Besok paginya, kamu terbangun dari tidurmu menatap ke arah sampingmu sudah tidak ada Winwin disana, sepertinya laki laki itu sudah dibawah.
Tidak ingin membuat Winwin lama menunggu, kamu segera bersiap untuk membersihkan dirimu dan mengenakan seragam untuk pergi ke sekolah hari ini.
Setelah selesai, kamu berjalan menuruni anak tangga perlahan. Menatap ke arah dapur yang sudah kosong membuat dirimu mengerutkan kening bingung.
Nampak Bibi Nam yang baru saja membereskan sisa sarapan pagi ini untuk mencuci piringnya.
"Bi liat Winwin gak?" ujarmu menghampiri Bibi Nam.
"Oh Non Oshi, tadi Den Winwin cuman pesen Nona kalo mau pergi ke sekolah sama Pak As aja," ujar Bibi Nam.
Kamu mengerutkan kening bingung. "Lho emangnya Winwin kemana bi?"
"Den Winwin ada urusan dulu diluar, makannya berangkat dari pagi, emangnya Den Winwin gak bilang sama Nona?" ujar Bibi Nam dan kamu menggeleng pelan.
"Ya udah atuh sini sarapan dulu baru diantar sama Pak As." Bibi Nam menyuruh dirimu untuk duduk dimeja makan yang sudah ia siapkan makan pagi.
Kamu mengangguk dan duduk dimeja makan sendirian. Tidak biasanya Winwin pergi sepagi ini. Kalaupun ada urusan kenapa dia tidak memberitahumu lebih dulu.
"Urusan apa emangnya?" gumammu sembari berfikir keras.
Setelah selesai sarapan kamu pergi keluar untuk segera pergi ke sekolah di antar Pak As. "Selamat pagi Non," sapa Pak As dan kamu mengangguk singkat. "Pagi Pak."
Kalian berdua segera berangkat ke sekolah sebelum bel sekolah berbunyi.
"Pak As," panggilmu membuat pria paruh baya itu menatap kaca mobil yang langsung melihat ke belakang. "Kenapa Non?"
"Bapak tau Winwin ada urusan apa?" tanyamu karna penasaran kemana laki laki itu pergi pagi ini.
"Itu bapak kurang tau Non, Den Winwin cuman minta bapak siapin mobilnya pagi ini," jawab Pak As membuat dirimu menghela nafas kecewa.
Perasaanmu sedikit tidak enak sejak tadi pagi. Entah kenapa rasanya khawatir sesuatu telah terjadi pada laki laki itu.
Pak As menghentikan mobilnya tepat didepan gerbang sekolah. Kamu keluar mobil setelah mengucapkan terimakasih pada supir milik keluargamu itu.
Tepat saat kamu keluar dari mobil, Kara, Lusi dan Hana terlihat menghampiri dirimu yang ada didepan gerbang pagi ini.
"Pagi (y/n)," sapa mereka bertiga secara bersamaan.
Kamu membalas sapaan mereka seraya tersenyum manis. "Kok tumben gak berangkat sama Winwin, dia kemana?" tanya Kara melihat mobil milik keluarga Winwin yang berlalu dari hadapan kalian.
"Dia ada urusan pagi ini, udah yu ke kelas," jawabmu dan mereka bertiga hanya mengangguk paham.
Saat kalian bertiga masuk ke dalam lingkungan sekolah, Hana pamit terlebih dahulu ke kelasnya karna bertemu dengan Haruto untuk piket bersama.
"Gue duluan ya, takut Hartononya keburu kabur," pamit gadis itu lantas berlari ke arah Haruto yang baru sampai disekolah.
Sedangkan kalian bertiga hanya mengangguk dan melanjutkan langkah kalian menuju kelas masing masing.
Suara bisik yang mulai kembali terdengar dipendengaran kalian bertiga membuat Kara risih sendiri saat siswi yang melewati kalian menatap dirimu aneh.
"Heh apa lo liat liat?! Gak punya muka ya!" ujar Kara marah.
"Ra udah Ra, masih pagi," cegahmu dan Lusi menenangkan Kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]
Teen Fiction[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanmu adalah tanggung jawabku dan mempercayaiku adalah pilihanmu." -Winwin Pernikahan bagi kamu bukanlah suatu hal sepele. Lantas bagaimana deng...