Part 16

1.9K 179 1
                                    

" Selamat untuk Regu,-"

" -tiga, karena Menjadi pemenang dalam lomba Malam ini! Selamat sekali lagi," ujar MC Yang langsung membuat kami semua terheran Dan melompat kegirangan Dan saling memeluk.

" Kita juara nih?," Tanyaku.

" Iyalah. Jangan main' sama bendaharanya Yang udah begitu sabar sama Kita sem-," sontak aku langsung memeluk Keenan tanpa isyarat.

Aku diam dalam dekapannya. Aku Dapat mencium aroma maskulin naturalnya itu. Aku benar-benar Sangat merindukan dia. Aku melihat ke-arahnya Yang sekarang berdiri Dan terlihat begitu menjulang tinggi.

Dia melabuhkan koneksi Irisnya tepat pada kedua bola mataku bergantian, kemudian tersenyum. Aku bisa melihat senyumnya Yang begitu tulus Dan berarti.

Dia mengangkat tangannya perlahan Dan mulai mengelus rambutku halus Dan meninggalkan satu kecupan hangat disana.

Aku membeku dengan satu kecupannya Yang begitu mendadak dengan dihiasi Gigi taring Yang terekspos.

Aku melihat ke dalam netranya Yang berubah menjadi cerah dengan Alis Yang melengkung mengikuti kedua matanya Yang menyipit karena tersenyum.

Hidung Yang begitu tegak, rahang tegas Dan leher Yang jenjang, kuteliti intens dengan kedua bola mataku Yang sekarang benar-benar bahagia.

Dengan cepat ia berganti pandangan Dan melirik ke arah jemari Dan tanganku Yang telah diperban sedemikian indah.

Kini raut wajahnya berubah sedikit sedih Dan kecewa.

Dia menundukan kepalanya Yang berkeringat itu Lalu mencium pelan tanganku.

Aku Dapat merasakan bibirnya Yang begitu lembut menyentuh pergelangan tanganku.

" Masih sakit?, Maaf ya, bin," ujarnya.

Aku tertampar dengan kalimat Yang barusan ia ucapkan.

Aku Yang selalu berpura-pura kuat di hadapannya kini benar-benar Tak ingin berbohong lagi dengan tatapannya Yang begitu ingin tahu.

Seketika aku menangis di dalam dekapannya,-

Itu benar-benar menyakitkan mengingat segala Masa kelam Yang kulewati tanpa Keenan bersamaku.

Itu benar-benar Hari-hari Yang buruk.

Namun, segala sakitku kini terluap Dan kini sosok didepanku benar-benar ingin menenangkan diriku dengan dekapan hangat dengan dada bidang Dan pinggang Yang sangat hug-able dengan tangan Yang menarikku lebih dalam ke pelukannya itu.

" Gua minta maaf ya selama ini Gua selalu nyakitin lo. Gua emang brengsek, udah nyakitin lo selama ini," ujarnya sambil menyeka air mataku Yang sedang membasahi pipiku.

Dia kini ia memelukku Makin erat.

Kami Berdua saling menatap bergantian dengan tatapan Yang begitu berarti Dan enggan lepas lagi.

" Jangan diemin gue lagi ya bekantan hutan, Gua udah cukup sengsara," kataku

" Ia. Gua Juga ga bisa diemin lo lebih lama lagi. Nanti ga Ada Yang bisa Gua babuin," ejeknya.

Entah kenapa ejekannya Yang biasa membuat ku geram itu Menjadi ejekan Yang aku ingin dengar dari suara beratnya sekarang.
.
.
.
Anne memeluk tubuh Keenan dengan cepat Dan membuat Keenan hampir Jatuh.

Aku tahu bahwa sedari tadi dia melihatku Dan Keenan berpelukan tadi.

Aku menarik nafas dalam Dan membuang nya perlahan.

Setidaknya segalanya telah Menjadi seperti semula.

Hadiah Yang kami Dapat dari bapak Gubernur senilai 120 Juta dengan piala kebanggaan Yang kami terima. Piala emas berlapis beberapa permata di beberapa sisinya.

He is My Enemy!(✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang