Maaf kalo ada typoo, Happy reading guys >♡>
💙
"Win!" Panggil seseorang membuat sang empunya nama menoleh ke sumber suara.
Disana terlihat Luna yang melambaikan tangan ke arahnya dan berlari kecil menghampiri Winwin.
"Kenapa?" ucap Winwin datar, berbeda dengan nada yang biasa ia gunakan ketika bertemu Luna waktu itu.
Mendengar nada Winwin yang berubah kepadanya membuat Luna sedikit bingung, tapi perempuan itu malah tersenyum kecil ke arah Winwin.
"Lo bisa anter gue pulang kan? Tadi pagi gue gak bawa mobil soalnya, gue gak tau mau pulang sama siapa," ujar Luna sembari menatap Winwin dengan penuh harap.
Perempuan itu juga menggandeng lengan Winwin penuh harapan, berharap laki-laki di hadapannya ini akan mengantarkannya pulang.
"Supir lo?"
"Iya ada sih tapi kan nanti gue lama nungguin, gimana kalo kita pulang sama sama, pasti cepet sampe," ucap Luna membuat Winwin menghembuskan nafas pelan.
Sebenarnya ada hal yang belum Winwin mengerti dengan sifat Luna. disisi lain Winwin curiga bahwa Luna yang telah meracuni Papahnya kemarin.
Tapi belum ada bukti kuat untuk membuktikan bahwa Luna lah yang telah meracuni papahnya saat itu.
"Gak bisa," ujar Winwin melepas lengan Luna yang tertaut di lengannya, membuat perempuan itu menatap Winwin dengan tatapan herannya.
"Lho kenapa? Kan rumah kita searah."
Winwin kembali menatap Luna yang masih menatap dirinya. "Rumah kita udah beda kalo lo lupa," ujar Winwin hendak meninggalkan Luna.
"Aww," pekik perempuan itu terjatuh dan duduk dilantai.
Sepertinya dia tengah mencoba menarik perhatian Winwin kepadanya.
Winwin refleks menoleh ke belakangnya melihat Luna yang sudah terduduk di lantai sembari mengusap kakinya, niat awalnya dia akan meninggalkan perempuan itu.
Tapi hati nuraninya berkata untuk menolong Luna.
Winwin menghela nafasnya panjang lalu berbalik menghampiri Luna yang entah kenapa bisa terjatuh.
"Kenapa lagi?"
Luna mengangkat tangannya yang masih di perban akibat luka kemarin, dia juga memperlihatkan kulit kakinya yang terkelupas akibat kejadian kemarin.
"Luka gue masih belum sembuh dikaki, kayanya lukanya ngelupas lagi deh," ujar Luna sembari mengelus kakinya yang terasa sedikit ngilu.
"Kalo gitu kenapa lo sekolah?" tanya Winwin.
Luna membelalakan matanya panik. "T-tadi pagi masih baik kok, cuman sekarang baru kerasa perihnya," ucap Luna.
Winwin menatap sekitarnya dan tidak ada siapapun selain mereka berdua disana.
Sekolah sudah memasuki jam pulang sejak 15 menit yang lalu, namun masih ada murid yang tengah melakukan kegiatan eskul dan yang lainnya.
Winwin melirik ke arah jam tangannya, kamu pasti sudah menunggu dirinya diparkiran saat ini.
Jika Winwin telat ke parkiran omelanmu akan memenuhi telinganya sesampai di parkiran nanti.
Sampai mata Winwin melihat kepala seseorang yang sepertinya menuju ke kelas mereka berdua.
"Oi!" panggil Winwin pada sosok laki laki yang baru saja berjalan di area luar kelas mereka berdua.
Laki laki yang merasa di panggil oleh Winwin menghentikan langkahnya dan berdiri tepat di pintu kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]
Teen Fiction[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanmu adalah tanggung jawabku dan mempercayaiku adalah pilihanmu." -Winwin Pernikahan bagi kamu bukanlah suatu hal sepele. Lantas bagaimana deng...