Chapter 6

3K 175 0
                                    




Grand Duke sedikit mengernyit pada kata-kata Vivian sendiri.

"Aku telah dengan tegas memberikan jawabanku yang menyatakan bahwa kau tidak perlu datang ke sini. Jadi, kenapa kau muncul?"

Vivian hampir tidak bisa menahan kata-kata yang hanya terdengar di tenggorokannya mengatakan: 'Itu semua karena Nona Muda yang telah memerintahkan saya untuk melakukannya'.

"Itu karena aku hanya mengkhawatirkanmu."

"Hah. Tunangan yang tidak pernah kau lihat wajahnya sebelumnya? "

Kata-kata yang Grand Duke lontarkan terdengar dingin. Hanya sesaat, Vivian bisa bersimpati dengan Nona Muda yang telah dijodohkan secara paksa dengan orang ini di depan mata.

Meski demikian, Vivian sama sekali tidak mengungkapkannya. Ia bahkan bukan yang ditujukan. Saat ia memikirkan bagaimana kata-kata kasar itu sebenarnya ditujukan langsung kepada Alexia, Vivian merasa lebih tenang.

"Bukankah karena Count yang memintamu untuk mampir?"

"Aku tidak bisa sepenuhnya menyangkal fakta itu."

Vivian mengingat tingkah laku Nona Muda dan dengan cepat memberikan tanggapan yang cukup terang-terangan.

"Namun, bepergian ke sini serta berada di sini adalah atas kemauanku sendiri. Itu tidak diminta oleh orang lain. "

"Sungguh lucu."

Sebuah tawa pelan terdengar setelah mendengar kata-kata Vivian. Bahkan jika Vivian bisa melihat mata pria itu dengan benar, pria itu akan tetap menghindari tatapan Vivian karena wajahnya terlalu kejam untuk dilihatnya.

Baru pada saat itulah Vivian menyadari mengapa pria itu dicap sebagai Grand Duke yang mengerikan.

"Daripada langsung menolak pertunangan ini karena kondisi tubuhku, kau harus menggunakan ini sebagai kesempatan untuk ..."

Kemudian, Grand Duke mengangkat bagian atas tubuhnya sambil mengunci pandangannya yang sangat tepat ke arah Vivian.

"Aku telah mengharapkannya sampai batas tertentu, tetapi sepertinya kau lebih oportunistik daripada yang aku kira."

"Berpikirlah sebaik mungkin. Karena aku sudah di sini, aku anggap akan merawatmu seperti yang dikatakan ayahku sebelumnya. "

"Merawat, katamu? Apakah kau tidak mendengar dengan tepat tentang apa penyakitku? Bahkan bisa menular. "

Vivian berhenti sejenak mendengar kata-kata Grand Duke. Kalau dipikir-pikir, Alexia sepertinya telah memberi tahu dia secara singkat tentang penyakit Grand Duke baru-baru ini.

Tetap saja, Vivian cuek dengan fakta itu. Bukan untuk membunyikan peringatan untuk diri sendiri, tapi ia memiliki tubuh yang kuat yang tidak pernah sakit seumur hidupnya.

"Aku lebih kuat dari yang terlihat. Kau tidak perlu khawatir tentang itu. "

"...apa?"

Untuk pertama kalinya, Grand Duke tidak membalas kata-kata Vivian dengan tajam.

"Apakah kau tidak takut?"

Vivian hanya bisa menebak sejauh apa mengerikannya penyakit yang akan diderita pria yang dicap sebagai monster itu. Tapi cukup aneh, Vivian sama sekali tidak ketakutan.

Vivian menarik kursi di dekat pria itu sebelum duduk di tempat duduknya sambil menatap Grand Duke dengan saksama.

"Aku tidak takut."

"Meskipun kau harus merawat pria yang baru saja kau temui hari ini, untuk pertama kalinya?"

"Tidak semuanya. Kita akan segera menikah. "

Tentu saja bukan untukku, tapi untuk Nona Muda Alexia. Vivian bergumam pelan di dalam hati selagi ia mengangkat handuk basah yang ada di sampingnya.

Setelah memeras kelebihan air dari handuk, Vivian dengan hati-hati meletakkannya di tangannya.

Grand Duke tersentak saat disentuh handuk basah. Mungkin itu karena demamnya yang lebih tinggi dari yang terlihat karena Vivian bisa merasakan panas yang merembes dari ujung jarinya sampai ke tangan.

"Tolong tahan meskipun terlalu dingin. Sebenarnya bagus untuk membiarkan panasnya keluar."

Vivian mulai mengusap tubuh Grand Duke perlahan sambil mengingat apa yang telah dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya setiap kali ia sakit demam.

Tangan Grand Duke meringis setiap kali handuk dioleskan perlahan ke lengannya, tapi Vivian tetap tidak melepaskannya sama sekali.

Tangan Vivian kemudian dengan mantap mendekati wajah pria itu setelah ia mengusap area yang paling terlihat. Tiba-tiba, Grand Duke dengan cepat memblokir handuk basah yang baru saja mencapai pipinya.

"... Biarkan saja wajahku."

"Tapi sebenarnya wajahmu adalah area yang paling penting?"

"Aku bisa melakukannya sendiri."

The Monstrous Grand Duke's Fake LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang