Kamu terbangun sekitar pukul 6 pagi lalu pergi keluar kamar dengan tangan yang memegangi pinggulmu yang masih sakit
Sebenarnya sudah lebih mendingan karena kemarin bibi memijit sedikit pinggulmu jadi kamu masih bisa berjalan dengan baik.
"Gue kayak lansia sekarang," gerutumu melihat cara berjalanmu yang sangat pelan.
Sesampainya di dapur kamu langsung menuang air ke gelas dan meminumnya, lalu melirik ke arah pintu kamar Winwin yang masih tertutup.
Harusnya laki-laki itu sudah bangun karena dia harus pergi ke kantor jam 7 nanti.
"Bi." kamu yang melihat bibi lewat dihadapanmu sembari membawa laundryan langsung berhenti mendengar panggilanmu.
"Kenapa non?"
"Winwin belum bangun bi?" tanyamu, bibi langsung melirik ke arah pintu Winwin yang berada tak jauh dari dapur.
"Den Winwin sudah berangkat dari 30 menit yang lalu non," jelas bibi yang membuatmu terkejut.
"Tumben pagi banget? Dia udah sarapan?" Tanyamu
Bibi langsung menggeleng. "Tadi bibi tawarin buat sarapan tapi katanya udah telat dia bakal sarapan di kantor," jelas bibi
Kamu mengerutkan keningmu bingung, Winwin sepertinya jarang makan di kantor apalagi untuk sarapan.
Bisa-bisa dia melewatkan sarapan yang penting di tengah jadwal padatnya.
"Ya udah deh bi, makasih bi," ujarmu yang di angguki oleh bibi, dia langsung masuk ke kamar Winwin untuk menaruh laundry yang dia bawa.
Kamu menatap ke arah kulkas lalu berjalan ke arahnya, membuka kulkas dan melihat apa yang ada di dalamnya.
"Hanya ada buah strawberry disini," gumamu melihat kulkas rumah kalian yang kosong melompong dan tersisa buah strawberry saja.
Bulan ini kamu tidak sempat belanja jadi wajar jika kulkasmu kosong.
Kamu mengambil buah strawberry yang ada di kulkas lalu mencucinya dengan air hingga bersih, setelah itu kamu langsung memasukannya ke dalam tempat makan.
Setelah siap kamu kembali ke kamar dan berganti baju untuk pergi ke kantor Winwin mengantarkan buah, setidaknya laki-laki itu harus makan.
Setelah berganti baju aku mengambil kotak makan yang ada di dapur dan pergi keluar mobilmu.
Kamu memberhentikan mobilmu tepat di depan lobby perusahaan Winwin, setelah itu kamu langsung masuk dan berdiri di depan meja resepsionis.
"Winwin ada?" Tanyamu, terlihat wajah petugas resepsionis itu menyapamu ramah.
"Ada nyonya, mari saya antar," ujarnya seraya keluar dari mejanya dan menuntunmu ke ruangan Winwin.
"Ah maaf, saya habis terjatuh kemarin," ujarmu saat melihat petugas resepsionis itu sudah berjalan jauh darimu.
"Ahh maafkan saya, harusnya saya lebih peka," ucapnya lalu menyodorkan lengannya untukmu, kamu langsung tersenyum dan menyilangkan lenganmu ke lengannya.
Tenang saja dia perempuan
Dia menuntunmu masuk ke dalam lift dan pergi ke lantai tempat ruangan Winwin berada sesampainya disana kamu langsung berterima kasih kepadanya.
Kamu membenarkan sedikit bajuku lalu mengetuk pintu ruangan Winwin.
"Masuk."
Kamu langsung mendorong pintu ruangan Winwin dan langsung melihat laki-laki itu tengah berkutat di depan komputernya dengan 1 bekal di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]
Teen Fiction[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanmu adalah tanggung jawabku dan mempercayaiku adalah pilihanmu." -Winwin Pernikahan bagi kamu bukanlah suatu hal sepele. Lantas bagaimana deng...