ini lebih luas dari koridor, tidak ada cermin sama sekali.
Ketika Vivian menyadari bagaimana Grand Duke yang mengerikan tidak dapat dilihat di mana pun di ruangan itu, ia dengan anggun berbalik ke arah mereka.
"Aku ingin kami berdua saja."
Kemudian, Vivian perlahan melepas pakaian luarnya dan menyerahkannya kepada Amanda.
"Kau juga."
"A-aku mengerti, nona."
Mata Amanda membelalak karena ia tidak menyangka ia harus pergi juga, namun Amanda dengan cepat menundukkan kepalanya.
Berbeda dengan kepala pelayan yang keluar dengan patuh, Amanda mengikuti Kepala Pelayan dengan langkah yang enggan namun diam, ia terus menoleh untuk memeriksa kembali Vivian.
"Baiklah kalau begitu. Tolong beritahu saya jika Anda butuh sesuatu yang lain."
Akhirnya, kepala pelayan menutup pintu setelah ia memastikannya dengan Vivian.
Saat tidak ada yang melihatnya, Vivian segera melepaskan topinya yang pengap.
"Fyuh..."
Ketika topi yang menutupi setengah dari penglihatannya telah lenyap, Vivian bisa merasakan cahaya memasuki matanya. Namun, ruangan di dalamnya masih gelap.
Vivian melihat-lihat ruangan di mana ia tidak bisa mengamati ruangan itu dengan baik sebelumnya karena kehadiran kepala pelayan.
"Mengapa ruangan ini begitu sunyi?"
Vivian perlahan bergumam. Bahkan jika kamar Nona Muda tidak cukup mencolok untuk membuat semua mata menoleh, kamar Grand Duke bahkan lebih tandus.
Apakah ini benar-benar kamar untuk ditinggali orang? Vivian bertanya-tanya di mana harus menatap ruangan yang hanya memiliki kebutuhan sepele itu.
Berbeda dengan bagaimana rumor mengatakan bahwa Grand Duke memakan orang, Vivian langsung mengalihkan pandangannya ketika sama sekali tidak ada yang bisa dilihat.
Satu-satunya hal yang menarik perhatiannya adalah tempat tidur yang seperti kosong itu, cukup untuk membuat orang ragu apakah ada orang yang benar-benar sedang beristirahat di sana atau tidak.
Vivian dengan hati-hati mendekati tempat tidur sambil memegangi topi yang ia pegang. Ia benar-benar bisa menghabiskan waktu bahkan tanpa melihat Grand Duke, tetapi keingintahuan menguasai pikirannya. Vivian ingin melihat hal nyata yang dikatakan orang yang memakan orang ini.
"Oh...?"
Tanpa sadar Vivian menahan napas karena tiba-tiba ia tidak bisa mengalihkan pandangan dari orang yang berada di tempat tidur itu, yang pernah dianggapnya tidak sedap dipandang.
Tidak seperti rumor yang beredar, yang mengatakan wajah yang tidak terlihat jelas di bawah tirai itu sama sekali tidak menyenangkan. Sebaliknya, lebih ke arah sisi yang menarik dan telah menarik perhatian penuh Vivian.
Jembatan hidung yang tinggi, bersama dengan garis rahang yang tajam membuat pria itu cukup sulit untuk melembutkan citra yang diisukan yang pada akhirnya membuatnya menjadi hanya seekor binatang buas.
Tetap saja, bagaimana orang bisa benar-benar memanggilnya binatang buas? Memang, tubuh Grand Duke benar-benar lebih besar dari pada Vivian, tapi hanya itu saja.
Sungguh disayangkan kalau orang-orang telah mengabaikan fitur menarik pria ini yang mirip dengan bunga yang mekar.
Vivian langsung bertanya-tanya apakah orang-orang bahkan tidak menyadari keberadaannya ini.
Vivian mau tidak mau bertanya. Mengapa orang mencapnya sebagai Grand Duke yang mengerikan?
"Siapa itu?"
Tepat pada saat itu. Vivian langsung terpana ketika Grand Duke tiba-tiba membuka matanya sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Vivian.
Vivian yang telah melepaskan topinya, memaksanya untuk bertemu dengan tatapan langsung pria itu dan pada saat yang sama telah mengejutkan Vivian.
Apakah dia memperhatikan? Apa yang akan dia pikirkan, melihatku tanpa topiku?
Semuanya campur aduk, membuat Vivian tidak bisa berkata-kata.
"Aku bertanya, siapa itu?"
Vivian menyadari sedetik kemudian ketika Grand Duke mengulangi pertanyaannya. Tatapannya tertuju pada Vivian, namun fokus pria itu entah bagaimana teralihkan.
"Aku A... lexia."
Vivian segera menggigit bibirnya pada kata-kata yang tanpa sadar ia ucapkan dengan nada aslinya. Ini tidak mungkin seperti yang dilakukan Alexia.
Vivian kemudian dengan cepat mulai meniru Alexia yang sebenarnya.
"Countess Muda, Alexia Britton."
"Ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Monstrous Grand Duke's Fake Lady
Fantasy[Novel Terjemahan] Judul : The Monstrous Grand Duke's Fake Lady Author : Sweetly Genre : Romance, Adult, fantasy, josei, smut, mature, historical Rating : 21++ JANGAN SHARE TERJEMAHAN INI. Sinopsis Vivian adalah seorang Pelayan dari Countess Alexia...