Kamu tersenyum lebar saat masuk ke dalam ruangan milik sang Papa dari laki laki bernama Winwin.
"Apa kabar (y/n)?" Sapa sang Papa pada dirimu.
Winwin lantas mempersilahkan dirimu untuk duduk dikursi yang ada disamping ranjang milik Papa Winwin.
"Pah, Winwin ke kantin dulu. Beli makan buat (y/n)." Ujar Winwin lalu diangguki oleh Papa.
"Eh gak usah Win, gue makannyaㅡ
"Gue gak nanya lo mau makan atau nggak." Potong laki laki itu membuat dirimu diam. "Udah diem disini, gue gak lama." Ujar laki laki itu lantas berjalan meninggalkan kalian berdua.
Papa Winwin yang melihat perlakuan putranya itu hanya bisa tersenyum tipis. "Dia cuman berusaha buat kasih perhatian sama kamu, dan itulah caranya." Ujar Papa Winwin seakan mengerti dengan raut wajahmu itu.
Kamu tersenyum canggung lantas kembali menatap Papa Winwin yang tengah duduk diatas ranjangnya. "Om udah makan?" Ujarmu mengalihkan topik.
"Udah, baru aja Om selesai makan." Jawab Papa Winwin ramah.
Kamu hanya mengangguk sebagai jawaban. Bingung ingin membicarakan hal apalagi dengan beliau, secara kamu sangat tidak nyaman mengingat putranya itu telah meminta dirimu untuk menjadi pendamping hidup Winwin.
"Papa setuju kok kalian menikah, kamu gak usah khawatir sama Winwin. Papa yakin kalo Winwin itu serius sama kamu, jadi gak usah ragu." Ujar Papa Winwin tiba tiba.
"Emm... makasih Om." Ujarmu kaku.
Papa Winwin tertawa kecil. "Sudah saya bilang Winwin itu suka sama kamu, dia pasti akan bertanggung jawab sama keputusan yang dia ambil, itu tandanya kalo kamu lah wanita yang paling berharga setelah Mamanya." Ujar Papa Winwin.
"Ngomong ngomong Papa mau ngobrol sama orang tua kamu buat izin nikahin kamu buat Winwin."
Kamu tersenyum tipis. "Orang tua saya sudah meninggal Om, Winwin juga sudah izin didepan orang tua saya buat menikah." Ujarmu
"Ahh Papa minta maaf nak." Ujar Papa Winwin merasa tidak enak dengan dirimu.
Kamu tertawa kecil. "Gak apa apa kok Om, Om gak salah." Ujarmu lalu diangguki oleh Papa Winwin.
"Kehilangan memang cukup membuat seseorang merasa bahwa dirinya sendiri, padahal dia sendiri tidak pernah menyadari bahwa disekelilingnya, banyak cahaya ingin menerangi hidupnya." Ucap Papa Winwin.
"Papa yakin kamu adalah anak yang hebat. Kamu tumbuh dan hidup mandiri, Papa salut sama kamu."
"Dulu Winwin juga sama, selalu murung karna dia merasa kalo dia gak punya siapa siapa, yang padahal selalu ada Papa yang nemenin Winwin sampai sekarang."
"Tapi, Papa rasa sekarang dia udah balik nemuin kebahagiaan yang baru, dan itu semua adalah kamu sumbernya."
Kamu terdiam memperhatikan semua ucapan yang dilontarkan oleh Papa Winwin pada dirimu tersenyum simpul.
Entah kenapa namun kamu merasakan banyak energi positif yang kamu rasakan saat didekat Papa Winwin dan itu terasa nyaman.
Papa Winwin memiliki kepribadian yang hangat dan ramah.
Winwin sudah kembali ke dalam kamar milik sang Papa lantas menaruh makanannya diatas meja yang ada disana.
"Winwinnya udah dateng, gih kalian makan." Titah Papa Winwin dan kamu mengangguk menghampiri Winwin yang tengah duduk disofa.
"Ini buat lo." Ujar Winwin memberikan kotak makanan kepada dirimu.
"Thanks Win." Balasmu tersenyum namun tidak dengan laki laki itu yang malah menunjukan wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]
Teen Fiction[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanmu adalah tanggung jawabku dan mempercayaiku adalah pilihanmu." -Winwin Pernikahan bagi kamu bukanlah suatu hal sepele. Lantas bagaimana deng...