• 35 : Sedikit Rahasia •

24 4 0
                                    

            Jujur saja Mora saat ini merasa risih sekali harus selalu tersenyum saat dekat dengan Harris. Jelas-jelas saat ini mereka seharusnya masih perang dingin. Apakah Harris memang tidak khawatir bahwa Dilon akan menghancurkan hidup mereka?

Lalu teror Dilon saat itu, apakah karena Harris menolak memberikannya sesuatu? Tetapi apa? Tidak mungkin uang kan?

"Moranna lihat sini, satu.. dua.." Sang fotografer langsung memfoto Mora yang sudah tersenyum paksa. Untung saja gadis itu memang cantik jadi senyum paksanya tak akan begitu terlihat oleh media.

Acara opening M.O.R.A ini sangat lama, Mora rasanya pening sekali berada di keramaian saat ini. Padahal dia sendiri sudah terbiasa sejak kecil berhadapan dengan kamera dan sebagainya. Itu konsekuensi saat menjadi putri seorang Quinnix.

Saat acara dimulai, seluruh pemegang saham dalam acara ini memberikan kata sambutannya. Termasuk Harris dan Baskara yang menjadi penyumbang saham terbesar dalam acara ini.

Pada dasarnya acara ini adalah acara amal dari orang-orang kaya. Mereka melibatkan sekolah-sekolah untuk mencari bakat terbaik. Orang-orang kaya ini harus menyuntikan dana kepada acara agar putra-putri mereka bisa mengikuti acara ini. Bahkan mereka tak enggan untuk memberikan sejumlah uang kepada sekolah agar anak mereka bisa diwakilkan untuk kompetisi bergengsi se-Indonesia ini.

Tentu Mora dan Romeo memiliki privillage sendiri sebagai ketua OSIS dan ketua Arcadis untuk mengikuti kompetisi ini tanpa harus menyuap sekolah.

Sebagai putra tunggal Baskara, Romeo mendapat sorotan lebih dari publik saat ia berdiri di sebelah ayahnya. Keduanya nampak sangat gagah.

"Terima kasih kepada hadirin sekalian yang sangat antusias dalam mengikuti kompetisi Masterpiece Of Rebel Angels ini." Buka Baskara dalam pidatonya membuat mereka semua yang berada di ballroom itu langsung memusatkan perhatiannya.

"Rebel Angels di sini diartikan sebagai malaikat pemberontak. Seperti yang kita ketahui bahwa sebagai remaja terkadang putra-putri kita seringkali berbuat ulah, namun itu semua bukan salah mereka. Di sini kita akan membuktikan bahwa seorang Rebel Angels pun bisa untuk menampilkan Masterpiece-nya."

"Tanpa rekan saya, Harris di sebelah sana. Saya tidak akan bisa mencapai titik ini dan berdiri di sini. Harris adalah orang yang sangat baik, teman yang sangat baik, dan.. ayah yang sangat baik."

Dalam hati Mora tertawa. Ayah yang sangat baik? Ayah baik mana yang menyembunyikan anak haramnya bersama perempuan lain?

Sementara di sebelahnya, Harris hanya tersenyum dan sesekali melambai pada kamera yang menyorotnya. Munafik.

"Oke, terima kasih kepada Baskara Ganeva dari Ganeva Corp. Sekarang saatnya Harris Alvriano Quinnix naik ke podium untuk menyampaikan sepatah dua katanya. Kepada Harris, saya persilahkan." Ucap MC acara itu.

Mora langsung mau tak mau menggandeng tangan Harris dan tersenyum manis. Dia harus bisa memposisikan dirinya sendiri. Jika tidak, seluruh harga dirinya akan jatuh.

Harris mulai menyampaikan pidatonya sementara Mora di sampingnya hanya tersenyum pada kamera.

"Di samping saya, ada Moranna Friska Quinnix. Putri saya yang sangat baik." Mora hanya tersenyum. Dalam hati ia benar-benar muak dengan semua ini.

Salah satu pewawancara mengacungkan jari, tanda ingin bertanya, dan Harris mengizinkannya.

"Apa betul anda memiliki satu putri lagi yang sekarang berada di rumah sakit jiwa?"

Mora hampir saja sigap untuk mencabik-cabik mulut orang itu. Namun Harris memotong.

"Tidak, anak saya memiliki gangguan komplikasi, bukannya gangguan jiwa dan saat ini sudah dalam masa penyembuhan di rumah. Putri sulung saya bernama Servina Friska Quinnix. Gadis yang sangat cantik yang sekarang sedang berjuang, mohon doanya." Harris menutup perkataannya dengan senyuman.

Arcadis [SEQUEL OF 'BASKARA']Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang