36 - Tantangan Alfaroz

2K 199 18
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. Tantangan Alfaroz

Seorang lelaki berperawakan tinggi turun dari motor ninja hitam miliknya. Ia berjalan dengan gontai menuju sebuah tempat perkumpulan anak-anak remaja.

Kedatangannya disambut dengan baik oleh lelaki semuran lainnya.

"Woy, Gara! Udah balik aja, nih, Ketua dua. Gimana di Jakarta, nya?" tanya Satria.

Gara mendudukkan dirinya di dekat teman-temannya, "Ada yang nyerang Zelara," ucap Gara singkat membuat semua yang ada di sana terperangah.

"Nyerang Zelara? Siapa?"

"Sialan! Berani-beraninya!"

"Siapa orangnya? Kita bantai sekalian!"

Gara menggeleng, "Gue gak tahu pasti. Tapi gue bener-bener gak habis pikir. Mereka nyerang tepat di rumah saat gak ada satu orang pun selain Zelara, dan itu malam hari. Siapa mereka sampai seberani itu?"

"Kalo menurut gue..., Zelara di sana, kan, tutupin satu hal yang hanya kita-kita anak Bandung yang tahu. Di Jakarta, dia sembunyiin itu semua dengan rapi. Mungkin aja mereka berani karena mereka gak tahu Zelara siapa," jelas Haidar sembari menyeruput minuman yang sudah ada di atas meja.

"Eta minuman aing, heh!" Faisal merebut minuman yang diminum oleh Haidar.

"Tapi kalo dipikir-pikir, kata Haidar ada benernya juga, Gar. Bisa aja itu anak-anak yang di Jakarta. Tapi... bisa juga itu musuh kita yang lalu," ucap Dava.

Gara menghela napas lesu, "Kita harus lebih teliti sekarang. Dilihat kondisi Zelara kemarin, gue khawatir banget ninggalin dia sendiri di Jakarta. Tapi untung aja ada Albar. Gue sedikit percaya sama dia."

Satria mengernyit, "Albar? Albar ketua Geng Marstad itu?"

Semua mata masih tertuju pada Gara. Mereka terkejut sekaligus marah ketika mendengar Zelara diserang. Tapi mereka juga kini sangat penasaran karena terselip nama Albar di perkataan Gara tadi.

"Serius? Albar ketua Marstad?" tanya Dava memastikan.

Gara mengangguk, "Kurang jelas gue ngomongnya tadi? Nih, gue perjelas. Albar ketua Geng Marstad jagain adek sepupu gue!"

"Anjing!" umpat Faisal.

Haidar menggelangkan kepalanya beberapa kali, "Bisa-bisanya!"

Gilan melongo, "Ada apa gerangan ini sebenernya, Njing?!"

Gara menatap lurus ke depan, "Kayaknya Albar suka sama adek gue. Ralat. Bukan suka lagi. Udah sayang banget dia ke Zelara."

"Sumpah demi sendal jepitnya Neng Juju! Lo beneran?! Gak bohong, kan?!" heboh Faisal.

"Ngapain gue bohong, Nyet!"

"Mereka udah jadian? Atau baru deket doang? Atau cuma Albar yang suka?" tanya Gilan beruntun.

ALBAR [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang