Part 17

1.9K 191 3
                                    

Dengan tangan tanpa menyerah aku terus berusaha keras memahami Wajah Keenan Yang harus begitu Sempurna pada Kanvas Yang berhadapan dengan ku sekarang.

Aku belum menyelesaikan beberapa base untuk lukisan Keenan. Karena lukisan ini bukan lukisan biasa, aku Akan membuatnya se-spesial mungkin.

Tiba-tiba aku teringat Lukisan Neon. Lukisan Neon takkan terlihat jika tidak menggunakan sinar biru dalam kegelapan Dan itu membuatnya sangat spesial.

Aku hanya menggambar pola garis Tak jelas di base luar Dan mulai melukis menggunakan cat neon eksklusif milikku. Dan mengubah warna lampuku menjadi Biru.

***

Aku menyelesaikan Lukisan ini kurang lebih 5 jam.

Tanpa istirahat Dan tanpa menghentikannya. Lukisan terlihat begitu nyata, aku begitu bangga dengan hasil karyaku ini.

Aku menghias kado Yang telah kubungkus itu dengan sebuah tulisan tangan Dan penjelasan penggunaan.

" Happy birthday BEkAntAn Sial. Ini Lukisan Neon. Jadi nyalain dulu lampu neon elu baru ngeliat."

Terlihat begitu kasar, Namun memiliki makna Yang penuh Cinta.

Aku benar-benar terlihat seperti sedang mengurus seorang bayi Yang begitu sensitif. Aku mengisolasi kado itu dengan begitu Hati-hati Dan penuh kasih sayang.

Tiba-tiba saja pintuku terbuka lebar karena seseorang mendorongnya cepat.

"Plak," Bunyi pintu kamarku Yang terpukul ke arah tembok karena terlalu cepat di dorong.

" Woi minta cas elu dong," sahutnya.

Aku membeku. Aku Tak ingin dia mengetahui hadiah apa Yang kuberikan hingga waktunya.

Aku menyembunyikannya cepat ke arah punggung kecilku.

" Lo ngapain dah?. Kek Lagi nyembunyiin sesuatu?," Tanyanya dengan wajah Yang ia miringkan penasaran apa Yang kusembunyikan barusan.

" Ng-ngak! Gue lagi ga ngapa-ngapain," responku terhadap pertanyaannya itu.

Lensa matanya membesar Lalu ia melangkah perlahan ke arahku diikuti diriku Yang sekarang mulai mundur secara terbalik dengan posisi duduk itu.

Dia menyudutkan ku ke arah tempat tidurku beruntungnya dengan sigap aku sembunyikan kado itu di bawah kolongku Dan menggantikannya dengan sebuah sapu lidi yang kuraih cepat.

" Lo nyembunyiin apaan?," Tanyanya Yang kini membuat posisi kami begitu intim. Dia sekarang berada sejengkal diatasku tanpa bersentuhan Dan tangannya ia tepiskan kearah tembok membuat diriku terkunci Dan kini aku dibawahnya dengan wajah penuh kepanikan.

" Gue kasih Tau ya, gue kalau lagi penasaran ga pernah puas sebelum penasaran gue terpenuhi," tambahnya menjelaskan.

Dia langsung meraih sesuatu Yang sedari kusembunyikan di belakangku itu.

" Nah dap-," katanya kecewa melihat bahwa ternyata ia hanya meraih sebuah sapu lidi kecil di belakangku.

" Kan gue bilang Juga apa. Ga ngapa-ngapain," jawabku Yang kini merubah wajahku menjadi super tenang.

" Lo lagi Ngusir kuntilanak ya?," Ejeknya Yang membuat kami berdua terkekeh pelan dengan ciri khas suara kami berdua.

Kami berdua masih saling menatap dengan posisi Yang masih sama, Dan kini aku tersentak melihat Kedua bola matanya Yang begitu menginginkan Bola mataku.

Dia terlihat sangat mengagumi kedua bola mataku Yang sekarang menatapnya ingin tahu.

Aku menahan rasa gugup Yang kini kian merangkak ke dalam setiap inci tubuhku. Mungkin dia bisa mendengar detak Jantungku Yang kini Makin berdetak Tak karuan.

He is My Enemy!(✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang