Chapter 19

772 82 7
                                    

H A P P Y R E A D I N G

•••

Dua minggu kemudian

"Selamat wisuda, Masku."

Acha berdiri diantara tamu undangan dengan senyum lebar, kedua tangannya merentang, bersiap menyambut suaminya itu.

Haris balas tersenyum lebar, dia mendekat dengan toga kebanggannya itu.

"Masku?" kedua alisnya bertaut, Haris menatap Acha dengan seringai kecil. "Aku punyamu?" tanyanya kemudian.

"Ih, kamu kan memang punyaku!" Acha berdecak kesal. Dia menghentakkan kecil sambil bersedekap dada, wajahnya cemberut.

Beberapa yang melihat interaksi itu terkekeh gemas. Pasangan ini memang tak tau tempat, bisa-bisanya mengumbar kemesraan di hadapan publik.

"Kenapa? Udah bisa kerja sendiri sekarang mau selingkuh?" Acha melotot lebar membuat Haris terkekeh kecil. Dia mendekat dan memeluk singa betina itu, jangan sampai moodnya buruk di acara wisudanya sekarang.

"Enggak, sayang. Buruk banget prasangka kamu, mau dilaknat malaikat?" tanya Haris agak berbisik. Acha semakin cemberut kesal. Dia melepas pelukan dan memberikan buket bunga pada suaminya itu. Diterima Haris dengan kuluman senyum geli.

Dasar gengsian!

"Kadonya nyusul," bisik Acha sambil mengedipkan satu matanya genit. Haris sampai menutup mulut agar tak kelepasan tertawa, istrinya mulai berani.

"Habis ini masih ada acara lagi?" tanya Bunda Cecilia yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Haris. Keduanya menoleh dan menemukan Cecilia bersama suaminya keluar dari Auditorium kampus. Ada si kembar yang kini semakin memandang iri karena sudah mencapai sesuatu yang masih lama mereka raih.

"Ada sambutan, Bun. Bentaran aja palingan. Ini aja baru di infoin. Aku naik lagi ke atas." ucap Haris. Tadi saat pembagian ijazah sarjana Haris sudah berpidato di depan karena menjadi salah satu mahasiswa berprestasi. "Palingan cuma penyampaian kesan dan pesan."

Acha mengangguk kecil, tangannya tak mau jauh-jauh dari gandengan Haris. Takut suaminya digondol anjing, soalnya di depan Auditorium ini banyak sekali cewek-cewek yang menatap suaminya penuh minat.

Tau tau, Haris memang ganteng.

"Tuh dah mulai, masuk lagi yuk." bunda Cecilia segera menggiring keluarganya untuk segera masuk kembali ke Auditorium. Acha semakin riang saat bertemu dengan Miky dan Rasa, dua temannya itu sudah asik flirting dengan para senior yang hari ini merayakan kelulusannya.

Kalau kata Miky, siapa tau ada yang nyantol.

Acara kedua ini disi oleh berbagai pentas seni seperti tarian tradisional, grup band, silat dan banyak pertunjukan lainnya dari UKM atau UKK kampus. Ada juga beberapa yang menyumbangkan secara sekarela, tentu dari segala random acara yang paling ditunggu adalah penyampaian kesan dan pesan oleh beberapa mahasiswa yang di tunjuk. Setelah ada sambutan dari beberapa dekan kampus dan fakultas kini mahasiswa yang dipilih untuk menyampaikan pesan dan kesannya satu persatu dipanggil untuk maju ke depan.

Saat tiba giliran Haris, Acha tak bisa menyembunyikan senyum gelinya saat suami yang dulunya terlihat dingin itu tampak salah tingkah disoraki oleh para mahasiswi karena menjadi salah satu senior paling tampan.

Di depan sana Haris tersenyum kaku, sembari mengusap tengkuknya sendiri. Bayangkan saja, dia berdiri di depan ribuan orang, tentu saja ia masih grogi walaupun sudah terlatih di organisasi.

Sebelum mulai menyuarakan kesan dan pesannya Haris berdehem pelan. Niatnya hanya ingin menyampaikan sedikit pesan.

"Halo semua, semoga nggak bosan ya lihat saya beberapa kali naik panggung,"

Rembulan ReachaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang