35 - Tanggal Berapa?

2K 193 10
                                    

Happy Reading

" Semua itu harus dibalas! Biar mereka sadar!Jangan hanya dibiarkan, nanti keterusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Semua itu harus dibalas! Biar mereka sadar!
Jangan hanya dibiarkan, nanti keterusan. "
– Zevan

35. Tanggal Berapa?

Bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi. Kedelapan anak SMA ini tengah berada di pinggir lapangan, menunggu temannya yang tengah berada di ruang BK.

"Bagas ada-ada aja. Kadang gue heran, kenapa gue bisa punya temen kayak dia?" heran Rayan sesekali menggelengkan kepalanya.

"Mana gue tahu! Lagian kalo dipikir-pikir, sikap Bagas sama lo juga sebelas dua belas. Gak ada bedanya! Makanya jangan sok-sok an heran lo!" ungkap Bima.

"Heh, monyet! Lo juga sama aja, ya! Malah lo lebih gila dan lebih bego dari gue!" balas Rayan.

"Lo berdua bisa diem, gak?!" celetuk Riyan yang sudah muak mendengar celotehan mereka berdua.

Caca terkekeh melihat pemandangan yang berada di depannya, "Lagian si Bagas kenapa, sih? Dihukum sama Guru, malah mandi di lapangan."

"Namanya juga Bagas, Ca." Zevan ikut tertawa mengingat hal yang terjadi tadi pagi.

Tadi pagi, kelas XI IPA 2 berhamburan keluar kelas. Setelah mendengar Guru fisika meneriakkan nama Bagas, mereka cepat-cepat keluar guna melihat apa yang terjadi.

Terlihat Bagas yang berada di lapangan tengah menyiram lapangan dengan senang hati. Mungkin Bagas benar-benar senang saat itu, terlihat dari ujung rambut sampai ujung sepatu Bagas ternyata basah semua.

"BAGAS!! SAYA SURUH KAMU NGEPEL LAPANGAN! BUKAN MANDI DI LAPANGAN!!"

Zevan tertawa lepas tak tertahankan. "Kocak abis kalau gue inget kelakuan Bagas tadi pagi!"

Rayan ikut tertawa, "Bagas emang gak ada duanya!"

"KALIAN NGOMONGIN GUE?!"

Teriakan itu membuat yang lain mengalihkan perhatiannya. Terlihat Bagas yang tengah berjalan menghampiri mereka dengan telapak tangan yang menutupi keningnya.

"Itu tangan ngapain nutupin jidat?" heran Bima.

Rayan berdecak malas, "Gak akan lari kali, tuh, jidat! Pake ditutupin segala."

"Jangan-jangan otak lo kena mental?!" duga Riyan.

"Sialan! Mana mungkin otak gue kena mental!"

"Terus kenapa?" tanya Zevan.

Bagas menghela napas lesu. Ia pun menurunkan tangan yang menutupi keningnya perlahan. Lalu terlihatlah benjolan kecil berwarna ungu di kening Bagas.

Hal itu sontak membuat kedelapan temannya membulatkan mata. Tak bisa ditahan, tawaan yang keras mulai terdengar dari mereka.

"LO NGAPAIN ANJING?! HAHAHAHAHA!!" Bima tertawa sembari memegangi perutnya.

"JANGAN BILANG LO DIGETOK SAMA BU SRI?! HAHAHAHA!!!" ucap Lala heboh.

ALBAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang