14 - Ketua Geng ALFAROZ

5.3K 375 196
                                    

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

'Tentang harga diri yang dijunjung tinggi!'

14. Ketua Geng ALFAROZ

Suara deru motor terdengar sangat jelas di jalanan sepi tengah malam ini, knalpot yang menggerung sangat mengganggu indra pendengaran.

Terlihat banyak sekali lelaki yang mengenakan jaket kulit hitam dengan logo MARSTAD, dilengkapi gambar Elang di belakang punggungnya. Mereka tengah berkumpul sembari duduk di atas motor ninjanya masing-masing.

"Bos, jaket lo ke mana? Masa iya, mau balapan gak pake jaket kebangsaan, sih!" ucap Bagas seraya mengerutkan keningnya.

Sontak seluruh anggota MARSTAD menatap jaket yang dikenakan oleh Albar. Dan benar saja, Albar hanya menggunakan jaket kulit hitam polos bukan jaket kebanggaan MARSTAD.

"Wah parah lo! Biasanya juga ke mana-mana pasti selalu pake jaket kebangsaan, kok sekarang kagak?! Udah pengen lengser lo?!" cerocos Darian.

Bima yang mendengar kata 'Lengser' pun tiba-tiba memejamkan matanya. "Lengser wengi... Si-"

Pletak!

"AW! SAKIT MONYET!" Bima mengusap-usap kepala bagian belakang yang terkena jitakan Raka tadi.

"Ya lagian sih, lo! Kok nyanyi yang begituan! Mana liriknya salah, pake penghayatan lagi. Nanti kalo dateng tu rambut panjang mampus lo!" Raka menatap sinis Bima.

Sedangkan Bima melipatkan kedua tangannya sembari menatap remeh Raka. "Kalo gue ketemu sama tu Kunti bakalan gue ajak berenang!"

"Mana ada Kunti berenang tolol!" celetuk Rayan kesal.

"Bisa gila gue temenan sama lo, Gas!" Raka mengusak rambutnya kasar.

"Ya Allah. Salah apa hambamu ini, hiks," ujar Bagas lebay.

"Alay najis!" Raka menatap jijik Bagas.

"Udah monyet! Gak ada yang waras emang di sini," Riyan menggelang-gelengkan kepalanya. Lalu pandangannya beralih pada Albar. "Bar, emang jaket lo ke mana?"

"Dicuci."

Riyan mengerutkan keningnya. "Dicuci?"

"Sejak kapan jaket lo dicuci pas banget hari balapan, Bar?" tanya Bima heran.

Pasalnya, Albar selalu mencuci jaket itu di hari-hari biasa. Bukan di hari balapan. Meskipun tawaran balapan terkadang mendadak, Albar pasti akan memakai jaket itu walau kotor.

"Sejak tadi."

Saat Raka ingin membuka suara, tiba-tiba terdengar suara deru motor datang menghampiri mereka.

Kini motor itu berhenti tepat di sebelah motor yang dinaiki Albar. Keadaan hening seketika, ketika mereka tahu bahwa pengendara motor yang baru saja datang adalah musuh Albar. Musuh anggota MARSTAD.

ALBAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang