UDAH 40 PART AJA NIH
UDAH FOLLOW AUTHORNYA BELOM?KNEEWAYSSS, KALO KALIAN TERTARIK SAMA CERITA AU KU BISA BUKA DI ANNOUNCEMENT YA!
HAPPY READING
VOTE DULU DEH!
<><><>
Setelah acara closing itu selesai, artinya acara M.O.R.A tahun ini sudah ditutup. Acara itu sangat mendapatkan respon positif dari masyarakat. Terutama Mora yang namanya langsung melejit pesat, mulai dari trending di twitter, fotonya terpampang di televisi serta sosial media, dan lainnya. Nama Arcadis juga selalu ikut bersamanya. Followers Instagram Arcadis saat ini sudah melampaui ratusan ribu orang. Mora cukup bangga dengan hal itu, walau memang secara resmi Arcadis sudah tak berdiri lagi.
Hari ini, mereka semua yang mengikuti kompetisi harus kembali bersekolah untuk mengejar nilai. Bukan Aliedor namanya jika tidak memberikan tugas makalah atau ulangan harian mendadak setiap minggunya untuk mengisi nilai murid-muridnya.
"MORA!!! I MISS YOU SO MUCH!!" Allison yang melihat Mora langsung membentangkan tangan dan berlari ke arahnya.
"Apa kabar, bitch?"
Allison memutar bola matanya, "ya, baik banget!"
Tiba-tiba keramaian langsung menelusupi indra pendengaran mereka berdua. Arahnya dari gudang di dekat koridor. Pagi ini memang masih sepi, jadi mungkin mereka mengeroyok orang itu tidak pilih-pilih tempat agar aksinya tidak ketahuan.
Saat Mora dan Allison kesana, di sana sudah ada Naykilla dan Nadrelly yang bajunya sudah sangat bau. Seseorang menjebak mereka di sana dan menumpahkan ember penuh berisi air pel bekas tadi subuh.
"Oh, lo.."
"Siapa yang jebak lo?" Mereka berdua menggeleng sembari menunduk.
"Bangun!" Ucapan Mora seperti perintah bagi mereka berdua.
Mora menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan, "pake, beli seragam."
Mora tahu bahwa perusahaan ayah anak kembar itu sedang agak jatuh, maka dari itu ia yakin mereka juga tidak dibubuhkan uang jajan yang cukup memadai untuk dipakai di sekolah ini. Apalagi seragam Aliedor sangat mahal.
"Lo masih peduli ya sama mereka?"
"Iya."
"Kenapa, Mor? Biasanya lo jarang banget maafin traitor."
"Mereka kepaksa, walaupun begitu, gue tetep hukum mereka. Setidaknya anak-anak Arcadis hukum mereka, bukti bahwa mereka setia sama gue."
"Iya sih, mereka jadi lebih jera."
"Udah yuk, ke kelas." Ajak Mora.
Setelah berbalik, Mora melihat Romeo dengan kaos putihnya dan almameter OSIS di tangannya dan ia terlihat sangat sempurna. Sepertinya Mora semakin jatuh ke dalam pesona Romeo, namun tak ingin mengakuinya.
Romeo menoleh ke arah Mora dengan tatapan yang dalam seperti biasa. Mora merasakan dirinya semakin mematung, tak dapat memalingkan pandangannya. Langkah kakinya tak terkontrol lagi, dan ia menghampiri Romeo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']
Teen Fiction"Gue gak pernah nyangka akan bunuh kakak kandung gue sendiri." "Gue juga gak nyangka bakal dibunuh sama adik kandung gue sendiri." - Moranna Friska Quinnix. Dia orangnya. Si ketua geng besar bernama Arcadis yang tidak pernah takut apapun. Lalu muncu...