Sudah 3 minggu,-
Ikatan kami serasa sudah mati.
Dia terlihat begitu tenang Dan Tak terbeban sama sekali.
Dia benar-benar bahagia,-
Batang hidungnya jarang kulihat,-
Ya. Sekarang kami hanyalah Kedua orang Asing Yang berpura-pura tak mengenal satu sama lain.
Aku Tak pernah memaksakan diriku lagi,-
Jangan menangis, ketika kau sudah benar-benar membenci sesuatu,
***
Kami baru saja menyelesaikan latihan kami Yang sudah berada di penghujung pementasan Yang mulai 3 minggu lagi.
Kami semua telah menguasai tiap-tiap peran kami. Dan aku sangat bangga dengan semua perbendaharaan Yang kulakukan,
Semuanya telah kusiapkan dengan rapih.
Tinggal pentas saja.
Aku berpikir mengenai beberapa missed stuff pementasan.
" Apa saja Yang ku lewatkan ya?," Tanyaku dalam hati sambil memeriksa semua list belanja untuk kepentingan pentas drama.
Aku menoleh kembali ke jalan, Dan menemukan Keenan. Ya, dia sedang berjalan dengan begitu tenang bersama Beberapa temannya disana.
" Eh Bintang?, Ngapain kesini?," Tanya salah seorang dari teman Keenan.
" Cuman mau ke toko beli beberapa belanjaan buat pementasan drama nanti, jingga." Balasku setelah melihat Jingga Yang ternyata memanggilku.
" Elu ga anterin, Ken?," Tanyanya ke arah Keenan Yang sedari tadi tidak melihat ke arahku Dan lebih memilih meneruskan langkahnya ke bar.
" Tuh anak emang ya. Akhir' ini maen diem aja. Jauh ga tokonya?," Tanyanya setelah melihat Keenan pergi.
" Ga jauh. Sekitar beberapa blok aja," jawabku tersenyum.
" Lo pada ke dalam duluan. Gua anterin ni bocah dulu, ya." Katanya melirik kearah beberapa temannya Dan pergi ke motornya.
Aku melihat Kali ini dia memakai motor Yang berbeda. Kali ini dia memakai motor scoopy Yang lagi-lagi di modifikasi sedikit di bagian stirnya. Sehingga terlihat kalem. Namun tetap memberi kesan manly.
Tanpa aba-aba akupun langsung menaiki tempat duduk ya Yang tipis itu. Aku harus sedikit memajukan tubuhku ke depan agar Tak Jatuh.
.
.
.
Dia Tak hanya menghantarku, dia menemaniku berbelanja. Aku memberli beberapa barang seperti beberapa flannel tambahan Dan wallpaper berukuran besar.Setelah melihatku, dia membantuku mengangkat barang-barang tadi.
" Lo kenapa lagi sama si Keenan?," Tanyanya Yang sontak membuatku membeku seketika.
Aku menarik napas dalam,-
" Ga Ada apa-apa," jawabku tanpa menoleh ke arahnya.
" Tapi kenapa ya. Dia kayak orang stress gitu. Dia juga belakangan ini minta Kita nemenin dia ke bar buat ngilangin stresnya." Jelasnya Yang membuat Dadaku tergoncang.
" Mungkin lagi masalah sama ceweknya Kali," balasku.
" Mungkin aja. Tapi setau gua, dia lagi ga ada masalah sama ceweknya." Tambahnya.
Aku menghiraukan perkataanya Dan lebih memilih menghindari peecakapan tentang Keenan.
" Eh udah yuk. Ke kasir. Lo kuat ga, ka?," Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Enemy!(✅)
Romance[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] " Bin. Ternyata lo manis Juga ya," ujar Kennan saat tubuhnya tak sengaja ditindih Bintang. Ia tersipu malu mendengar pujian itu dari mulut seorang Kennan. " Kalau ga diliat-liat, " Ejek Kennan. " SIALAN LO!!," teri...