Part 25

1.9K 163 3
                                    

Kami sekarang berada di Meja makan bundar menikmati makan malam kami.

Namun, perhatianku hanya tertuju pada sosok Yang sedang berhadapan denganku Dan menikmati makanannya itu.

" Bintang. Kamu sakit?," Tanya Bunda Yang membuyarkan ku.

" Ng-nggak ko Bunda. Ini baru mau disantap. Hehe," balasku sambil tersenyum lebar Dan memakan beberapa suap lagi.

Mataku lagi-lagi kembali tertuju pada Keenan. Dia terlihat begitu seksi dengan t-shirt hitam dengan celana pendek miliknya.

Matanya terfokus ke makanannya dengan gerakan tangan menyendok makanan melewati kedua bibir indahnya Dan Berakhir di dalam mulutnya.

Aku tersenyum memikirkan segala kejadian Yang telah kami lakukan. Setiap detik tereka kembali dalam pikiranku Yang seketika membuatku sangat ingin menggodanya sekarang ini.

Ya, di meja makan.

Perlahan aku mengangkat kaki kananku dari bawah meja Dan mulai menyentuh selangkangan indah berlapis celana milik Keenan.

Dia Terkejut masih dalam keadaan menikmati makanannya.

Bola matanya membesar Dan ia berkedip sesekali.

Aku terkekeh menahan tawaku.

Perlahan ia melihat ke arahku Dan bergantian melihat ke arah Ayah Dan Bunda Yang sedang menikmati makanan mereka.

Dia memberi isyarat dengan Wajahnya bertanya, apa maksudmu?

Aku menggigit bibir bawahku Dan segera Menggerakan kakiku ke atas Dan kebawah menyentuh selangkangannya tanpa menghiraukannya.

Permainan kakiku kini membuat wajahnya memerah dan sesekali ia menunduk malu memegangi Wajahnya.

" Sayang. Kamu ga lanjut makan?," Tanya Bunda kembali menyadarkanku.

Segera aku menarik kakiku Dan tersenyum ke arah Bunda.

Keenan memegangi dahinya sambil menunduk Dan melirikku menggelengkan kepalanya,

Dia tersenyum menahan tawanya, itu berhasil mengekspos Lesung pipinya Yang muncul begitu dalam dari kedua pipinya.

Itu membuatku Tak tahan Dan kini kembali melakukan permainan kaki kananku. Kini ia kembali memerah dengan wajah sedikit kesal.

Aku Tak memperdulikannya.

" Kalian berdua kenapa sIh, senyum-senyum sendiri?," Tanya Bunda curiga.

Keenan kini membuang lamunannya Dan fokus ke wajah ibu, dia tersenyum terpaksa menahan kakiku Yang sedang bermain di bawah selangkangan Yang masih tercover itu.

" A-anu bun. Ng-gak," ujar Keenan terbata-bata.

" Kamu ga lagi sakit Kan?," Tanya Bunda memastikan.

Sebelum Keenan menjawab aku memotong nya terlebih dahulu.

" Ia Bunda. Mungkin dia kecapean gara-gara lakuin Hal berat kemaren, iya kan, Ken?," Ujarku sembari melirik ke arahnya.

Raut wajah Keenan berubah drastis,

Wajahnya kini bercampur bingung Dan Tak berdaya Yang membuatku semakin ingin menggodanya lagi.

" Hal berat apa, Ken?," Tanya Bunda memastikan.

" I-itu Bunda. Ehm.. kemarin ak-,"

" Kita bermain bareng bun," potongku lagi.

Bunda tersenyum Tak menyangka maksud lainku.

Keenan tersedak air setelah mendengar perkataan ku.

He is My Enemy!(✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang