Hari ini, Mora sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Jadwalnya setelah ini adalah menghampiri Dilon dan melakukan apapun yang terlintas di pikirannya. Sejak kejadian malam itu, Romeo menjadi sangat posesif terhadap Mora. Terbukti saat ini ia memaksa Mora untuk pulang dengannya dibandingkan dengan teman-temannya. Romeo tahu Mora tidak akan beristirahat setelah ini.
"Rom, gue bisa pulang bareng mereka. Kenapa mau repot-repot sih?"
"Terakhir kali lo lepas dari pandangan gue, lo hampir mati. Terus sekarang lo mikir gue akan ngelepasin lo lagi? Gak akan." Mora tertegun.
"Ya, gak usah berlebihan gini lah."
"Udah, diem deh lo."
"Hih, dasar!"
7 devilian
Mora
@ella, gimana, romeo kemaren ngapain?Ella
nanti lo juga tau
bukan sesuatu yg harus lo wanti"Mora semakin penasaran dibuatnya. Apa yang sebenarnya Romeo kerjakan? Apakah ini waktunya untuk berhenti mencurigai Romeo dan mulai percaya padanya?
"Mora, tentang voice note waktu itu. I didn't mean it."
"Tapi lo ngomong sendiri."
"Iya, itu dulu, sekarang gak."
"Jadi dulu benci sama gue? Kenapa?"
"People judge so easily, so do I. Gue belom tahu alesan lo diriin Arcadis untuk memperoleh keadilan buat Servina. I'm trully sorry..." Ucap Romeo dengan nadanya yang lembut.
"I forgive you." Romeo menoleh ke arah Mora sembari memberikan senyum terbaiknya.
Mora hanya terkekeh melihat kelakuan Romeo, bisakah ia kembali berbahagia dengan Romeo seperti sediakala? Tepatkah keputusannya untuk mendirikan Arcadis sebagai backup nya jika Romeo benar-benar berusaha menghancurkan dirinya?
"Kenapa ketawa? Seneng?" Tanya laki-laki itu.
"Biasa aja."
"Ya udah, ayo kita seneng-seneng." Romeo melajukan mobilnya sedikit lebih cepat dibanding tadi. Alih-alih menuju ke arah kediaman Mora, ia malah melaju ke jalan tol, mengarah ke luar kota.
"Mau ngapain, Rom?"
"Surprise."
"Gak mau nyulik gue kan?"
"Engga... rugi."
"Gak mau bunuh gue kan? Jatohin gue ke tebing? Jual gue?"
"Engga sayang..."
"Ih, apaan sih lo jelek!"
"Ya udah, tunggu aja ya tuan putri, tidur juga boleh. Gue nyetirnya pelan-pelan." Tapi tetap saja, bagaimanapun juga Mora tidak bisa tenang karena dirinya masih sedikit curiga dengan Romeo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']
Novela Juvenil"Gue gak pernah nyangka akan bunuh kakak kandung gue sendiri." "Gue juga gak nyangka bakal dibunuh sama adik kandung gue sendiri." - Moranna Friska Quinnix. Dia orangnya. Si ketua geng besar bernama Arcadis yang tidak pernah takut apapun. Lalu muncu...