💮다섯💮

850 157 4
                                    

Setelah berbicara denganmu sebentar, akhirnya laki laki itu memutuskan untuk segera kembali ke rumah sakit untuk bertemu dengan Papa Winwin.

Winwin berjalan menuju kamar inap milik sang Papa lantas membuka benda putih itu lantas menutupnya kembali.

Winwin menatap Papanya yang baru saja diurus oleh perawat itu lantas mengambil tempat duduk disamping ranjang milik Papa Winwin.

"Saya sudah berikan obatnya, kalo begitu saya permisi pak, Mas." Ujar sang perawat lantas pergi meninggalkan keduanya.

Winwin mengangguk singkat sebagai jawaban. "Kamu abis dari mana?" Ujar Papa Winwin pada putranya.

"Abis dari rumah (y/n)." Jawab Winwin membuat sang Papa mengerutkan kening bingung.

"Winwin udah bilang sama (y/n) kalo bakal ngajakin dia nikah sama Winwin." Ujar Winwin mulai menceritakan kejadian tadi.

"Terus apa kata dia?" Tanya sang Papa penasaran.

"Kata (y/n) dia jawab mau." Jawab Winwin santai.

Papa Winwin yang awalnya terdiam sebentar lantas berdeham kecil. "Papa harap kamu tau apa konsekuensi kedepannya Winwin. Pernikahan ini cuman satu kali dalam hidup. Dan kamu harus mulai berani mengambil resiko nantinya." Ujar sang Papa.

Winwin menganggukkan kepalanya. "Winwin udah pikirin kok Pa, Winwin juga udah pikirin gimana kedepannya. Winwin minta bantuan Papa." Ujar Winwin menatap Papanya dalam.

"Papa akan selalu doain dan dukung kamu Winwin. Apa yang menurut kamu baik, Papa akan coba suport kamu." Jawab sang Papa lembut.

Winwin tersenyum lebar. "Makasih banyak Pa." Ujar Winwin dan diangguki oleh Papa Winwin.

•●•

Sementara itu kamu yang hanya tau Winwin mengucapkan kata sakral tadi hanya bisa termenung saat ini.

Kamu duduk diatas meja sembari menatap ke arah hadapanmu itu kosong.

Sebenarnya apa yang diucapkan Winwin itu benar atau tidak?

Dia sungguh-sungguh atau tidak?

Apa itu hanya sebuah candaan?

Kamu langsung menepuk-nepuk pipimu agar tersadar dengan lamunanmu yang cukup lama

Sampai seseorang mengetuk pagar rumahmu yang membuatmu langsung pergi keluar

"(Y/n)." Seorang wanita paruh baya tersenyum ke arahmu, kamu yang melihatnya langsung melebarkan senyum antusiasmu

"Bi Ira, pak Joko bang Bono!" Mereka semua adalah mantan asisten rumah kamu dulu.

Dan sayangnya setelah orang tuamu meninggal, seluruh aset kekayaan rumahmu di sita oleh bank karena perusahaan orang tua mu terkena sebuah kasus yang cukup berat.

Mengharuskan kamu pindah rumah ke tempat yang kecil di sebuah gang pinggiran kota jakarta.

Kamu mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumahmu dengan senang hati.

"Maaf ya, rumahku kecil." Ucapmu yang langsung di angguki mereka bertiga.

"Gapapa atuh neng, santai aja." Ucap bang Tono yang membuatmu tersenyum.

"Neng kulkas dimana ya?" Tanya bi Ira, kamu langsung menunjuk ke sebuah kulkas satu pintu yang ada di pojok ruangan.

"Bi ira masukin makanan ya, nanti sebagian kita makan sekarang." ucap bi Ira yang langsung di angguki olehmu

"Makasih bi Ira." Kamu dan pak Joko duduk di teras rumah, sedangkan bang Tono entah pergi kemana.

"Susah ya neng hidup tanpa orang tua." ucap pak Joko yang membuatmu mengangguk

ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang