"Romeo ganteng!" teriak Varden dari arah koridor, sementara Romeo hanya menoleh.
"Proker lo udah jadi?"
"Udah."
"Wih, mantap, langsung aja kasih ke Kak Ilza." Ilza adalah ketua OSIS mereka tahun kemarin sampai sekarang.
"Udah kok, barusan dari kelas dia."
"Proker lo apa?"
"Satu, memajukan nama SMA Aliedor dalam bidang kurikulum dan olahraga. Du.."
"Heh! Maksud gue proker yang lo bilang ekstrim."
"Oh, poin ke delapan."
"Iya, apaan tuh?"
"Menghilangkan permusuhan antar individu atau pun geng di dalam sekolah."
"L-lo, gila.."
"Gak apa-apa."
"Romeo, lo gak tahu Mora seserem apa ya? Jangan usik dia. Apalagi sekolah ngelindungin Arcadis juga."
"Ya bukan berarti Mora bisa seenaknya di sini, lagi pula, OSIS juga gak boleh mencemarkan nama baik atau nyentuh Arcadis lagi, bukannya impas?" Tanya Romeo, dan Varden hanya mengiyakan saja. Selama ini memang Arcadis yang seringkali membuat kericuhan sehingga OSIS menjadi sering membalas mereka.
"Gue terlalu mepet gak sih kasih proker-nya?"
"Lumayan, kan besok udah pemilihannya. Kak Ilza gak marah ke lo?"
"Engga."
"Tumben, biasanya dia tegas banget. Apalagi cecunguk baru kayak lo."
"Gue ganteng kali."
"Dih, emang dia demen cowok?" Romeo terkekeh.
"Walau gak pernah deket cowok, itu lo liat Mora, lo pikir dia punya penyakit penyimpangan seksual?"
"Bilang apa lo?" Romeo dan Varden tersentak. Varden lebih parah, lelaki itu hampir saja terhuyung ke belakang.
"Gak." Balas Romeo cuek saja.
"Lo makin lama makin gak tahu diri ya?" Ucap Mora ketus, gadis itu muak sekali dengan Romeo.
"Kan gue lagi belain lo itu."
"Lo belain Ilza, bangsat! Gak usah bawa-bawa nama gue!"
"Rempong banget sih lo jadi cewek?" Ucap Romeo mendelik ke Mora.
Plak.
"Tahu diri, jangan kayak kacang lupa kulit." Mora pergi ke kelasnya, tangannya perih. Ia menampar Romeo cukup keras sampai lelaki itu memegangi pipinya yang terasa panas.
"Cewek sialan. Berani-beraninya dia sama Romeo. Liat aja, Arcadis ancur di tangan Romeo. Rom, lo harus jadi ketos!" Ucap Varden menyala-nyala, padahal sewaktu ada Mora laki-laki itu tak berkutik sama sekali. Banci.
Romeo melihat telapak tangannya, pipinya itu sedikit baret terkena kuku panjang dan tajam milik Mora. Ia tersenyum sinis, sekarang bukan hanya Arcelos yang ia ingin dirikan kembali, tetapi menghancurkan Arcadis juga mungkin menjadi salah satu tujuannya.
<><><>
"Nay, Nad, bahan buat hari ini udah ada kan?" Ucap Mora keesokan harinya, ia datang pagi-pagi buta demi hal ini.
"Udah dong."
"Ada di mobil Killa. Bertha sama Mentari lagi kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']
Fiksi Remaja"Gue gak pernah nyangka akan bunuh kakak kandung gue sendiri." "Gue juga gak nyangka bakal dibunuh sama adik kandung gue sendiri." - Moranna Friska Quinnix. Dia orangnya. Si ketua geng besar bernama Arcadis yang tidak pernah takut apapun. Lalu muncu...