"Hidup Gue gak pernah tenang semenjak Gua tinggal sama Si Keenan!," Keluh Bintang dengan ekspresi memelas.
"Gue ma kalau jadi elu ya. Gue bakal bahagia, bin. Ngitung-ngitung lu tinggal sama si Keenan, lu bisa cuci Mata tiap hari, tau ga?," Sanggah Miya dengan wajah sange-nya.
"Apanya Yang cuci mata?. Gak Ada bagus-bagusnya dia di Mata Gue. Yang Ada lu bakal nyesel!, " Bentak Bintang dengan ekspresi Yang membuat Miya Terkejut setelah itu cekikikan tidak karuan.
"Eh banci, Syukur lu tinggal di rumah Gua. Kalau ga udah jadi gembel lu!," Bentak seseorang yang suaranya langsung Bintang kenali.
Dia berdiri disitu dengan beberapa teman mengekorinya.
Seketika semua siswa-siswi di kelas memandang Bintang diikuti dengan tawa kecil. Tanpa ragu Bintang menyela Keenan.
"Kalau bukan karena Ayah Bunda, Gue Juga ga bakalan sudi tinggal satu atap sama lu. Plus sebanci-bancinya gue, ga pernah tuh gue Manja banget sama ortu !," Ujar Bintang dengan nada suara menantang balik.
"Setidaknya Gua ga Kaya lu yang tiap malam nang-," sebelum dia melanjutkan, Bintang membungkam mulutnya erat karena ia tahu apa Yang Akan Keenan katakan.
"Udah ah, min. Kita pulang aja. Gue muak disini," ujar Bintang yang perlahan menjauhi kelas.
Bintang masih berbalik Dan melihat wajah Keenan Yang sangat puas menghinanya tadi. Kalau bukan karena rahasianya Yang hampir Keenan bocorkan, iaAkan terus berargumen denganya hingga titik darah penghabisan.
"Kring," bunyi notifikasi dari Bunda.
Dari : Bunda🖤
Bin. Nanti kamu pulang bareng Ken ya. Bunda udah kasih Tau Ken. Nanti tungguin Ken ya, sayang."Bzzt," bunyi dering handphonenya yang dengan segera ia -angkat-
"Bin. Nanti langsung tungguin Ken ya, sayang. Bunda udah kasih Tau Ken, tapi katanya dia masih latihan basket di lapangan,"
"Ok Bunda. Nanti aku langsung kesana aja bun, bay bay bun," ujar Bintang lewat telepon.
Dengan langkah tertatih karena Hari sudah mulai sore, Bintang pergi ke lapangan belakang, ketika ia- menengok, Tak ia dapati siapapun disana selain dirinya.
"Loh, katanya lagi main basket. Ini kok gaada siapa-siapa?. Apa Gue salah denger tadi ya?," Gumam Bintang sambil mencari sosok Keenan Yang Tak kunjung muncul.
"Kring," bunyi notifikasi lain
Dari : Bekantan
Lu pulang naek Ojek aja ok? Gua lagi di rumah temen.Balas ke : Bekantan
Gua laporin BundaDari : Bekantan
Awas aja. Rahasia lu bakal Gua sebar ke seluruh sekolah baru Tau Rasa."SIAL,KEENAN NGEN-!," Umpatnya Yang langsung terhenti ketika ia melihat seorang pria yang tingginya hampir sama dengan Keenan Namun dengan perawakan lebih menggoda menghampirinya.
"Kuy, pulang," ajaknya dengan wajah datar.
"Eh- kakak s-siapa?," Tanya Bintang dengan gagap ketika ia lihat dirinya secara close-up.
Yang Dapat ia lihat dari bawah sini hanyalah jakunnya Yang begitu menonjol keluar dengan lengan Yang besar Dan wajah Yang begitu manis serta rambut air dibentang kesamping, serta baju olahraga Yang ia pakai telah dibanjiri oleh keringat.
"Keenan nyuruh Gua jemput lu," jawabnya Yang langsung pergi menuju tempat parkir menyuruh Bintang mengikutinya.
Motor dengan JAB style, Semi Motor Gede tapi sepertinya di modifikasi dibagian body-nya. Sehingga tak seorangpun Dapat menolak tumpangannya.
