Jika Kau bersikeras. Vivian segera menarik tangannya dari tubuh Grand Duke. Ketika tangan Vivivan telah jatuh dari cengkeraman yang ia pegang selama ini, Grand Duke langsung merasakan semacam kekosongan selagi ia menggerakkan jarinya sendiri.
"Kalau begitu, aku akan segera pergi."
"Sudah?"
Keterkejutan Grand Duke langsung sampai ke telinga Vivian.
"Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan di sini. Dan juga, Yang Mulia tidak terlihat nyaman denganku. "
Tujuan awal hari ini hanyalah mengunjungi orang yang diduga sakit sambil menghibur mereka sampai batas tertentu. Tetap saja, tidak banyak pertukaran yang bisa dilakukan antara orang-orang yang merasa asing bahkan dari pertama kali mereka bertemu. Selain itu, tidak perlu menyebabkan ketidaknyamanan terhadap orang yang sakit.
Tanpa basa-basi, Vivian kemudian meraih topinya sebelum berdiri, tiba-tiba tangan Vivian ditangkap dengan tergesa-gesa oleh tangan Duke.
"Yang Mulia, Grand Duke?"
Suara kaget Vivian, tangan hangat Grand Duke segera terlepas.
Selagi Vivian melihat sikap malu Grand Duke, sebuah senyuman terlukis di bibirnya, tanpa disadari. Ia merasa seperti melihat adik laki-lakinya di dalam diri pria itu.
Tugas Vivian adalah selalu merawat adik laki-lakinya yang lemah di rumah. Itu mengingatkan Vivian bagaimana adik laki-lakinya selalu sedih, karena itu adiknya memegangi pakaiannya dan tidak pernah melepaskannya setiap kali ia harus bekerja. Vivian kemudian perlahan memegang tangan Grand Duke sekali lagi.
"Aku akan datang lagi lain kali."
Grand Duke tidak membalas apapun setelah itu. Setelah batuk beberapa kali, ia berbaring di tempat tidur sebelum perlahan menutup matanya.
"Aku lelah. Aku ingin tidur. "
Hanya setelah detak jarum jam berlalu barulah Vivian melepaskan tangan pria itu sambil menunjukkan senyuman.
Setelah Vivian mengenakan topinya lagi, ia dengan hati-hati menutup pintu di belakangnya saat meninggalkan ruangan sebelum Amanda melesat ke arahnya, seolah-olah ia telah menunggu selama ini.
"Vi... Nona!"
Vivian mencuri pandang ke Amanda, yang bingung dengan gelarnya saat ini dan saat ia mengulurkan tangannya. Amanda segera berhenti dari kegelisahannya sebelum mengenakan mantel di atas tubuh Vivian.
"Grand Duke telah tertidur kembali. Menurutku lebih baik aku mengambil cuti agar dia bisa tidur nyenyak. "
"Terima kasih telah datang mengunjungi Tuan."
"Bukan apa-apa."
Vivian menjawab sebelum berhenti sejenak. Alexia tidak akan mengatakan ini dengan baik, jadi Vivian menambahkan dengan.
"Kami sudah bertunangan."
Ketika Vivian baru saja berhasil meninggalkan tempat Grand Duke sebelum naik ke gerbong, Amanda tidak bisa lagi menahan kata-katanya yang dijejalkan di dalam 'kantong'-nya sejauh ini dan meledak.
"Bagaimana? Bagaimana?"
Vivian sudah melepas topinya sembari menghembuskan napas dengan kencang, di depan Amanda yang masih membuat keributan itu. Ia baru saja kembali dari Alexia ke Vivian ketika ia menjadi sangat santai, tidak seperti ketika ia pergi sebelumnya.
"Jangan tanya. Aku pikir aku akan mati karena hatiku yang gemetar. "
"Tapi kau masih hidup bahkan setelah kau bertemu dengan Grand Duke yang mengerikan."
"Lalu, apakah kau berharap temanmu ini akan mati saat itu?"
"Ay, bagaimana bisa aku."
Vivian tersenyum sambil menatap Amanda yang sedang menyeringai main-main
"Lain kali aku akan datang lagi."
Vivian tiba-tiba mengernyit saat teringat akan janji yang telah ia buat, hanya karena ia terhanyut oleh suasana.
"Aku membuat sedikit... lidahku terpeleset, tapi itu akan baik-baik saja, kan?"
"Pasti akan. Bukankah dia akan langsung memberitahumu jika itu menimbulkan masalah?"
"Benar?"
Tubuh Vivian langsung rileks mendengar kata-kata sederhana Amanda, seperti ditenangkan oleh genangan air.
"Dan? Bagaimana Grand Duke yang mengerikan itu? "
Mata Vivian mulai berbinar menanggapi pertanyaan Amanda. Akhirnya, tibalah waktunya untuk menceritakan apa yang dilihatnya sebelumnya.
Vivian kemudian mulai mengungkap cerita kepada Amanda, selagi mereka duduk di dalam gerbong yang bergerak.
Saat mereka berbicara, Amanda terkadang melihat ke luar jendela dan tiba-tiba, dia menghentikan kata-kata Vivian yang bersemangat.
"Tunggu. Kemana gerbong ini pergi? Rumah Count tidak seperti ini."
Vivian juga melihat ke luar jendela selagi matanya dipenuhi dengan pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Permisi! Kemana kita akan pergi sekarang? "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Monstrous Grand Duke's Fake Lady
Fantasy[Novel Terjemahan] Judul : The Monstrous Grand Duke's Fake Lady Author : Sweetly Genre : Romance, Adult, fantasy, josei, smut, mature, historical Rating : 21++ JANGAN SHARE TERJEMAHAN INI. Sinopsis Vivian adalah seorang Pelayan dari Countess Alexia...