Part 7

2.1K 227 3
                                    

Aku Dan Keenan Akan ditinggal lagi bersama. Aku sebenarnya Tak sudi. Namun, karena itu pinta bunda, maka aku iyakan

"Malam ini, Bunda Dan Ayah bakal ninggalin Kalian berdua sendiri di rumah. Mama udah masak juga masakan kesukaan kalian, jadi gausah khawatir soal makan. Kalau butuh uang mendadak mama udah sim-," ujar Bunda Yang langsung dipotong Ayah.

"Mereka bukan anak kecil lagi kok. Mereka pasti dah ngerti, Kan?," Tanya papa sambil memasang wajahnya Yang begitu lucu.

"Iya Ayah," ucap ku bersamaan dengan Keenan.

Malam ini ditinggal sendiri lagi, semoga Hal yang buruk tidak terjadi malam ini-

Aku sedang bersantai di kamarku Dan menulis beberapa kalimat dalam diaryku dan aku lanjutkan dengan menyeruput boba hingga habis.

Tiba-tiba aku merasa ingin buang air kecil.

Aku berlari dari tempat tidurku Dan langsung pergi ke toilet rumah.

"Woi Bukain Monyet! Gua udah ga tahan!!," Teriakku sembari melihat kunci toilet Yang terkunci rapat menandakan ada seseorang di dalam toilet.

"Sabar dikit knapa ya. Muka lo udah kayak kecoak mau beranak," ganggu Keenan dengan tawa khasnya sambil membuka pintu toilet.
"Au ah bacot lo," ujarku yang langsung menutup pintu toilet.
.
.
.
Aku perlahan menaiki tangga, aku merasa agak merinding ketika melihat anak tangga Yang begitu banyaknya dengan keadaan Yang lumayan gelap.

Setelah mencapai anak tangga terkakhir, aku hendak berlari ke kamarku.

Namun, aku dikagetkan dengan sebuah objek Yang tiba-tiba muncul di hadapanku.

"BaaaAAA," teriak Keenan Yang awalnya ingin menakutiku Namun malah tertabrak oleh tubuhku Yang begitu mungil.

"Plak," dentuman keras tubuh kami berdua jatuh ke lantai.

Aku membuka mataku perlahan, Dan melihat sosok Keenan Yang sekarang tengah melihatku Juga.

"Dug"
"Dag"
"Dug," irama itu membuat tubuhku semakin panas, napasku memburu Dan wajahku terasa sangat panas.

Keenan bisa merasakan Jantungku Yang berdetak begitu kencang.

Kami berada dalam posisi Yang saling berhadapan. Tubuhku merebah keatas tubuhnya Yang Dapat kurasakan lewat jemariku Yang Tak sengaja menyentuh dadanya Yang begitu bidang.

Kami terdiam dalam hening masih dalam keadaan Yang sama.

"Lo manis Juga ya, bin," godanya Yang berhasil membuatku semakin Tak bertahan dengan posisi ini.

Namun, Seorang Keenan Tak pernah sekalipun memujiku Dan Tak Akan pernah.

"Kalau ga dilihat-lihat ya,, haha," tambahnya Yang memecah moment itu dengan suara tawa beratnya Yang menggemaskan. Menunjukan Gigi taringnya Yang begitu menggoda, dengan Mata Yang disipitkan karena tawanya, itu sangat sempurna.

Dengan cepat aku mengangkat tubuhku dari atasnya Dan Hal yang Tak kuduga terjadi.

Aku terdiam setelah menyentuh benda di selangkangannya. Aku dengan mudah Dapat merasakannya karena dia hanya memakai celana sport pendek.

Aku melihat benda Yang kupegangi itu. Bahkan tanganku Tak Dapat menggengamnya seutuhnya.

Kulihat wajahnya memerah setelah aku Tak sengaja menyentuh pusakanya itu.

Aku berdiri dengan hati-hati sekarang Dan berjalan cepat ke arah kamarku. Meninggalkan Keenan dengan wajah Yang benar-benar syok.

Apa Yang barusan terjadi?-
.
.
.
Aku sengaja bangun sangat pagi agar aku Tak perlu melihat wajahnya Dan ujungnya membuatku malu. Pasti dia akan menghinaku habis-habis-an.

He is My Enemy!(✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang