• Prolog •

184 13 2
                                    

"Mora!" Teriak bocah laki-laki berambut coklat keemasan blasteran itu.

"Ngapain sih kamu kejar-kejar aku terus?" Ketus gadis itu.

"Ini jepitan kamu ketinggalan." Tanpa sepatah dua kata, gadis bernama Mora itu langsung mengambil jepitan bunga di tangan bocah laki-laki itu dan berlari kencang.

Bocah laki-laki itu memandangi rambut indah Mora yang bergoyang kesana kemari karena berlari. Aurel menyungingkan senyumnya sedikit, gadis itu lucu, namun dia ketus sekali. Mulutnya seperti makan cabai lima ons setiap hari.

"Mora, tunggu!" Gadis itu tak menggubris perkataan Aurel.

Mora. Benci. Aurel.

Kenapa bisa ada laki-laki sebawel Aurel?

Tin!!!!!

"MORA!!!"

Brak.

Tubuh gadis kecil bernama Mora itu tergelinding di jalan, kepalanya mengucurkan darah segar. Aurel segera berlari ke tempat kejadian, sementara pengemudi mobil yang menabrak Mora sudah pergi dari sana.

<><><>

Aurel mengusap bingkai foto di pinggir kamar Mora, gadis kecil itu masih terbaring di kasurnya, pergelangan tangannya terluka dalam, mungkin tak akan hilang sampai ia besar nanti.

Aurel beranjak dari sana, lalu pulang ke rumahnya. Orangtua Mora benar-benar berterima kasih kepada Aurel, ia hanya tersenyum.

Moranna Friska Quinnix namanya.

Gadis cantik yang selalu menarik perhatian Aurel.

<><><>

Yeyy new storyyy!!!!

Vote and comment yuk, ga kalah seru loh dari cerita sebelumnya!

adioss!!
see u nanti di part 1 💞💞💞

Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang