Kamu terbangun dari tidurmu menatap ke arah sampingㅡWinwin yang tengah tertidur disampingmu itu sedikit terkejut.
Kamu beralih menatap jam yang ada didinding kamar lantas bergegas untuk mandi terlebih dahulu sebelum Winwin terbangun.
Setelah berganti pakaian dan menyiapkan peralatan sekolah kamu turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan terlebih dahulu.
"Bibi," panggilmu pada asisten disana, bibi Nam.
"Iya Nona?" Sahut Bibi Nam menghampiri dirimu.
"Winwin pulang jam berapa bi?" Tanyamu padanya.
"Den Winwin pulang jam 1 lewat Non, kayanya aden kecapekan ya? Soalnya pas pulang kerja den Winwin udah bersin bersin, bibi takut aden demam."
Mendengar itu membuat dirimu akhirnya kembali berlari ke lantas atas untuk memeriksa Winwin yang tengah tertidur dikamarnya.
Kamu mendekat ke arah laki laki itu untuk menchek dahinya apakah panas atau tidak. Dan yapp, sesuai dugaan bibi Nam tadi.
Dahi Winwin yang sangat panas dengan tubuh laki laki itu menggigil segera kamu mematikan AC kamar dan memakaikan Winwin selimut yang tebal.
"Win lo gak papa? Kepala lo pusing ya? Mau gue ambilin obat?" Ucapmu berderet.
Winwin hanya diam dan menutup mulutnya. Tubuhnya semakin bergetar kedinginan padahal cuacanya tidak terlalu dingin saat ini.
Kamu lantas berlari keluar kamar untuk mengambilkan sarapan dan juga obat. Tidak lupa dengan handuk dan air hangat untuk mengompres laki laki itu.
Setelah selesai dibantu oleh bibi Nam, kamu kembali ke dalam kamarmu dan juga Winwin untuk mengobati laki laki itu.
Kamu menaruh obat dan buburnya diatas meja kecil disamping ranjang lantas mencari sesuatu didalam lemari Winwin.
Setelah ketemu akhirnya kamu membangunkan Winwin untuk meminum obatnya.
"Win bisa bangun bentar gak? Lo minum obatnya dulu baru istirahat." Ujarmu sembari mengusap kening Winwin yang basah karna keringat.
Laki laki itu bangkit dari tidurnya dan duduk dibantu olehmu. "Pake dulu sweaternya." Ujarmu lantas memberikan jaketnya pada Winwin.
"Lo bilang jangan pulang malem, kok lo nya sendiri pulang malem. Gini kan jadinya, hari ini juga masih ada waktu, kenapa harus diselesain besok sih?" Cibirmu pada laki laki itu.
"Buka mulutnya." Pintamu pada Winwin.
Laki laki itu hanya menurut diperintah olehmu. Lagi pula Winwin malas berdebat sekarang.
"Win jangan dikit dikit dong, sayang buburnya kalo dibuang." Ucapmu karna Winwin tidak mau memakan buburnya.
"Itu pait." Jawab Winwin singkat.
"Liat wajah gue." Suruhmu dan Winwin menurutinya. "Nanti juga buburnya manis." Kekehmu membuat Winwin menatapmu datar.
"Mana ada bubur manis." Balas Winwin.
"Ada." Sahutmu cepat. "Bubur kacang." Lanjutmu sembari tersenyum lebar.
"Udah nih cepet makan obatnya. Lo gak usah sekolah hari ini, nanti gue sampein ke Ruto kalo gak ke Hana." Ujarmu santai.
"Lo gak mikir mereka bakal curiga?" Ucap Winwin membuat dirimu diam.
"Iya juga sih." Gumam mu pelan.
"Ambil handphone gue. Hubungin Kun pake hp itu." Titahnya dan kamu langsung melakukannya.
"Udah, kalo gitu gue pamit sekolah," ucapmu pada Winwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]
Teen Fiction[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanmu adalah tanggung jawabku dan mempercayaiku adalah pilihanmu." -Winwin Pernikahan bagi kamu bukanlah suatu hal sepele. Lantas bagaimana deng...