"Romeo, Hans, Deva! Sini cepet!" Ucap Varden di bawah pohon beringin yang rindang. Disitu sudah ada Zanquen yang sibuk saja dengan buku bacaan yang dibawanya.
Romeo pun langsung diseret Hans untuk menghampiri Varden di sana. Kenapa Hans suka sekali menyeret orang sih?
"Lo harus tahu ini sebelum masuk SMA Aliedor." Ucap Varden serius.
"Lagian kok lo bisa gak tahu Arcadis? Baru netas apa gimana?" Tanya Deva.
"Jadi, Arcadis itu sebuah geng yang didiriin Mora setahun lalu. Dan entah kenapa Mora benci banget sama OSIS makanya dia buat geng Arcadis itu untuk ngejatohin OSIS. Untuk buktiin kalau Arcadis itu lebih baik dari OSIS. Sampe sekarang masih gak ada yang tahu kenapa Mora benci sama OSIS. Arcadis itu setiap tahun minimal bawa dua puluh piala untuk sekolah, itu sebabnya sekolah gak pernah turun tangan kalau OSIS dan Arcadis berantem di sekolah. Biasa lah, sekolah mahal gak mau tau masalah kayak gitu, yang penting nama baiknya terjaga." Jelas Varden panjang lebar.
"Dan kebencian Mora ke OSIS itu gak wajar. Ruang rapat OSIS pernah dia coret-coret pake pilox. Gila gak tuh si Mora?!"
"Gue tebak lo OSIS ya, Den?" Tanya Romeo.
"Iya, gue inti OSIS. Tapi gak lama lagi bakal dicari ketua OSIS baru dari kelas sebelas, dan gue gak boleh nyalonin diri lagi."
"Eh, terus ya, anggota Arcadis itu banyak banget woi, lo gak akan nyangka deh." Ucap Hans.
"Iya bener, itu makanya kenapa sampe sekarang OSIS itu masih gak ngebales kelakuan Arcadis di luar sekolah."
"Gue inget banget tuh, si Mora pernah bilang, siapa pun yang ganggu Arcadis akan menjadi urusan gue, karena Arcadis itu. Gue. Serem banget gila tuh cewek."
"Masa sih gak ada yang tahu kenapa Mora benci OSIS?" Tanya Romeo penuh selidik.
"Gak ada yang tahu, serius gue."
"Balik lagi ke anggota Arcadis. Lo harus tahu, di sekolah ini sembilan puluh persennya itu anggota Arcadis. Sepuluh persennya ya... OSIS. Tapi ada yang perlu lo tahu tentang temen deket Mora dan lo gak boleh usik mereka. Mereka.. Kayak iblis semua."
"Pertama, Moranna Friska Quinnix. Dia pendiri dan pemimpin Arcadis yang pertama. Dia paling cantik seantero sekolah, auranya kuat banget, apa lagi kalo lo udah ngeliat dia naik moge-nya. Gak bakal nyangka. Dia kejam, gak tahu ampun, mau ke cewek atau cowok sama aja, dia gak takut sama siapa-siapa. Bokapnya, orang terkaya kedua di dunia ini, gue tebak lo udah tahu. Iya, Harris Alvriano Quinnix. Gak ada yang berani nyentuh Mora, ya kecuali OSIS sendiri di dalam sekolah, karena anggota Arcadis gak boleh ikut campur di sekolah demi menjaga nama baik, jadi OSIS cuma berani di sekolah. Balik lagi, saking cantiknya si Mora, banyak cowok suka sama dia diem-diem. Ya gak ada yang berani deketin dia lah, orang serem gitu."
"Kedua, Mentari Rahardjo. Dia paling cantik kedua. Juga orang yang paling deket sama Mora. Semacam partner in crime-nya Mora. Lo gak mau abis sama Mora? Jangan sekali-kali nyakitin Mentari. Bokapnya Mentari pemilik Rahardjo Tech dan bisnis bokapnya itu bisa sebesar sekarang karena dukungan bokapnya Mora, Harris." Varden meneguk botol minuman Zanquen yang ada di sebelahnya itu membuat sang empunya botol menoleh sinis.
"Ketiga, Nadrelly Sadena Putri. Punya kembaran di sekolah ini namanya Naykilla Sadena Putri. Dia gak sekaya yang lain, tapi tetep aja, dia dilindungi Mora juga karena kembar NayNad ini tangan kanan kedua Mora. Mereka loyal banget sama Mora. Keliatan kalau mereka sayang banget sama Mora. Emang kembar ini punya hati paling less-iblis daripada temen-temennya yang lain. Maka dari itu mereka dilindungi sama Mora dan temen-temen deketnya yang lain. Tapi jangan salah, kembar ini jago berantem. Waktu itu Naykilla diisengin sama anak sekelasnya, lo tau Nadrelly ngapain?" Tanya Varden pada Romeo, tentu saja cowok itu menggeleng.
