28. Seperti dulu

762 126 2
                                    

Beomgyu berbalik dan menatapnya dari arah dekat pintu.

"beomgyu, ini b--bener lo kan?"

"–akhirnya lo datang juga." Hueningkai tersenyum kecil sambil menatapnya.

* * *

Beomgyu berlinang air mata dan mengalihkan pandangannya.

"kenapa masih disitu Gyu, Lo bisa tolong kesini?" suaranya terdengar sangat lemas sekali saat ini.

"lo tunggu dulu, gue panggilin
dokter."

"enggak, ga perlu. Gue cuma butuh lo sekarang."

Akhirnya Beomgyu menuruti perkataan itu dan mendekati Hueningkai, dia tidak berani sama sekali menatap mata sahabatnya itu.

"m--makasih ya Gyu, lo udah mau dateng jengukin gue. Tapi yang jelas, gue seneng banget. Walaupun gatau lo udah maafin atau belum." Hueningkai mengulas senyuman tipis diwajahnya.

Beomgyu tertunduk lemas, dan tetap berusaha menopang tubuhnya itu agar tidak jatuh. Setiap kata yang keluar dari mulut sahabatnya itu terasa menyakitkan untuknya, seperti disayat tanpa menyentuh.

Akhirnya ia pun berbalik badan dan ingin pergi meninggalkan Hueningkai.

"Gyu, walaupun lo belum maafin gue gapapa kok. Dengan ngeliat lo baik - baik aja dan mau jenguk gue itu udah cukup."

Langkahnya langsung terhenti lagi ketika Hueningkai berkata seperti itu, apa ini? Kenapa dia bisa tetap baik kepada Beomgyu? Padahal jelas sekali, dia telah menyakitinya sampai berada ditempat seperti ini.

Apakah karena status mereka sahabat? Tapi sepertinya tidak, setiap manusia bisa berubah dan ada batas kesabaran nya. Tapi Hueningkai ini.... Sungguh dia adalah malaikat tanpa sayap, begitulah pikir Beomgyu saat ini.

Terdengar isakan tangis di seluruh ruangan yang hanya menyisakan mereka berdua saja, tanpa pikir panjang Beomgyu langsung memeluk Hueningkai.

"Ning, hiks h-hiks... gue, mm--hiks."

"eh lo kenapa nangis Gyu? udah jangan nangis lagi, gue gapapa kok."

"bukan itu bodoh, hiks hiks."

Hueningkai pun berusaha menenangkan Beomgyu dengan mengusap punggung nya, dan menyuruh dia untuk duduk di sampingnya.

"lo tenangin diri dulu ya, baru nanti lanjut bicara la–"

"gue minta maaf Ning, gue beneran minta maaf banget sama lo. Gue nyesel, gue bodoh, bajingan macam apa gue ini Ning. Gak seharusnya gue bersikap kayak gini sama lo."

Beomgyu memotong Hueningkai yang sedang berbicara itu dengan ucapan nya yang sangat cepat.

"–harusnya lo ga kayak gini sekarang, gue salah besar karena harus lampiasin amarah ini sama lo. Dan malah lo juga yang menanggung semua dosa papa lo Ning. Manusia macam apa gue ini."

Hueningkai merasa kasihan pada sahabatnya itu yang terus merutuki dirinya sendiri sambil terisak dengan tangisan.

Terlihat dan terpancar dengan jelas dari tatapan seorang Choi Beomgyu, dia meminta maaf dengan begitu tulus dan rasa penyesalan yang sedalam - dalamnya.

Hueningkai memegang bahu sahabatnya itu, "Gyu, lo ga salah kok. Wajar lo bisa marah sama gue."

Beomgyu langsung menatap Hueningkai, "apanya yang wajar? Gue nyakitin lo itu wajar? Dan jelas - jelas itu bukan perbuatan lo. Tapi karena gue, lo jadi tebus dosa papa lo itu."

DAL SEGNO • YEONBIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang