Part 34

1.4K 126 6
                                    

Semua ini seperti mimpi buruk Yang Menjadi kenyataan bagi Bintang.

" Ken. Lo kenapa jahat banget sama gue? Disaat gue takut kehilangan lo, lo malah permainin perasaan gue hiks..," gumamnya sambil air matanya Yang terus membasahi kedua pipinya dalam perjalanannya.

Ia Tak memperdulikan orang² Yang menegurnya dijalan saat ia mengemudi dengan sangat kencang Dan Tak beraturan.

Kekecewaan Dan ketakutan Yang ia takuti selama ini menjadi kenyataan dalam semalam, bagaimana perasaannya sekarang?

Hatinya bahkan Tak Dapat lagi menampung segala perasaannya Yang bercampur aduk sekarang ini.

***

" Bintang? Bintang kenapa nangis?," Tanya Dennis setelah ia melihat Bintang yang Tiba di rumah dengan keadaan Yang begitu mengkhawatirkan.

Ia Tak merespon dengan sepatah katapun, ia hanya melanjutkan langkahnya cepat Dan menuju kamarnya.

Setelah mengunci pintunya rapat-rapat, ia membelakangi pintunya Dan Tak kuasa menahan tangisannya Dan terjatuh perlahan.

Ia menggigit bibir bawahnya sambil mengingat segala momentnya bersama Keenan Yang Tak Dapat ia lupakan.

" ini salah Gue Yang bodoh Dan egois sama diri sendiri!," Gumamnya dengan derai air Mata Yang Tak kunjung berhenti.

Matanya menangkap deretan lukisannya di seberang.

Ia bangkit berdiri Dan mulai mengambil beberapa lukisan Keenan Yang selama ini ia lukis.

Ia merobek, menginjak serta membuangnya semua lukisan itu lewat jendela berharap perasaannya membaik, tapi perasaan dalam hatinya Tak Dapat dibuang semudah itu.

***

" Bunda. Bintang Pulang ya, " ucapnya Yang membuat Bunda mengerutkan dahinya.

" Pulang kemana nak?," Tanya bunda khawatir setelah melihat Kondisi Bintang.

" Pulang ke kampung," balasnya dengan wajah yang penuh dengan kesedihan Dan keseriusan.

" Kok tiba-tiba, nak?. Nggak bercanda Kan?," Tanya bunda sekali lagi.

" Nggak kok Bunda. Bintang serius," jawabnya dengan senyum simpul Yang belum pernah Bunda lihat sebelumnya.

" Bukannya besok Bintang masih sekolah?," Tanya bunda bingung.

" Bintang udah putusin mau lanjutin Bisnis bapak Aja, soal sekolah Bintang minta tolong ke Bunda ya buat ngurusin," jelas Bintang

Bunda mengangguk walau terpaksa Dan sedikit bingung dengan kegelisahan Yang ia rasakan dalam nada suaranya.

" Nggak pamit sama Yang lainnya?," Tanya bunda Yang benar-benar bingung dengan tingkah laku Bintang.

" Gapapa Bunda. Nanti malah keganggu tidurnya," kata Keenan kembali tersenyum simpul.

" Yaudah, bin. Kamu tunggu disini Bunda anterin," ujar Bunda Yang dicegat Bintang.

" Ngga usah bunda. Taxinya udah didepan, Bintang pamit ya Bunda," ujarnya sambil memeluk Bunda sangat erat.

Kali ini ia mendengarkan akal sehatnya Dan Tak mau mendengar kata hatinya lagi, menurutnya kata hatinya lah Yang membuatnya berada dalam masalah seperti ini.

Ia sengaja bangun begitu pagi agar ia Tak berpapasan dengan Keenan.

" Bintang jalan ya Bunda," pamitnya sambil tersenyum ke arah Bunda Yang ditinggalkannya dengan wajah yang begitu sedih.

***

Sekarang sudah waktunya Keenan bangun, seperti biasa. Ia bangun Dan langsung menuju ke kamar Mandi, mempersiapkan tas sekolahnya Dan kembali turun kebawah.

He is My Enemy!(✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang