(mulmednya jangan di play dulu)
Setelah semua peserta acara sudah hadir, Mora menginstruksikan beberapa bodyguard suruhannya untuk menutup pintu ballroom. Ia ingin membuat acara ini private tanpa ada wawancara yang harus ia jawab. Ia lalu naik ke podium, dengan jas Romeo yang masih bertenger pas di bahunya membuat Mora terlihat keren dan maskulin.
Mora menghela nafas sebelum memulai pidatonya, "Arcadis. Sebuah geng yang terbentuk di SMA Aliedor yang memiliki tujuan untuk mengharumkan Aliedor dalam bidang prestasi. Entah kenapa, dulu banyak yang ingin bergabung Arcadis, padahal kalian semua pun tidak mengetahui tujuan utama saya mendirikan geng ini." Mora melirik temannya yang sedang penuh mempusatkan perhatian mereka pada Mora.
"Awalnya, geng ini hanya beranggotakan tujuh orang. Tujuh orang inti di meja sebelah sana." Mora menunjuk teman-temannya.
"Mungkin sebentar lagi kalian akan tahu alasan saya mendirikan Arcadis. Mungkin sebagian kecewa pada saya. Mungkin sebagian mendukung saya."
"Saya ingin berterima kasih kepada seluruh undangan yang telah hadir di ruangan ini untuk meramaikan acara ulang tahun Arcadis yang pertama." Mora mengangkat gelas champagne nya ke udara, diikuti semua orang.
"Untuk semua orang di sini, dan... Arcadis!" Mora mulai meneguk champagne dan diikuti semua orang di situ lalu sambutan Mora ditutup dengan tepuk tangan yang ricuh.
MC mulai membuka acara dengan games-games yang akan mereka mainkan. Lalu para waitress juga mulai menghidangkan makanan-makanan kepada para tamu di situ. Acara nanti akan ditutup dengan penampilan dari Mora dan juga pesta dansa.
Mora dan inti Arcadis lainnya yang bertugas untuk menyapa orang-orang pun berpencar. Mora duduk di tempat Arcelos, di sebelah Romeo.
"Hai semuanya, di sini kita hadir sebagai sebuah geng, jadi gue harap gak ada kesalah pahaman di antara kita."
"Hai, Mor." Olvie membalas Mora.
"Gimana? You guys enjoy the celebration?"
"Iya, dekornya keren banget sih." Balas Galang.
"I'm glad."
"Ternyata Mora gak se serem apa yang orang bilang ya." Rangga mulai berkata.
"Emang siapa yang bilang gue serem?" Rangga langsung antusias menunjuk Romeo dengan tatapan tak bersalah, tapi Mora langsung tertawa membuat mereka semua tersihir.
"Romeo emang suka gitu, gak usah dipikirin."
"Happy Birthday ya Arcadis." Ucap Varden. Mora pun membubarkan segala dendam yang ia punya dan tersenyum membalas laki-laki itu, "Thanks."
"Lo gak makan?"
"Gak."
"Kenapa? Diet?"
"Gak lah, ngelawak."
"Makan." Romeo menyodorkan sendok sup ke arah Mora namun gadis itu menghindar.
"Maksa."
"Entar lo sakit."
"Udah makan kok tadi, dikit."
"Dikit kan? Udah makan lagi, mumpung ada yang suapin nih." Mora sedikit mengalihkan pandangannya karena merasa tidak enak dengan teman-teman Romeo, dan tak sengaja menangkap tatapan Zanquen yang sedang menatapnya dalam.
"Ehem, pasutri muda, ehem." Ucap Olvie dengan sengaja membuat Romeo dan Mora salah tingkah.
"Gue tinggal dulu ya, mau ke table lain. Enjoy!" Mora berdiri meninggalkan meja Arcelos, dia menghampiri meja Klandestin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']
Teen Fiction"Gue gak pernah nyangka akan bunuh kakak kandung gue sendiri." "Gue juga gak nyangka bakal dibunuh sama adik kandung gue sendiri." - Moranna Friska Quinnix. Dia orangnya. Si ketua geng besar bernama Arcadis yang tidak pernah takut apapun. Lalu muncu...