"Olvie, yang lain dateng kan?" Ucap Romeo serius.
Jika kalian bertanya-tanya siapa itu Olvie? Olvie Aldianya adalah teman SMA Romeo di sekolah lamanya. Dulu di sekolah lama, tak jarang Romeo, Olvie, dan beberapa temannya termasuk Galang dan Rangga itu masuk ruangan Bimbingan Konseling setiap hari karena perilaku mereka.
Romeo dulu bukan anak baik-baik seperti sekarang. Tapi setidaknya, dulu ia merasa lebih lepas dan terbuka dengan teman-temannya.
Dulu di SMA lamanya, Romeo, Olvie, Galang, dan Rangga itu dikenal dengan julukan 'Arcelos' karena dahulu, di SMA lamanya itu pernah berdiri geng bernama Arcelos, geng itu sangat besar, mungkin lebih besar dari susunan pemerintahan Indonesia sendiri. Dan kalian tahu kenapa Romeo, Olvie, Galang, dan Rangga dijuluki Arcelos? Ya, semua itu karena anggota Arcelos yang lama tadinya hanya empat orang anak remaja pembuat onar dan satu lagi, wajah mereka sangat enak untuk dipandang. Selain itu lama kelamaan teman Romeo berakar, tidak hanya berempat melainkan hampir setengah populasi sekolah lamanya menjadi sering berkumpul bersama di warung Bu Sarimah yang sekarang sudah menjadi warung makan yang sangat besar karena pemasukan dari kas Arcelos.
Sebagian besar anggota Arcelos sekarang sudah kerja atau mungkin pensiun, karena geng ini sudah berdiri dari tahun pemerintahan Soeharto. Namun karena besarnya nama geng ini, Arcelos selalu di elu-elukan.
Tekad Romeo adalah mendirikan geng Arcelos lagi, dengan tujuan yang sama, memperjuangkan hak seluruh manusia dan masyarakat, bukan sekedar geng untuk bermain, nakal, tauran, dan lainnya. Geng Arcelos yang baru. Geng Arcelos yang berbeda dekade, tentu dengan izin para alumni Arcelos.
Romeo menyesap teh manis dinginnya yang baru dipesan. Ia sering sekali nongkrong di warung Bu Sarimah ini dulu bersama temannya.
"Rangga lama banget, si Galang juga. Kemana sih?" Ucap Romeo.
"Di jalan kali, sabar napa bos."
"Gue taruhan sama cewek buat diriin geng sebesar Arcadis."
"Arcadis sih... Arcelos bentuknya cewek."
"Lo inget kan kita pernah dijulukin Arcelos sama anak-anak di sekolah?"
"Iya. Jadi rencana lo apaan?"
"Gue mau bangkitin Arcelos."
"Cuma buat taruhan lo sama tuh cewek? Ceweknya siapa sih?"
"Mora, Vie.." Mata Olvie membelalak kaget.
"Moranna Friska Quinnix? Pendiri geng Arcadis?!"
"Iya."
"Oke, ini gak main-main."
"Lagian gue seniat ini juga karena gue ngeliat banget keputusan yang bias ke satu sisi aja jaman sekarang. Apa yang gue maksud adalah, sepertinya geng Arcelos ini emang harus didiriin lagi di zaman sekarang. Apalagi paman lo alumni Arcelos kan, Vie?"
"Gue setuju sih, tapi motif lainnya untuk Mora kan?"
"Hm."
"Halo, guys!!!" Ucap Galang yang baru saja datang.
"Aduh, sorry telat, tadi OSIS banyak urusan." Ucap Rangga.
Rangga dan Galang memang anggota OSIS di SMA lamanya.
"Oke, semua udah pada ngumpul. Gue mau diriin Arcelos, lo semua mau bantu kan?" Ketiga temannya mengangguk.
"Jadi, plan gue..."
<><><>
"Daddy!!!" Ucap Mora antusias saat melihat ayah tercintanya pulang, apalagi dengan tas belanjaan yang sangat banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']
Teen Fiction"Gue gak pernah nyangka akan bunuh kakak kandung gue sendiri." "Gue juga gak nyangka bakal dibunuh sama adik kandung gue sendiri." - Moranna Friska Quinnix. Dia orangnya. Si ketua geng besar bernama Arcadis yang tidak pernah takut apapun. Lalu muncu...