WARNING : MENGANDUNG KONTEN 21++
Vivian tampak memohon selagi ia meneriakkan nama pria itu, tapi tetap saja jari-jari pria itu tidak berhenti sama sekali. Sebagai gantinya, ia mendorongnya lebih cepat sambil menggosok inti tubuhnya.
Semakin Vivian menggeliatkan pinggangnya, semakin dalam jari-jari Knox memeriksa bagian dalamnya. Ketika tubuhnya menggeliat di setiap sentuhan kenikmatan, tangan dan bibir pria itu segera menghentikannya dan menenangkannya dengan lembut.
Knox kemudian memblokir tangan wanita itu yang mencoba menutupi diri dan mengisap dadanya yang berisi.
Tepat ketika Vivian mencapai puncaknya sekali lagi setelah mencapai klimaks sebelumnya, ia mengangkat jari kakinya sebagai tanggapan. Pahanya bergetar sensitif selagi ia mengepal lebih erat ke titik di mana sangat sulit bagi Knox untuk bertahan.
"Hah, ahhh...."
Erangannya yang tampak basah kuyup membuat Knox mencium keningnya.
Dorongan untuk menghisap payudaranya telah habis, tapi ia masih hampir tidak menahannya selagi ia mulai menggerakkan jarinya lagi.
"Ah! Tunggu, hnghhh ......! "
"Aku yakin telah mengatakan ini sebelumnya. Aku menghormati kata-kataku sendiri untuk mengukirnya dengan intens, sehingga tidak akan pernah terlupakan."
Lengan Vivian menggapai-gapai putus asa mendengar kata-kata Knox, tapi tepat pada saat jari-jarinya menggeliat di dalam dirinya, erangan mulai keluar.
Setiap kali jari-jari pria itu bergerak perlahan sambil masih memegangi pahanya yang terbuka lebar yang sebentar-sebentar tersentak, pinggulnya segera bergoyang ke atas dan ke bawah.
Ujung jari Vivian yang menempel di bantal telah berubah menjadi putih seperti salju. Senyuman melekat di bibir Knox selagi cairan cinta wanita itu akhirnya menetes dari jarinya langsung ke seprai.
"Apakah kau masih ngotot mengatakan bahwa kau tidak ingat apa-apa?"
Sungguh orang yang sangat gigih!
Vivian memikirkan itu sambil meneriakkan erangan yang menggelegar. Ia akhirnya memutuskan untuk tidak pernah mengatakan bahwa ia telah lupa, di depannya — selamanya.
Selagi ujung jari Knox menekan zona sensitif s*ks*alnya, paha dan pinggulnya langsung terlihat kaku. Dengan mata yang masih tertutup rapat, Vivian langsung mengangkat kepalanya begitu pria itu mengeluarkan jari-jarinya, yang sepertinya sudah selamanya ada di dalam dirinya.
"Haahhh, eungghh ......"
Knox mencium Vivian dengan penuh kasih sambil memeluk tubuhnya yang bergetar dan masih terengah-engah.
Ia memeluk tubuh wanita itu yang masih peka terhadap sentuhan sekecil apapun karena klimaksnya tadi. Di saat yang sama, Knox melepaskan semua pakaian yang menempel di tubuhnya.
Vivian yang baru saja bernapas lega, langsung menegang ketika sesuatu yang keras menyentuh tubuh bagian bawahnya. Kepala Vivian bergetar secara spontan selagi ia merasakan benda hangat pria itu yang menggoda bagian bawahnya.
"Knox, kumohon... .."
"Ssst. Tidak masalah."
Sebuah anggota besar sudah mendorong kepalanya ke pintu masuknya yang sebelumnya telah dilonggarkan dengan jari pria itu.
Vivian berhenti bernapas sekali lagi karena kesemutan dari benda asing keras yang tak tertandingi bahkan dengan jari pria itu sendiri.
"Huuu ...... Tidak apa-apa, jadi bisakah kau santai sedikit? Ini terlalu ketat."
"Ugh, ah, itu semua karena Knox yang terlalu besar ..."
Dahi Knox berbintik-bintik dengan keringat selagi Vivian membuka pahanya sebelum masuk dengan hati-hati.
Ia sudah merasakannya kemarin, tapi di dalam wanita ini masih terlalu kencang. Ia tidak akan pernah tahu kapan ia akan kehilangan akal sehatnya sebelum mendorongnya dengan kejam ke dalam lipatannya yang meremas anggotanya dengan erat.
"Tidak apa-apa, bukan?"
Paha Vivian yang tegang mulai mengendur perlahan karena tepukannya yang penuh perhatian, mirip seperti menenangkan seorang anak.
Ketika bagian dalam tubuh Vivian yang mengencang hampir tidak rileks dan menciptakan sedikit celah, Knox segera menjatuhkan dirinya ke bagian paling dalam.
"Gasp!"
Vivian mendesah putus asa selagi ia merasakan kesemutan yang sepertinya mendorong semua yang ada di dalamnya.
Perasaan tidak biasa yang tampak terlalu tidak masuk akal untuk menjadi kenyataan telah melonjak ketika rasanya ada sesuatu yang mencoba menembus perutnya.
Hal ini akhirnya menyebabkan ujung jari Vivian menggesek punggung Knox — dengan agresif.
Aku benar-benar gila. Knox bergumam pelan.
Ia agak yakin bahwa ia bisa mempertahankan akal sehatnya lebih baik dibanding kemarin, tetapi sepertinya semuanya telah hilang begitu ia merasakan di dalam wanita ini.
Meskipun Knox percaya bahwa Vivian masih belum menyesuaikan dirinya, Knox seolah-olah terpesona oleh sihir dan segera mulai bergerak.
"Aah, ah ......!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Monstrous Grand Duke's Fake Lady
Fantasy[Novel Terjemahan] Judul : The Monstrous Grand Duke's Fake Lady Author : Sweetly Genre : Romance, Adult, fantasy, josei, smut, mature, historical Rating : 21++ JANGAN SHARE TERJEMAHAN INI. Sinopsis Vivian adalah seorang Pelayan dari Countess Alexia...