Langkahnya sangat panjang sehingga sulit untuk ia ikuti Dan ternyata dia sudah sampai ke motornya, mengendarainya Dan berhenti tepat di sampingnya
"Wah k-keren kak," Gumamnya Yang langsung dibalas dengan tawa Yang begitu sederhana Dan manis Yang memperlihatkan giginya Yang tertata rapi dengan bibir semi bold Yang berwarna pink pucat tersebut.
"Udah, Naik," jawabnya dengan nada Yang begitu ramah tak seperti sebelumnya.
~Semenjak Ayah dan Bunda kandung Bintang di Kampung ingin sekali untuk melanjutkan bisnis kelapa sawit milik mereka, ia meminta kepada mereka untuk bersekolah di Kota. Ia ingin Menjadi seorang seniman hebat, ia Tak ingin siapapun menghalangi mimpinya.
Dengan berat hati, Ayahnya menitipnya ke sahabatnya dulu Yang tinggal di Kota. Waktu itu ia berumur 12 tahun. Ia disambut oleh senyuman kedua pasangan suami istri Yang begitu hangat.
Ia benar-benar dianggap seperti anak kandung. Mereka mengatur semua proses sekolahnya di SMP. Dana Dan biaya hidup selalu Ayah Dan ibunya Kirim lewat rekening bank sahabatnya. Dan ia sangat mempercayai kedua pengasuhnya ini.
Bintang Tak seperti anak Kampung lainya Yang terlihat kuat Dan gemar berolahraga. Justru ia sebaliknya. Ia Tak pernah bersosialisasi waktu di Kampung karena anak-anak seumurannya kebanyakan sangat kasar.
"Lu Tau main bola?," Tanya seorang anak sebayanya sembari memegang bola.
"Saya bisa coba, toh ga susah amat Kan?," Jawab Bintang.
Seharusnya waktu itu Tak ia terima ajakannya. Namun, karena dia memaksa Bintang bermain bola Yang Mana Tak pernah ia-mainkan sebelumnya akhirnya ia diejek oleh anak bernama Keenan itu.
"Makasih loh ka, udah nganterin!," Ucap Bintang berterima kasih dengan senyuman melebar.
"Yoi, lain Kali suruh kakak lu antar. Pacar diantar, adek ditinggal, " katanya dengan mengutip beberapa kalimat Yang Menjadi alasan Bintang di terlantarkan.
"Yoi kak gapapa. Hati-hati," balasnya.
Dia menghilang begitu cepat dari pandangannya dengan motornya Yang dia laju begitu cepat,
"Gila, Emang satu squad si Bekantan ga Ada Yang otak-nya Rada normal. Termasuk dia," kata Bintang Yang langsung disanggah suatu suara berat Yang sudah bosan is dengar.
"Gua mah Normal aja, elu-nya aja Kali yang ga normal?," Sanggahnya dengan wajah penuh ke-laknat-an sambil menyilangkan tangannya Dan bersandar di pintu masuk.
"Gua bakal kasih Tau Bunda, Gua dah ga peduli lu mau bongkar rahasia ter-deep gua. Gua bakal kekeh kasih tau Bunda," Kata Bintang dengan senyum miring berharap katanya Dapat membungkam mulut besar Keenan
"Oh ya gapapa, soalnya Ada rahasia terbaru lagi nih-," ujarnya sambil menunjukan sebuah buku diary Bintang Yang ia simpan dengan tersembunyi tapi entah bagaimana Keenan bisa mendapatkannya.
Ia berusaha mengambil buku diary-nya Yang Keenan angkat begitu tinggi. Siapakah Bintang hanyalah manusia kerdil Dan serba kerdil.
"Dak," bunyi tendangan Yang lumayan keras melayang ke selangkangan Keenan.
"Rasain lo!," Ejek Bintang Yang dengan cekatan mengambil diary-nya ketika ia lengah.
"BANCI SIALAN!!," Teriaknya.
Bintang berbalik Dan mengejeknya karena ia jarang mendapat kesempatan untuk mengejeknya.
Makasih ya Para Readers
Tolong di vote ya, biar aku tambah semangat buat si Keenan Dan Bintang Jadian..
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Enemy!(✅)
Romance[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] " Bin. Ternyata lo manis Juga ya," ujar Kennan saat tubuhnya tak sengaja ditindih Bintang. Ia tersipu malu mendengar pujian itu dari mulut seorang Kennan. " Kalau ga diliat-liat, " Ejek Kennan. " SIALAN LO!!," teri...