Part 3

2.8K 264 4
                                    

"Beli martabak Sana," ujarnya Dan langsung menyodorkan uang berwarna merah selembar.

"Ini udah tengah malam, sial. Ga Ada warung deket sini Yang buka. Gua ma ogah apalagi jalan Kali," balasku menepisnya.

"Ga peduli, pokoknya lo beliin apaan kek. Yang bisa dimakan," Ujar Keenan dengan wajah yang masih fokus ke game di layar handphone-nya. Memperlihatkan figur menyamping-nya Yang begitu sempurna.

Aku Yang sedari tadi memerhatikan dia dari bawah karena Tingginya Yang kurang ajar itu, sudah muak dengan sosok manusia Tak beradab di-depanku.

"Beli sendiri aja bangke, Gua mau masak!," Kataku diikuti dengan langkah kecil menuju kulkas.

Aku membuka kulkas Dan mendapati beberapa Bahan makanan disana. Seperti daging sapi(beef), telur se-kerat, Dan beberapa ayam mentah.

"Anjir. Pede banget mau masak lo, NYET. Lo mau Kayak kemaren emang,?" Ledeknya Yang mengingatkanku Akan kejadian Yang terjadi beberapa minggu lalu.

Aku merebus 5 buah telur dan mengangkat nya setelah melihat airnya mendidih. Dan alhasil kami berdua makan Telur Yang benar benar mentah.

"Gua Ada ide nih, kalau lo nggak mau Kita mati Hari ini," tawar gue dengan tatapan Mata Yang picik.

"Ngomong aja belibet banget lo, setan. Apaan?," Balasnya dengan nada Yang bosan serta wajah yang begitu lugu karena lapar membuatnya terlihat sangat tampan dengan baju lengan pendek berwarna hitam, celana pendek berwarna cokelat, tinggi Yang begitu menjulang sehingga dia harus sedikit menunduk saat berbicara dengan-ku.

Matanya begitu antusias menatapku ingin tahu. Hidung kecil nan manisnya, bibir tipis Yang digigit masuk kedalam, membuatnya sangat meng- *anjir Gua jijik.

"Kita beli Martabak, pakek motor elu," tawarku mengangkat satu alis menandakan aku menunggu jawabannya.

"Lo emang bener-bener ga normal kali, ya. Tuh motor Gua khususin buat pacar-pacar Gua. Yakali Gua muat elo di belakang. Ogahh!!," Jawabnya menepis.

Dia mencoba menelpon Bunda Dan Ayah. Namun nomor mereka Tak Ada Yang aktif.

"Nomor Bunda sama Ayah ga aktif lagi!," Gumam keenan.

Aku dengan cekatan melangkah ke-arah gantungan kunci motor Dan memilih satu kunci motor Yang sedari tadi kuperhatikan.

Aku melangkah perlahan tanpa memandangi Keenan sekalipun, Dan mulai memasukan perlahan kunci motor kedalam lubang kuncinya.

Motor hitam sport Yang begitu langsing dengan beberapa sticker tertempel disitu.

"Harta, tahta, Anne. Idih bangsat alay banget sumpah. Gua mual," sambil memandangi salah satu sticker Yang tertempel di motor itu.

"Lo ngapain, NYET?," Tanya Keenan Yang langsung menghampiriku dengan wajah bingungnya.

"Tinggalin deh ego lo, Kita jalan pake ni motor," kataku sambil menepuk nepuk body motornya Yang begitu mengkilap.

"Lo pikir Gua ma-," katanya Yang langsung dihentikan bunyi keroncongan perutnya Yang Dapat kudengar.

"Lo masih ga mau?, Lo lebih sayang motor lo daripada perut lo?," Kataku mengejek.

Dia dengan cepat menaiki motornya Yang begitu pas dengan tubuhnya, Dan Kaki Yang bebas dibawah. Karena Tingginya melewati motor itu.

Dia memasukan gigi motor itu Dan menuju pagar, dia berhenti sejenak. Lalu melirik ke arahku.

"Lo nungguin siapa, NYET?," Bentaknya Yang langsung menyadarkanku.

Dia menancap gas lumayan cepat membuatku Tak punya pilihan selain memeluk Keenan lumayan erat Dan meraup perut six-pack Yang Dapat dirasakan karena Keenan memakai baju Yang lumayan tipis.
.
.
.
"Woi, udah sampe. Lepasin, NYET!," Ujarnya Yang membuatku melepaskan pelukan ku Yang begitu rakus pada perutnya itu.

He is My Enemy!(✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang