3 - Usaha Samudera

3.6K 532 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bunyi spidol yang bergesekan dengan whiteboard mengisi kelas 12 Sains. Ruangan mendadak hening, kecuali suara dari depan kelas. Bu Widya berdiri memunggungi, tengah serius menuliskan materi. Semua siswa melakukan hal yang sama—sibuk dengan buku masing-masing—termasuk Lingka, fokus gadis itu sejak tadi sama sekali tidak berpindah. Memperhatikan apa yang ada di depan lantas mencatatnya.

Semuanya terlihat normal, sebelum senggolan pelan di lengan gadis itu membuyarkan konsentrasi. Lingka tanpa minat melirik Samudera sedetik sebelum akhirnya kembali menulis. Merasa ter acuhkan, Samudera kembali menyenggol lengan Lingka, menimbulkan satu coretan panjang di buku.

Tatapan mata Lingka sama sekali tak terbaca. Gadis itu melirik Samudera datar—dalam hati ingin mengumpat—melihat catatannya tercoreng adalah bentuk kerusakan. Catatan bagi Lingka itu satu hal sederhana yang penting untuk kelangsungan hidupnya, tulisannya kelewat rapi agar memudahkan gadis itu membaca ulang nanti. Tapi, karena tingkah Samudera tadi, catatannya harus tercoreng cukup panjang.

Sedangkan Samudera menampilkan senyum tanpa dosanya. Rasanya Lingka ingin memarahi Samudera, tapi ia tidak bisa.

“Maaf ...,” ujar Samudera tanpa rasa bersalah.

Lingka tak menanggapi, gadis itu tetap diam. Wajahnya semakin menunduk, bersikap tak acuh pada Samudera. Menganggap Samudera seolah tak pernah ada, sampai-sampai Samudera di buat cengo. Cowok itu mengusap rambutnya kasar, bingung memikirkan bagaimana caranya agar bisa menarik perhatian Lingka.

“Lingka,” panggil Samudera. Kepala cowok itu ikut menunduk berusaha melirik wajah Lingka dari bawah. Merebahkan kepalanya ke atas meja.

Tatapan mata mereka bertemu sebentar, sebelum Lingka yang pertama kali memutuskannya. “Lingka,” panggil Samudera lagi.

“Lingka.”

“Oh Lingka, jangan diem aja dong.”

“Lingka, pinjem bolpen boleh?”

“Lingk—“ Perkataan Samudera terhenti. Cowok itu mengerjap saat Lingka mendorong bolpoin berwarna hitam miliknya pada Samudera.

Kedua mata Samudera tak lepas memperhatikan Lingka. Dari Lingka mengambil bolpoin cadangan di dalam tempat pensil sampai kembali menulis. Gadis itu masih terlihat acuh.

“Lingka.” Suara Samudera kembali terdengar. “Jangan diem aja, gue bosen.” Tangan Samudera meraih bolpoin milik Lingka, memainkannya di jemari memutar-mutarnya.

“Lingka ... Lo serius beneran bisu?” Aktivitas Lingka terhenti. Gadis itu menoleh, membuat pandangan keduanya bertemu sesaat. Samudera mengerjap, entah apa yang ada di pikirannya saat ini. Menatap kedua bola mata kelam itu membuat rasa Samudera seakan ikut membuncah juga ada sirat aneh di dalamnya, tapi Samudera sama sekali tak mengerti akan itu.

Hei, Lingka! [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang