Happy Reading, luv!!
'Rumah itu bukan hanya tempat singgah,
tapi juga tempat untuk berkeluh kesah.'"Anggap gue sebagai rumah lo." –Albar
37. I'm Your Home, Now!
Malam ini di Basecamp Marstad, terdapat anggota-anggota dan juga Zelara di sana. Mereka tengah berkumpul sembari membicarakan perihal apa yang disampaikan oleh Rafka.
"Licik banget emang orang satu itu!" kesal Aksa.
"Namanya juga Rafka, kan emang begitu sifatnya." Rayan memasang muka datar.
"Terus gimana? Kita gak ada pilihan lain. Bahkan dia tahu siapa aja cewek yang deket sama kita," ucap Zevan sembari memijat pelan pangkal hidung mancungnya.
"Gue juga masih bingung, gimana jalan tengahnya ini," ujar Bagas yang sama bingungnya dengan yang lain.
Sementara para anggota Marstad berbincang, Zelara hanya bisa menundukkan kepalanya sembari memainkan jari jemarinya.
"Udah gak kuat kalah dia, makanya sekarang kayak gini!" celetuk Bima.
"Jangan dulu panas. Dinginin dulu otak kalian. Kalo kayak gini terus, gimana bisa ketemu jalan tengahnya," ucap Albar memberitahu.
Anggota yang lainnya pun mencoba untuk tenang. Masing-masing dari mereka benar-benar memikirkan bagaimana baiknya menghadapi tantangan Rafka kali ini. Mereka benar-benar tidak mau melibatkan seorang perempuan dalam masalah ini.
Albar menghembuskan napasnya pelan. Lalu ia pun baru tersadar dengan keberadaan gadis cantik berpiyama yang duduk tepat di sebelahnya. Albar pun menolehkan kepalanya ke samping, terlihat Zelara tengah menundukkan kepalanya.
Tangan Albar terulur mengusap surai hitam itu, membuat sang empu terkejut bukan main. Albar yang melihat bola mata Zelara membulat menatapnya pun hanya tersenyum tipis.
"Guys! Gue anterin Zelara pulang dulu," izin Albar.
Darian menepuk jidatnya pelan, "Astaga! Sampe lupa gue ada Zelara di sini."
"Hati-hati, ya, Zelara! Jangan keluar malem-malem sendirian lagi! Kan udah punya pawang uler– eh!! Maksud gue pawang..., itu lah pokoknya!" ucap Bima cengengesan tak jelas.
Zelara tertawa mendengar ucapan teman-teman Albar, "Iya! Makasih, ya, kalian udah nolongin aku."
"Satu lagi, Ze. Kalau nanti terjadi apa-apa sama lo. Atau ada orang yang gak lo kenal mau macem-macem sama lo. Terus lo lihat ada cowok-cowok pakai jaket Marstad, lo kasih kartu tertanda anggota Marstad itu ke mereka. Minta tolong sama mereka! Pasti mereka tolongin lo!" jelas Raka.
Raka tahu betul. Sebenarnya ada yang tidak beres akhir-akhir ini. Apalagi pada Zelara. Memang benar-benar rumit untuk memecahkan apa yang sebenarnya terjadi sendirian. Setelah ini, dirinya harus berbicara dengan Albar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBAR [HIATUS]
Teen Fiction❝ Darah dibalas dengan darah. Nyawa dibalas dengan nyawa. Semua harus setimpal. ❞ - M A R S T A D MARSTAD merupakan Geng motor, yang disegani oleh banyak orang. Tapi jika dilihat lebih dalam, MARSTAD merupakan sekumpulan pria yang tetap menjalankan...