"Nadrelly mecahin kaca kelas terus pecahannya dilempar ke orang itu. Emang sweet psycho. Pokoknya jangan ganggu si kembar."
"Keempat, Quinella Pradana. Cewek dengan segudang prestasi maka dari itu Arcadis sayang banget sama dia. Mukanya rata kayak tembok, sebelas dua belas sama Zanquen. Tapi gitu-gitu juga dia peduli banget sama Arcadis. Semua yang Arcadis butuhin pasti akan konsultasi sama dia. Semua rahasia Arcadis ada di dia. Dan dia.. Ada dimana-mana, lo harus hati-hati."
"Kelima, Allison Montaquinna. Si blasteran yang cantik banget, ya walau cantikan Mora sih. Tapi tetep aja, dia satu-satunya anggota blasteran, lo pasti bakal langsung inget mukanya kalau lo lihat Ally. Oh iya, nama panggilannya Ally. Tapi jangan berani-berani lo manggil Ally kalau belom kenal banget. Hobinya Ally? Bolos. Iya, dia sering banget bolos tapi gue heran nilainya bisa tinggi terus. Sebelas dua belas sama Quinella. Lo juga gak kalah harus hati-hati sama dia. Dia taekwondo sabuk merah di sekolah ini."
"Keenam, Bertha Liliana Angkara. Rumah Bertha adalah basecamp semua anggota Arcadis karena paling deket sama sekolah dan gedenya najubilah setan. Bertha ini gak datar, tapi dia berhati dingin, dia gak peduli dan cuek dengan apapun yang terjadi, kecuali satu. Nama baik Arcadis. Ada yang mau mencoreng nama baik Arcadis? Dijamin orang itu hancur. Dengan catatan kalau diluar sekolah, karena balik lagi tadi, Mora mau nanganin sendiri kalau masih lingkup sekolah. Kayak tadi yang terjadi sama gue."
"Udah segitu aja sih yang perlu lo tahu sekarang. Intinya, jangan usik Arcadis apa lagi nama-nama yang gue sebutin tadi ada di kelas lo semua."
Romeo hanya mengangguk tanda mengerti padahal ia pun tak mau tahu tentang hal itu. Mora pun tadi baik-baik saja di kelasnya, gadis itu sibuk mencatat materi. Ini yang dinamakan nakal tapi pintar ya? Memang gadis itu terlihat lugu sekali di dalam kelas tadi. Tapi saat melihatnya berantem dengan Varden tadi, membuat Romeo sadar bahwa ini Mora yang ada di hadapannya. Gadis ketus yang selalu menolak niat baiknya saat kecil dulu.
"Ella!"
Varden ketakutan setengah mati saat melihat Quinella berada tepat di belakangnya dengan radius sekitar sepuluh meter. Bagaimana jika gadis itu mendengarnya tadi?
Saat tatapan Varden dan Quinella bertemu, gadis itu tersenyum miring membuat suasana semakin seram.
"Ella ayo, urgent banget, ke rumah Bertha sekarang." Ucap gadis blasteran yang Romeo yakini itu Allison.
Suara deruman motor memekakkan telinga mereka. Itu Mora yang baru keluar gerbang, dan dia langsung melajukan Barbie-nya itu dengan kencang membuat Romeo semakin takjub. Sementara Allison dan Quinella masuk ke dalam mobil sport. Kemudian Naykilla dan Nadrelly berlari dari gedung sekolah dan memasuki mobil sport yang satunya lagi. Parkiran itu langsung terasa bising karena adanya mereka. Ya benar, Arcadis memang berkuasa di sekolah ini.
<><><>
Yeyy!! Update!
Jangan lupa vote n comment ya, hope yall like my new story!
Ada apa ya Mora dkk kerumah Bertha?
Aku mau bikinin cast deh, tapi takut gacocok duh, gak bisa bikin cast 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']
Teen Fiction"Gue gak pernah nyangka akan bunuh kakak kandung gue sendiri." "Gue juga gak nyangka bakal dibunuh sama adik kandung gue sendiri." - Moranna Friska Quinnix. Dia orangnya. Si ketua geng besar bernama Arcadis yang tidak pernah takut apapun. Lalu muncu...