Chapter 4

1.2K 117 4
                                    

Setelah kelas berakhir selesai Acha lekas membereskan alat tulisnya dan langsung keluar kelas hendak mencari Rasa dan Miky yang kebetulan berbeda kelas dengannya. Acha berjalan di koridor kampus dengan langkah santai. Sesekali ia melempar senyum ramah pada mahasiswa   yang kebetulan berpapasan dengannya.

"Udah dengar gosip belum? mantan ketua  BEM kita. Aduh, itu loh kak Haris yang ganteng tinggi putih terus pintar banget. Katanya dia udah punya pacar. Satu fakultas sama dia!"

Langkah Acha terhenti tepat di belokan koridor menuju kantin. Gadis itu mempertajam pendengarannya agar tidak tertinggal oleh gosip yang baru saja adik tingkatnya itu bicarakan.

"Oh, kak Haris yang sering naik podium itu bukan sih? Gue denger dia sepupuan sama Ataya. Si musikal yang sering manggung di kafe, gak kalah ganteng juga. Tapi masa udah punya pacar? Terakhir gue  cek instagramnya masih jomblo kok!" ucap salah satu gadis berambut pirang yang sedang memperbaiki lipstiknya.

"Bener, kemarin gue lihat dia jalan sama Rereta. Anak fakultas ekonomi yang juga satu angkatan sama kak Haris. Gak heran sih, Rereta juga cantik gitu, kalau gue cowok juga gak bakal nolak di pepet cewek secantik itu" sambung si cewek berambut lurus.

"Tapi lusa kemarin gue lihat kak Haris pulang bareng Acha. Si anak hukum yang sering menang lomba debat itu loh. Yang tinggi putih terus ramah banget!" sela si pembicara pertama. Mereka tampak asyik bergosip sampai tidak menyadari ada mata-mata yang mengawasi mereka dengan cermat.

"Duh, pusing pala berbie. Udah ganteng banyak gandengan, udahlah yang waras ngalah. Terserah mantan ketua BEM kita aja mau pilih siapa. Sama Rereta juga bisa sama Acha juga bisa. Semuanya cantik. Gue kentank gue mundur,"

Setelahnya ketiga mahasiswi itu tertawa keras. Acha yang masih berdiri di sembari berpura-pura sibuk dengan ponselnya pun langsung mengangkat kepala dan melanjutkan langkah. Tidak lupa ia memberikan senyum paling ramah pada ketiga mahasiswi yang sebelumnya membicarakan dirinya.

Acha tidak marah. Karena ia sendiri sadar Haris memang sesempurna itu untuk di kagumi para fans fanatik. Tetapi tidak tau saja mereka bagaimana sikap asli Haris yang penuh tipu daya dan sangat menyebalkan. Jika mereka tau mungkin saja mereka tidak akan memuji Haris sesempurna itu lagi.

Getar ponsel yang ada di genggaman tangan Acha menghentikan langkah gadis itu. Sembari memeriksa pesan yang masuk Acha sengaja duduk di kursi depan kelas penghubung antara fakultas hukum dan ekonomi. Gadis itu sesekali tersenyum ramah saat ada beberapa orang yang menyapanya.

Suami
Cha, nanti pulang kuliah aku mesti bimbingan sama Pak Raska di rumahnya. Kamu gak papa pulang sendiri?

Acha mengela napas panjang, jemari tangannya menari di atas keyboard ponsel, membalas pesan dari suaminya.

To: Suami
Kamu pulangnya jangan larut malam. Aku bisa pulang sendiri. Kamu jaga mata, jangan genit sama cewek lain. Ingat udah punya istri di rumah 😘💕

Acha tertawa kecil kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Setelah puas menggoda Haris menggunakan emotikon kiss bye gadis itu lekas membelokkan langkah menuju kantin. Perutnya sudah keroncongan meminta di isi asupan gizi.

Setiba di kantin Acha langsung mengedarkan pandangan mencari keberadaan Rasa dan Miky. Tumben sekali dua manusia itu tidak membuat keributan di grup dan tidak mengabarinya untuk makan siang bersama.

"Woy, Chaca. Bebeb, lo ngapain berdiri macam orang bego. Sini," Miky yang duduk tidak jauh dari pintu kantin langsung melambaikan tangan pada Acha. Rasa pun juga ikut melambaikan tangan, membuat gerakan perintah agar Acha segera mendekat.

Rembulan ReachaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang