26 - Bintang Malam

2.6K 226 20
                                    

Happy Reading


" Lo akan terlihat sangat spesial di mata lelaki yang tepat, contohnya di mata gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Lo akan terlihat sangat spesial di mata
lelaki yang tepat, contohnya di mata gue. "

- Albar Ardiaz

26. Bintang Malam

Ruang tengah kini ramai akan percakapan Miranda dan Zelara. Semenjak kedatangan Zelara ke rumah Albar, suasana pun semakin menghangat.

"Ze, kamu deket sama Albar udah berapa lama?" tanya Miranda penasaran.

Dengan mug berisi teh hangat di genggamannya, Zelara tampak berpikir. "Lumayan lama, Bun. Aku kenal sama Albar waktu pertama kali aku pindah ke SMA Andromeda."

"Jadi kamu murid pindahan ternyata. Zelara pindahan dari mana?"

"Dari Bandung. Sewaktu SMP kelas sembilan, aku pindah ke Bandung, Bun."

"Kamu dulunya emang tinggal di Jakarta berarti, ya? Terus SMP kelas sembilan kamu pindah ke Bandung, dan SMA kelas sebelas, kamu pindah lagi ke Jakarta."

Zelara tersenyum, "iya, Bun."

Miranda tersenyum teduh, "semoga betah di SMA Andromeda, ya, sayang. Kalo ada yang macem-macem, laporin ke Komandan Albar! Biar dia aja yang urusin, kamu ngerti?!" ujarnya dengan nada serius.

Zelara tersenyum geli mendengar tutur kata Miranda, lalu ia pun mengangkat tangan kanannya di dekat alis, membentuk hormat. "Siap, Bunda!"

"Nanti, jika ada yang macam-macam sama Zelara. Zelara pasti akan beritahu Komandan Albar!" lanjutnya dengan semangat.

Keduanya pun tertawa lepas. Terlalu sibuk akan perbincangan Miranda dan Zelara, hingga tak sadar bahwa ada seorang lelaki yang sudah berkepala empat menghampiri mereka.

"Ada apa ini?" tanya lelaki itu dengan tampang yang sangar.

Zelara pun mengalihkan perhatiannya pada suara tersebut. Alangkah terkejutnya ia melihat lelaki paruh baya tengah menatapnya dengan tatapan yang tak bersahabat.

Dengan segera, Zelara berdiri dan menundukkan kepalanya di hadapan lelaki itu.

Miranda yang melihat Zelara ketakutan pun hanya tersenyum penuh makna. "Zelara, kenalin ini Ayahnya Albar," ucapnya sembari mengelus perlahan lengan suaminya, Dirga.

"Malam, Om," sapa Zelara canggung.

"Kamu siapanya Albar?" tanya Dirga mengintimidasi.

Zelara terkejut akan pertanyaan yang dilontarkan Dirga. Ia terus menundukkan kepalanya, tak berani menatap wajah datar Ayahnya Albar itu.

"Calon mantu Ayah," celetuk Albar sembari berjalan menuruni tangga.

Zelara membelalakkan matanya mendengar perkataan Albar. Sementara Dirga menatap Zelara dengan serius.

ALBAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang